Chris duduk menikmati sandwich gulung dimejanya sendirian. Sudah hampir tengah malam, dan dia baru mengunyah itu untuk mengisi perut kosongnya.
"Christo, ini Ibu. Ibu dan Armando merindukan mu. Tolong kirimkan pesan balasan kepada kami. Armando akan menghajar mu, dia benci karena kau meninggalkan kami. Ini tidak baik, putuskan untuk kembali."
Chris menutup pesan suara itu, tertawa mengejek. "Aku putuskan tinggal, mama." Jawabnya dengan aksen Spanyol. Dia berdiri dan keluar.
"Halo, mama! Ini aku, pesan mu sangat menyentuh. Aku memutuskan New York, kembali bersama Allegra. Armando mengenali wanita ku itu. Simpan tinju itu untuk nya." Setelah itu Chris mengirim pesan suara itu, mendengarnya kedua kali, tertawa dengan isi pesan suaranya.
Chris melajukan mobil itu, mobil sedan yang Ia beli beberapa waktu yang lalu. Dia menghitung jumlah uang yang tersisa dalam dompetnya. "Sial, menipis." Gumam nya lagi pakai bahasa Spanyol.
Isabel dan Armando bertatapan mendengar pesan balasan Chris.
"Apa yang dilakukannya." Desis Armando.
"Siapa, Allegra?" Isabel balas bertanya.
"Dia gila, putra mu gila."
"Dia putra kita." Isabel mengingatkan. "Jangan menyebut seperti itu. Ada apa?"
"Putra mu jatuh cinta pada istri William."
Isabel tidak mengerti, tapi tetap melotot karena kedengarannya Chris tetap jahat. "Apa? Istri siapa? William?"
"Dia tolol. William bisa membunuhnya."
"TOLONG BICARA YANG JELAS." Isabel menaikkan intonasi suaranya.
"Bodoh, William Altamirano. Putra John Henry. Kita bertemu John empat tahun lalu, kau ingat?"
"Laki-laki berjas kuning emas yang kau sebut 'Taipan Amerika' ?"
Armando mengangguk. Isabel syok. "Anak bodoh! anak bodoh!" Umpatnya. "Bagaimana sekarang?"
"William laki-laki berbahaya." Hanya itu, Armando pergi keluar kamar.
***
Kepulangan Will dan Alle mengejutkan Marie.
"Mereka kembali?" Marie melihat ke arah John, memegang gagang telepon. Thomas meneleponnya. John berdiri, mengambil gagang telepon.
"Ada sesuatu?" John berbicara.
"Tuan John, bukan itu beritanya. Alle menggugat perceraian untuk Will."
John menegang sebentar, mengerang karena tiba-tiba dia merasa jantungnya sakit. Dia hanya mendengar Marie menjerit, "John!" Marie mengguncang John, lalu menyadari jika laki-laki itu terkena serangan jantung.
Diraihnya gagang telepon itu, "Thomas! Thomas, John serangan jantung!"
Thomas tersentak, dia menutup teleponnya. Segera masuk ke mobil, turun dari lift apartemen. Sebelah tangannya menelepon Will.
"John terkena serangan jantung. Aku menuju rumah sakit kota."
Ucapan Thomas membuat Will mengumpat, "Putar mobil ini." Perintahnya pada supir. Setelah mengantar Alle tadi, Will segera meninggalkan Alle disana.
"Alle, kita tidak bisa kembali kesana." Bantah Will saat Alle meminta untuk kembali pada Nicole. "Ibu akan bertanya."
"Bukankah kita seperti itu? Apa yang kita bohongi?"
"Alle,-" Desis Will, menatap Alle. "Kita bicarakan semua nya setelah ini. Bisa kali ini kita sepakat?"
Alle diam. Will menambahi, "Setidaknya jangan mengingkari ini dulu, tolong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...