BAB 24

7K 325 3
                                    

Meksiko masih sama seperti tahun-tahun sebelum Alle meninggalkannya. Gedung-gedungnya tak banyak berubah, mengusang seiring bertambahanya tahun. Orang-orang disana juga tetap sama, seperti biasa.

Perempuan-perempuan Meksiko, senang menari di pinggir kafe, membuat kemacetan di jalan. Bersulang tequilla dengan beberapa orang. Alle sangat merindukan tempat seperti ini. Di New York, orang bahkan tak peduli apa yang kau lakukan. Saat malam sudah tiba, orang-orang Amerika lebih suka pergi ke bioskop, atau pub.

Alle melewati jalan dengan berjalan kaki, karena jarak antara kantor nya cukup dekat dengan tempat tinggalnya. Rumah yang tak terlalu besar, berdekatan satu sama lain, harus menyapa beberapa orang yang kau jumpai jika kau ingin masuk. Sangat berbeda dengan kehidupannya di New York.

Tak ada tegur sapa, antara mu dengan yang lain tidak ada. Tak ada, selain kau dan hanya kau. "Ibu, aku pulang." Sapa Alle sembari melepas sepatunya. Semerbak aroma sup tercium dan membuat Alle lapar. "Kemarilah, Ibu sudah siapkan sup!"

Nicole berdiri bersama tongkat berdirinya. "Ibu, harusnya Ibu tidak lagi mengerjakan ini."

"Apa kau berpikir aku tidak bisa melakukan apa-apa? Kau berpikir aku cacat selamanya?"

"Biarkan aku melakukannya untuk Ibu."

"Sudah, jangan sok menggurui ku. Sekarang coba cicipi sup Ibu." Nicole mengambil semangkuk dan menyuapi Alle. Entah kenapa tiba-tiba Alle merasa terharu. Sudah lama, Alle rindu dengan cara Nicole menyuapinya seperti ini. Nicole menangkap bola mata Alle yang mulai berair. "Jangan cengeng."

Alle memeluk Nicole tiba-tiba. "Aku rindu Ibu. Aku tak percaya aku bersama mu."

"Lepaskan aku. Kau mabuk." Alle tertawa mendengar ucapan Nicole. "Aku akan menemani Ibu ke klinik sebelum aku bekerja, besok."

"Tidak, aku bisa sendiri. Bagaimana pekerjaan mu?"

"Tuan Armando sangat baik, Ibu."

"Itu bagus, ayo kita makan. Kau sudah lapar kan?"

***

Chris sudah menunggu dari luar. Matanya tak berhenti memperhatikan orang-orang yang lewat dari jalan itu. Sekali lagi dia melihat jam di tangannya, sudah jam sembilan. Perempuan yang dari tadi ditunggunya tak kunjung keluar. Jadi Chris memutar balik mobilnya.

Mobil Chris akan melewati depan rumah Alle, saat Alle keluar bersama Nicole. Chris memelankan laju mobilnya dan menatap bingung pada perempuan yang berdiri disamping Alle. Tak ingin ambil pusing, setelah yakin bahwa Alle benar-benar tinggal disana, Chris melajukan mobilnya berlalu. Informasinya sekali lagi terbukti benar.

Orang-orang mengenal Chris sebagai pemuda yang tampan, sayangnya laki-laki itu berandalan. Laki-laki itu lebih suka berjudi dibandingkan menghabiskan waktu di kantor. Selain berjudi, Chris juga suka menghabiskan malam bersama wanita di Apartemennya dibandingkan harus kembali pulang ke rumah. Wanita-wanita itu menyebut Chris sebagai Pria Semalam.

Mulai dari Britanny, anak seorang pebinis, Amanda seorang kuliahan yang mencari uang dengan menggoda laki-laki, Renata si reporter cantik, hingga Mellisa perempuan berambut pendek yaang bekerja ditempat yang sama dengan Chris. Semua wanita-wanita itu rela untuk bermalam dengan Chris.

Hobinya yang suka balapan sepeda motor, bergabung dengan geng motor liar Meksiko, tak membuat wanita-wanita lantas mengabaikan ketampanan Chris. Christo Polo Levesque lebih menarik dimata wanita-wanita karena wajahnya yang sangat memikat dan punya potongan tubuh yang sanggup memuaskan fantasi wanita.

Laki-laki itu sudah sampai di depan rumah Melissa, membunyikan klakson dan perempuan berambut pendek bertubuh jangkung itu keluar. Bagi Chris, Melissa cukup sebagai pemuas. Dan tidak lebih, dan Christo memanfaat perasaan cinta Melissa untuk itu. Mellisa keluar dari rumahnya dan masuk ke mobilnya.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang