Lori menutup pintu setelah menerima paket pengiriman yang datang. Kotaknya cukup besar dan berat, membuat Lori penasaran. Lori berteriak ke empat kalinya, tapi Alle belum juga menyahut. Lori berjalan ke kamar Alle dan mengetuknya. Tak biasanya, tapi kali ini Alle mengunci kamarnya.
Alle membuka pintu setelah Lori mengetuk pintunya keras. "Selamat pagi tuan putri, ini ada kiriman untuk mu." Mata Alle membulat, sedikit kewalahan karena menerima kotak itu. Lori tersenyum pada Alle, "Duda kaya itu yang mengirimnya."Ucapan Lori terdengar menggoda di telinga Alle. Alle memperhatikan bungkusannya, pitanya mengkilat dan rapi.
"Sepertinya dia ingin mengencani mu." Kata Lori lagi, lalu mengedipkan matanya pada Alle. Alle duduk dan membaca kartunya. Lori ingin ikut membacanya, tapi Alle beringsut menghindar dan tersenyum mengejek. "Ini ajakan bercinta..."Ucap Alle sambil tertawa. Lori ikut tertawa.
"Baiklah, itu rahasia kalian... Aku akan berangkat dulu, bye!" Lori mengecup pipi kiri Alle. "Aku akan mendengar cerita mu semalam, tapi nanti. Jadi simpan dulu sampai aku kembali." Sambung Lori. "Ya, sampai jumpa Lori." Suara Alle terdengar serak.
Alle menunggu Lori hilang dari pandangannya, lalu langsung membuka bingkisan kotak itu. Matanya membulat menemukan sebotol anggur yang diletak di atas sebuah gaun. Alle tak percaya dengan gaun itu. Ini gaun paling indah yang pernah Alle miliki, mungkin juga gaun yang pernah Alle lihat.
Alle bangkit berdiri, mengambil ponselnya dan menekan nomor Will secepatnya. Pria itu langsung mengangkatnya, Alle tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Selamat pagi, Alle." Suara Will terdengar sangat seksi di pagi hari. "Sudah mencoba gaunnya?" Tanya pria itu langsung. Alle menahan perasaan membuncahnya, mengatur cara bicaranya. "Belum, aku akan mencobanya nanti."
"Kenakan nanti malam, Alle. Aku mengirim supir untuk menjemput mu, Alle."
"Tapi untuk apa mengirim supir?"
"Aku tak bisa menemani mu berdandan."
Alle tertawa kecil. "Aku tak suka berdandan."
"Juga coklat. Kau sangat spesial. Sampai jumpa, Alle."
"Sampai jumpa..."Jawab Alle, suaranya tak bisa menyembunyikan perasaannya.
"Jangan berbicara seperti itu."
"Kenapa?"
"...Entahlah" Will menahan dirinya, diam untuk sebentar. "Kau punya suara yang indah."
***
Olivia memperhatikan Alle yang sedari tadi tersenyum. "Apa terjadi hal romantis antara kau dan Will?" Alle berhenti menyusun kue kering itu, menarik nafas sebentar. "Dia mengajak ku ke pesta."
Olivia membulatkan matanya. "Ya Tuhan! Apa itu sungguhan?" Alle mengangguk, tersenyum sambil menggigit bibirnya. "Kau akan bertemu dengan orang-orang yang hebat, Alle. Kau tau, pernikahan Will dan Cecilia dihadiri oleh orang-orang penting, selebriti dunia, dan keluarga kerajaan Swedia." Jelas Olivia. Mendengar itu, Alle merasa minder.
"Aku tak pantas, Olivia. Aku tak pantas." Ucap Alle. Olivia merangkul pundak Alle. "Kau wanita spesial untuk Will, Alle. Dia pasti jatuh cinta pada mu. Tak ada alasan lain bagi seorang pria seperti Will meminta mu secara langsung untuk menemaninya jika kau tak punya arti khusus baginya."
Kata-kata Olivia membuat sedikit Alle percaya diri. "Dengar Alle, dia mulai jatuh cinta pada mu. Dapatkan hatinya." Mata Olivia menatap Alle sungguh-sungguh.
"Aku tak yakin, Olivia. Mungkin ini hanya ajakan pesta biasa." Balas Alle. Olivia mencubit lengan Alle pelan dan berkata, "Aku akan menghukum mu, jika pria itu benar jatuh cinta pada mu. Berdandanlah yang cantik, Alle. Buat dia menginginkan mu malam ini." Bisik Olivia. Alle tertawa dan menjauh dari Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
Roman d'amourNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...