BAB 10

9.8K 514 0
                                    

Alle hampir tertabrak saat berusaha menyebrang jalan. Seseorang bahkan berteriak ke arahnya, "Minggir kau, apa kau mau mati?!" Tapi Alle tak mendengarkannya. Ini adalah tekanan terbesar yang pernah Alle rasakan. Belum pernah ada yang pernah berbicara begitu merendahkan Alle seperti cara Marie tadi.

"Alle, aku berbicara pada mu! Tolong ambilkan roti di oven!" Teriakan perempuan itu membuat Alle tersadar. Gerakan Alle yang lamban membuat perempuan itu tak sabaran. "Sudahlah, biar ku ambil sendiri!"

"Aku ingin roti itu di beri selai kacang." Seorang perempuan berbicara. Alle tak begitu melihat. Dan mengolesnya dengan selai jeruk. "Hey, Nona! Kau salah! Aku minta selai kacang!" Wanita itu mulai marah-marah. Alle tergagap, hari ini konsentrasinya benar-benar kacau.

"IBU!" Teriak seorang anak laki-laki. Tapi entah mengapa Alle melihat ke arah suara itu.

"Itu Ibu ku! Itu Ibu ku!" Teriakan anak itu kencang dan membuat wanita itu kewalahan. "Jason, jangan berteriak!"

Alle yakin mendengar nama 'Jason' disebut, dan saat itu juga anak laki-laki itu berlari kecil ke arahnya. "Ibu!" Alle spontan menunduk dan menerima Jason dalam pelukannya. "Ibu.." Anak laki-laki itu begitu girang dan mengecup pipi Alle berulang kali. "Ibu.." Ucapnya sekali lagi.

Wanita tadi mengernyitkan keningnya dan terlihat tidak suka. "Tolong, turunkan cucu ku."

Alle akan menurunkannya, tapi anak kecil itu menolak untuk turun dan melepaskan pelukannya dari Alle. Wanita itu mendekat dan menarik tangan kecil anak laki-laki itu. "Kemarilah sayang, kita sudah bertemu Ibu mu tadi."

Anak kecil itu menggeleng dan mengetatkan pelukannya. "Aku bersama Ibu." Jawabnya.

"Oh, mungkin sebaiknya kau harus ikut bersama nenek mu, sayang." Kata Alle berusaha untuk meyakinkan anak laki-laki itu. "Tidak, aku bersama Ibu." Jawabnya.

"Jason, cepatlah! Ayo kemari!" Wanita mulai menarik tangan anak laki-laki itu lagi dengan paksa. "Tidak, aku bersama Ibu..." Anak kecil itu mulai merengek dan membuat suasana di toko kue itu menjadi bising. Beruntung, tak ada orang yang benar-benar peduli dengan kejadian itu.

"Baiklah, biar ku telepon Ibu mu. Sebentar." Wanita itu menunggu jawaban telepon, sayangnya tak kunjung diangkat. Karena kesal, wanita itu mengumpat. "Kurang ajar kau!"

"Apa berhasil?"Tanya Alle. Anak laki-laki itu memainkan anak rambut Alle. Wanita itu tak menjawab dan menatap Alle tajam. "Siapa kau, Nona?"

"Aku Alle, kenalkan." Alle mengulurkan sebelah tangannya, tapi wanita itu tak membalas jabatan tangannya. Alle menarik kembali tangannya. Sepertinya hari ini orang-orang mengacuhkan Alle.

"Jason, ayolah. Kita akan terlambat, pesawatnya akan pergi."

"Pesawat, apa kalian akan pergi?"

"Bukan urusan mu, Nona." Balasnya ketus pada Alle. "Ayo, Jason!" Wanita itu mulai menarik tangan Jason kasar. "Tunggu, Nyonya! Jangan menarik tangannya seperti itu."

Jason mulai menangis dan membuat kesabaran wanita itu mulai habis. "Lepaskan cucu ku! Biarkan dia ikut bersama ku!"

Insting Alle berkata sesuatu yang buruk yang akan terjadi. "Tunggu sebentar, boleh ku tahu siapa Nyonya?"

"Dengar, Nona. Aku nenek nya."

Tapi, Alle memang cerdas. Dan dia tak mudah untuk percaya. "Dengar, tapi aku mengenal anak ini. Apa Will tau kau akan membawanya?"

"Bagaimana kau mengenali ayahnya? Siapa kau?"

"Aku,-"

"Dia Ibu ku." Jason menyanggah kata-kata Alle. "Ibu, aku takut..." Anak laki-laki itu menyembunyikan kepala kecilnya di leher Alle. "Aku percaya pada anak kecil." Kata Alle.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang