BAB 27

6.4K 310 2
                                    

Chris duduk setengah sadar di sofa hijau dalam ruangan itu, disebelahnya ada Mellisa bersama lima perempuan lainnya. Lalena hanya duduk dan ikut tertawa. Setelah berhasil membuat Chris mabuk, Mellisa tertawa bersama wanita-wanita itu.

"Apa Alle sudah muncul?" Tanya Mellisa setengah berbisik pada Lalena. Lalena mengacungkan jempolnya lalu ikut keluar bersama Mellisa.

Sedangkan Alle cuma duduk tak nyaman diantara yang lainnya. Perasaan dongkolnya semakin memuncak saat tahu tak ada Armando disana. Harusnya dia tau, tak mungkin Armando ikut pesta se-euphoria ini. Apalagi semuanya berada dalam rentang usia yang sama.

Mellisa turun dari tangga dan mulai mendekati Alle. "Kau tak suka pesta ini, Alle?"

"Sejujurnya ya, aku ingin pulang."

"Wow, tahaan... Chris belum muncul. Si empunya pesta bahkan belum membuka pestanya." Jawab Mellisa. Lalena memanggil pelayan lalu menyuruh untuk menambah minuman Alle. "Jangan, aku tidak minum!" Alle bereaksi cepat.

"Kau tidak minum?" Tanya Lalena mengulangi. Lalu mereka menertawai Alle. "Chris bahkan ingin adakan pesta seks malam ini." Mellisa tertawa melihat ekspresi Alle. "Lalena, jangan buat dia takut, kami cuma menyebutkan nama lainnya, orgy mungkin?" Lalu keduanya tertawa lagi.

"Kalian tidak lucu." Ucap Alle lalu berusaha menghindar. Tapi tangan Lalena dengan cepat menariknya duduk kembali. "Ayolah, ini hanya pesta!Tak ada narkoba dan pelacur, Alle! Kau terlalu polos!"

"Nikmati saja minumannya, kau lihat kami? Kami tidak mabuk. Kami masih baik-baik saja." Lalu tanpa persetujuan menuang segelas penuh cairan asam dan alkohol dalam gelas Alle. "Ayo, diminum! Bersulang!" Alle tampak ragu-ragu lalu ikut bersulang.

Tenggorokan Alle dengan cepat terbakar panas seperti dipantik api. Lalu dengan cepat memuntahkan minuman itu. Mereka masih menertawai Alle. "Kalian benar-benar tidak lucu!" Desis Alle lalu mendorong Mellisa. "Hey! Kau ingin bermain kasar?!" Seru Lalelna dengan suara lantang, menarik perhatian orang-orang.

Alle tiba-tiba merasa keseimbangannya hampir goyah. Orang-orang kini memandanginya. Alle mulai merasa jika ini semua sudah direncanakan. "Kau ingin bermain kasar ya? Begitu?" Suara Mellisa tiba-tiba meninggi. Alle terdiam dan tak percaya jika dua perempuan itu kini menjadikannya sasaran drama.

Lalena menuang minuman itu ke wajah Alle. Alle terkejut dan terkesiap. "Kau!" Lalu Alle balas menyiram air ke wajah Lalena. Suasana berubah mencekam saat tangan Alle ditahan kebelakang oleh Mellisa. "Kalian lihat orang baru ini? Dia mencoba bersikap kasar pada kami!" Ujar Lalena dengan suara meninggi.

"Beri dia pelajaran!" Sorak seorang laki-laki. Alle melotot dan berusaha melawan untuk melepaskan tangan Mellisa. "Diam kau!" Teriak Mellisa.

Lalena mengambil tepung yang disiapkannya lalu menuangnya ke atas kepala Alle. Orang-orang yang melihat disana tertawa. Alle terbatuk dan terus meronta. "Berikan dia lipstik pada bibirnya." Perintah Mellisa memberi perintah pada seorang temannya yang lain. Lalu menahan rahang Alle untuk tidak bergerak.

"Kau semakin cantik." Ucap Mellisa lalu menertawai Alle. "Mungkin Chris ingin melihat badut malam ini!" Ujarnya lagi. "Beri dia perona pipi, cepat!"

Lalena tertawa terbahak-bahak saat melihat Alle mulai mendesis. "Ayolah, kau cantik seperti badut!"

Puas merusak penampilan Alle, Lalena memanfaat kesempatannya untuk merekam diam-diam saat Mellisa meludah pada Alle. "Kau pikir kau cantik? Kau seorang model? Teman-teman lihat dia! Kita punya badut!" Lalu semuanya tertawa. Lalena menyimpan kamera nya saat Mellisa mendekatinya.

Alle sudah menangis dan akhirnya Mellisa melepaskan Alle. "Hey! Kembali, Alle! Acaranya akan dimulai!" Teriak Mellisa sambil terus menertawai Alle yang keluar berlari sambil menangis.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang