"Will." Vivian muncul bersama anggur dan gelas. Will berbalik badan, setelah menerima telepon dari Thomas, sekarang Will semakin tidak tenang.
"Bibi."
"Ayo bersulang." Mereka duduk di kursi kayu yang sengaja di letak di teras. "Alle tertidur?"
"Begitulah." Jawab Will, lalu menyesap anggurnya. "Bagaimana dengan rumah ini setelah kau pindah?"
"Aku tidak akan pindah dan mengikuti ajakan Rumah Jompo sialan tak berguna itu." Umpat Vivian. "Aku bisa merawat diri ku. Semua akan menua, tapi jiwa ku selalu muda."
"Itu bagus, tapi kau akan butuh sesuatu. Kau akan membutuhkan perawat, Bibi."
"Perhatikan saja diri mu dan Alle. Aku bisa melakukannya sendiri. Jangan khawatir. Jadi katakan ada apa. Sesuatu pasti terjadi. New York tidak aman, di sini lebih aman. Katakanlah."
"Aku ingin melindungi Alle."
"Wartawan, Marie, yang mana dari kedua itu mengganggu Alle?"
"Mereka tidak bersalah," Will menarik nafas, mengalihkan pertanyaan, "Kami minta maaf untuk yang tadi."
"Sudahlah, lupakan itu. Aku tidak masalah, aku bersedia mendengar itu setiap hari. Itu membuat ku bergairah."
Mereka tertawa. "Katakan alasan itu." Vivian mengungkitnya lagi setelah tawa mereka reda.
"Seorang pria menyukai Alle. Dia ingin merebut milik ku."
"Anjing, maaf, aku tak bisa menahan diri. Laki-laki gila apa yang menginginkan wanita hamil milik pria lain!?"
"Tidak masalah, Bi. Aku sedang mengirimnya menuju neraka, tapi paket belum tiba. Sedang dalam perjalanan."
Vivian tertawa kencang.
Tak lama setelah itu, Will berbicara serius, menggenggam tangan Vivian. "Aku ingin kau menjaga nya. Untuk ku."
"Kau akan kembali?"
"Sampai laki-laki itu benar-benar tiba di neraka."
"Alle akan aman disini."
"Mereka adalah segalanya, Aku akan berikan semuanya untuk mereka."
"Kau tahu, aku bangga pada mu."
***
Will mengecup kening Alle berulang kali, "Disini lebih baik, Vivian ada untuk mu."
"Aku gila tanpa mu."
"Aku gila bersama atau tanpa mu." Lalu Will mengelus perut Alle, "Ayah mencintai mu."
Vivian menunggu di depan pintu, menyaksikan kedua orang itu berpisah. Untuk sementara, Will berjanji. Will masuk ke mobil, memutarnya cepat.
Setelah Will pergi, Alle masuk bersama Vivian. "Jadi apa yang kau inginkan, sayang?"
"Entahlah, tapi aku sudah merindukannya."
"Kemarilah wanita hamil, kau sangat sensitif!" Vivian mendekap Alle dekat. "Katakan apa saja agar ku lakukan untuk mu, Nyonya Altamirano." Imbuhnya.
"Terimakasih,"Alle menatap Vivian, "Kau sangat baik, Bibi Vivi."
Di dalam perjalanan Will, Thomas sudah meneleponnya lagi.
"Aku hanya ingin tahu jika kalian sudah kembali."
"Aku meninggalkan Alle, itu cara terbaik."
"Bersama Vivian, ide yang bagus. Aku menunggu mu, Will. Berhati-hatilah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...