Satu pemandangan di pagi hari yang membuat Alle terperangah. Dia segera melilit sprei asal ke badannya. "Astaga-" Pekik Alle. "Will!?" Teriak Alle memanggil. Tapi Will masih sibuk mengambil cincin yang dia simpan dalam kamar mandi. Hanya itu ide yang terbersit dibenaknya saat bingung harus menyimpan cincin itu dimana.
Alle berjalan, mengambil setangkai mawar dari vas kaca itu. Semerbak aroma mawar yang segar megar di penciumannya. Hampir jatuh sprei yang melilit tubuhnya saat dia berbalik badan, mendengar Will menyapanya. "Selamat pagi, oksigen ku."
"Aww, kau sangat romantis. Aku akan pingsan---"
"Tidak, tidak, kemarilah." Will menarik Alle dalam pelukannya. Gerakan perlindungan semacam itu selalu mampu menghangatkan hati Alle. "Ini sangat manis, terimakasih." Ucap Alle pelan, matanya tiba-tiba memanas karena perasaan terharu pada sikap seromantis ini yang Will tak pernah tunjukkan.
"Kau pantas menerima ini." Will menciumi buku-buku jemari Alle. Segera dia berlutut, "Menikahlah dengan ku?" Lalu memberi satu kotak cincin di hadapan Alle.
Air mata Alle turun, kepalanya mengangguk pelan. Tak ada jawaban keluar dari mulutnya, isakannya semakin kencang. Will salah tingkah, "Alle?" Jantungnya berdebar-debar atas reaksi Alle.
"Aku sudah mengatakan ya semalam." Jelasnya pelan. Will mengumpat pelan lalu segera berdiri, menghapus air mata Alle di pipi nya. Di pakaikannya cincin itu ke jari manis Alle. "Kau milikku." Ucapnya seraya diikuti gerakan mendekap Alle.
Cincin berlian dua puluh empat karat itu bersinar. Tadinya Will tak ingin repot menyiapkan itu selagi Alle tertidur sepanjang malam. Tapi dia ingin memberi kejutan pada wanita itu. Sedikit keromantisan dipagi hari, ide yang tak pernah Will pikirkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...