Alle meletakkan botol itu di atas nakas. Setelah bertemu dengan Nicole tadi, sedikit perasaan lega Alle muncul. Will muncul dari balik pintu, "Hei." sapanya, kemudian mengecup kening Alle sekilas. "Hei." Balas Alle.
"Bagaimana persiapan mu?"
"Sudah siap. Kita akan membawa Jason?"
"Tidak."
"Tidak?"
"Hanya beberapa hari di Las Vegas, setelah kita kembali untuk pekerjaan mu, kita akan menikah."
"Aku belum mengatakan jika aku siap."
Will berhenti sebentar dari kegiatannya mengetik. Dia berdiri dan menatap Alle. Tapi perempuan itu tak ingin melihatnya. "Apa kau mengatakan tidak?"
Alle diam, berbalik badan. "Alle?" Alle tetap berjalan, menutup pintu. Dia sendiri tidak tahu mengapa akhir-akhir ini dia lebih suka menghindari Will. Bukan hanya pada perdebatan kecil yang sering terjadi diantara mereka, tapi Alle masih belum siap untuk semua embel-embel pernikahan.
Jason sedang berjalan membawa piala di tangannya menuju kamar Alle. Disana tak ada siapapun. "Ibu?" Panggilnya. Dia masuk perlahan, meletakkan piala itu di atas nakas. "Ayah?" Panggilnya sekali lagi.
Jason naik ke tempat tidur, berbaring disana sejenak. Satu bungkus kondom yang sengaja di sembunyikan Will di bawah bantal, agar dia tak perlu repot mengambilnya setiap bercinta bersama Alle, terjatuh. Jason menyadarinya dan mengambilnya. Di pandanginya bungkusan itu, lalu di bukanya. Tak tertarik pada yang di pegangnya, dibuangnya bungkusan itu asal ke sudut.
Jason kembali beranjak, hendak mengambil piala di atas nakas itu. Beruntung saat menyenggol botol kecil itu hanya membuatnya menggelinding sebentar. Penasaran, Jason membuka botol itu. Di baui nya sekilas, tertarik pada selaput merah itu, dan aroma nya yang hambar.
Mengira itu adalah manisan, Jason keluar membawa botol itu bersama pialanya. Dia turun dari tangga, menemukan Alle dan Will sedang berbicara. Alle dan Will segera berhenti berdebat. "Ibu?" Sebutnya, lalu naik ke pelukan Alle.
"Apa ini?"
"Piala, aku menerima nya dan mendapat lencana Ksatria." Pamer anak kecil itu, menyerahkan piala di tangannya. Will mengecup pipinya cepat. "Anak ayah!" Lalu mengambil Jason dari dekapan Alle.
"Itu sangat hebat!" Puji Alle, tetap menjaga senyumnya. Alle menjauh meninggalkan keduanya.
***
Chris membaca tiket di tangannya. Di buangnya puntung rokok itu. Lalu dia berlalu darisana. Motornya kembali berpacu membelah jalanan. Jalanan sesak oleh orang-orang yang hilir mudik, kendaraan yang padat dan terik yang masih menyengat bahkan disaat sore hari.
Chris masuk pada salah satu bar, beberapa orang disana memandanginya. Perempuan-perempuan disana tersenyum kagum padanya. Chris balas menatap dengan pandangan yang sangat menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...