Armando mengetuk pintu kamar Chris dua kali, lalu masuk. Laki-laki itu tidur bersama seekor anjingnya, bertelanjang dada, dan tertidur seenaknya. "Bangun." Armando menarik bantal gulingnya cepat, membuat Chris dengan cepat sadar. "Mau apa?"
"Menurut mu kau akan terus seperti ini? Minum, balapan, pesta, tidur sampai petang, berjudi, tak berusaha untuk menghasilkan uang sementara ada banyak orang yang tak bekerja!" Armando sudah kehilangan kesabaran. Lalu sedetik kemudian Chris menjawab, "Keluar. Aku bisa menghasilkan uang jika yang kau maksud harus bangun pagi dan datang ke kantor."
"Apa kau tidak menunjukkan sedikit hormat mu?"
Chris bangkit dari tempat tidurnya dan mengenakan kausnya. "Apa kau pantas diberi hormat? Ingat, permasalahan kita belum berakhir."
"Bisa beritahu aku satu."
Chris mendekat dan menatap wajahnya tajam, memelankan suaranya agar Isabel tak mendengar pembicaraan mereka. "Aku melihatnya, dengan mata ku. Tidak perlu merasa kau terhormat. Aku tahu Alle akan berakhir sama seperti perempuan simpanan mu."
Armando tertawa sebentar. "Kau mencurigai kami berdua, begitu? Aku sangat tahu jika aku memang masih belum pantas dimaafkan--"
"Tidak kan pernah." Sanggah Chris.
"---tapi berpikirlah sebelum mencurigai sesuatu." Sambung Armando. "Alle hanya pamit malam itu." Jelasnya, tapi Chris hanya diam. "Baiklah, jika kau tak percaya." Armando akan berjalan keluar saat Chris memanggilnya kembali. "Apa, apa yang kalian katakan?" Akhirnya Chris bertanya meski enggan. Armando tersenyum lalu berbalik badan.
"Alle kembali ke New York."
Raut wajah Chris berubah datar dan diam cukup lama. Armando tak bicara apa-apa lagi lalu keluar.
***
"Selamat pagi." Claire, perawat berambut panjang dengan khas kuncir kuda yang selalu menjaganya masuk. "Kau terlihat semakin sehat." Lanjutnya lagi. Will hanya balas tersenyum tipis sambil memperhatikan perempuan itu masuk membawa sepaket bingkisan.
"Ini, ada paket kiriman untuk mu." Will menerimanya. "Thomas Gerald pengirimnya."
"Terima kasih." Jawab Will. Tapi Claire masih berdiri, "Apa kau butuh sesuatu?" Will menggeleng, "Tidak, Claire."
"Baiklah. Aku akan datang lagi melihat mu. Kita akan latihan berjalan lagi. Sampai jumpa." Claire menutup pintu sambil terus tersenyum. Semakin hari perasaan Claire pada pria itu semakin bertumbuh, tidak hanya sekedar mengaguminya, tapi dia sangat suka jika bersentuhan dengan Will.
Will membuka paket itu dengan bingung. Dia memang mengenal Thomas Gerald, tapi itu sudah lama sejak pria itu berhenti bekerja darinya demi tugas mengabdi jadi agen rahasia angkatan militer Amerika.
Sepucuk surat terlampir di dalamnya berisikan kata-kata.
Kepada William John, sudah sangat lama sejak aku pergi dari tugas ku. Mendengar berita kecelakaan mu dari salah satu teman ku, membuat ku sangat khawatir. Aku senang jika akhirnya Allegra menjadi gadis pilihan mu. Dia gadis manis, polos dan cerdas. Maaf, tapi Allegra lebih baik dari Cecillia.
Nikolai Zleniksky dan Ivana, mempertemukan ku dengan seorang gadis bernama Lori Andrea Spencer. Setelah aku ketahui jika Allegra punya hubungan kekeluargaan dengan Lori A. Spencer. Dia meminta ku mengatakan keberadaan mu, maafkan aku, tolong sampaikan permintamaafan ku kepada Ibu Mu, Marie Elizabethrose Altamirano.
Saat ini gadis mu dalam keadaan baik. Dia sempat pindah ke New Mexico City bersama Ibunya. Dia menunggu mu, itu yang ku ketahui dari Lori. Segeralah kembali dari Prancis.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...