Semenjak kedatangan Alle tiga minggu yang lalu di Kota Meksiko, Nicole lebih banyak menghabiskan waktu bersama Alle di dapur. Gadis mungilnya terlihat sangat rupawan. Kulitnya yang coklat keemasan berpadu dengan rambut ikalnya yang panjang bergelombang. Nicole tak pernah bertemu dengan Alle sejak perceraiannya bersama Peter.
Nicole sempat mengira jika wanita yang ditemuinya di depan pintu itu bukanlah Alle. Bodohnya dia karena sempat berpikir jika gadisnya tak kan mungkin seeksotis itu. Nicole bahkan tak percaya jika anak perempuan yang dia miliki bisa memiliki dagu terbelah seunik itu. Rahang wajah Alle-nya adalah rupa Peter.
Alle mengagetkan Nicole yang sedang memegangi bingkai foto, "Ibu, Ibu merindukan ayah?" Bisik Alle sambil memegangi pundak Nicole dari belakang. Jemari Nicole terulur ke pundaknya dan meminta Alle agar berdiri dihadapannya. "Kau ingin pergi? Kemana?" Tanya Nicole memperhatikan tampilan Alle siang itu. "Kenapa? Memangnya apa yang salah?" Tanya Alle sambil menggoyang roknya.
"Kau cantik sekali." Puji Nicole. Alle tersenyum malu, dan menunduk memeluk Ibunya yang duduk di kursi roda. "Ibu, Ibu menggoda ku lagi, ini biasa saja. Mau ku antar kemana?" Tanya Alle sambil memegang gagang kursi rodanya. "Pergilah, Ibu bisa lakukan sendiri."
"Ibu ingin sesuatu dari luar?" Alle memasang sepatunya. "Tidak, sayang."
Alle sampai disebuah tempat yang ingin ditujunya. Sebuah kantor berita di Kota Meksiko. Alle masuk ke dalam gedung itu, tempatnya ramai oleh orang yang berseliweran kesana kemari dengan tampilan yang modis dan rapi. Alle menimbang penampilannya sedikit, meyakinkan diri bahwa tak ada yang salah dengan tampilannya. Dia mirip dengan wanita-wanita disana.
"Permisi, aku ingin bertemu dengan Tuan Armando Levesque." Kata Alle pada seorang wanita yang duduk di depan meja berpapan Mesa de Ayuda (Help Desk ). Wanita yang diajak Alle berbicara memandangi Alle. Lalu membawa Alle naik elevator.
Suara ribut-ribut dari dalam terdengar, membuat Alle bergidik ngeri. "Masuklah, dia ada di dalam." Kata wanita itu sebelum meninggalkan Alle di depan pintu itu. Alle menarik nafasnya sebentar, sebelum memberanikan diri membuka pintu. Untuk sesaat keheningan langsung terasa saat Alle menekan gagangnya. Alle masuk ke dalam.
Dua orang laki-laki yang sedang bersitegang terdiam saat Alle masuk ke dalam. Salah satunya memandangi Alle dengan datar, lalu dengan cepat mengerti bahwa ada tamu yang datang. Sedangkan sebelahnya, seorang laki-laki berkemeja lengan pendek, terasa ketat membalut tubuhnya, celana jeansnya yang lusuh, dan senyum yang membuat Alle untuk sesaat tersipu.
"Maaf, apa aku mengganggu?" Tanya Alle, berdiri memegangi dokumen di dadanya. "Tidak, tentu saja!" Jawab laki-laki itu. Alle menimbang jika laki-laki itu sedang mencoba bertindak agresif di depannya. "Tidak, dia benar. Ayo kemari mendekat." Alle sempat bingung, sudah lama sekali dia tidak berbicara bahasa Spanyol.
"Ayah aku akan tunggu di luar." Kata laki-laki itu pada pria yang lebih tua darinya. Saat akan melewati Alle, dia berbisik ke telinga Alle dengan jarak dekat. Alle bergidik ngeri untuk sesaat. "Hey, Nona Manis..."
"Pergi sana! Jangan coba menggangunya!" Usir pria itu. Laki-laki yang diusir itu tertawa ringan, lalu keluar. Alle tersipu saat laki-laki yang dia taksir seusianya mengedipkan mata padanya sebelum menutup pintu.
"Maafkan dia, sungguh."
"Tak masalah, Tuan Armando?" Alle bertanya ragu-ragu. Pria bernama Armando itu tersenyum lalu membenarkan tebakan Alle. "Silahkan duduk."
Selama sejam berada di dalam, Alle menyerahkan semua hal yang dia bawa. Alle memang mencoba menjadi seorang editor berita televisi di kantor itu. Ini semua berkat Lori, perempuan itu meminta Alle untuk menemui Armando dengan harapan agar Alle bisa bekerja disana sampai dia benar-benar membawa Nicole pindah ke New York.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...