BAB 35

7K 313 5
                                        

Sudah lebih dari seminggu sejak perdebatan kecil malam itu, Lori tak juga datang ke tempat Alle. Ini pernah terjadi saat ayah Alle menyalahkan Lori karena lalai mengawasi Alle selama masa orientasi masuk sekolah baru. Setelah itu, Lori dan Alle kembali akur seperti biasa-biasanya. Mereka makan jagung pop selama nonton bioskop, makan kapas gula diakhir pekan di arena bermain, atau naik roller coster.

Dan Alle terlihat tak berdaya siang itu, laptopnya masih menyala. Tak ada ketikan lanjutan dari kepalanya. Berulangkali dia menunggu panggilan Lori. Ini sudah terlalu lama, pikir Alle.

"Alle, ingin pergi kemana?" Nicole terus memperhatikan Alle yang terburu-buru memakai jaketnya dan keluar dengan sepedanya.

"Aku ingin menemui Lori."

Sial, tapi Lori tak ada di rumah ini. Tentu, karena ini jam kerja Lori. Jadi Alle memutar sepedanya menuju kantor Lori. Tak ada yang mengenali Alle dengan topi seperti itu. Alle keluar dari sana dengan hati kecewa. Lori tak ada disana.

"Maaf, tapi Lori pergi ke Nevada."

"Kau tahu untuk berapa lama?" Alle menunggu jawaban resepsionis itu, tapi wanita itu menggeleng.

"Baiklah. Terimakasih."

Alle keluar dan mendesah kecewa untuk kesekian kalinya. Lori bahkan tak memberitahu dia berangkat ke Nevada untuk rentang waktu yang dia tak tahu berapa lama. Sekarang Alle benar-benar menyesal, menyesal jika membuat hubungan mereka renggang.

***

Armando masuk ke dalam kamar Chris pagi itu. Ingin memastikan jika Chris hari ini akan berangkat bekerja. Tapi ruangan itu kosong. Chris ada di apartemennya, tak pulang lagi, pikir Armando.

Frosty, anjing milik Chris masuk perlahan. Armando memegangi kepalanya, tapi ekornya bergoyang cepat, membuat Armando curiga. Anjing ini tak pernah bertingkah aneh sebelumnya. Anjing hitam putih jenis Siberian Husky itu menggong-gong dekat tempat tidur Chris.

Tak ingin ambil pusing, Armando keluar. Tapi long-longan Frosty menarik perhatian Isabel yang melintas di depan pintu kamar Chris. Armando tak menutup pintunya saat keluar.

"Hey." Sapa Isabel sambil mengelus badan anjing itu. "Tenanglah, dia tak ada disini." Tapi Frosty melong-long ke arah Isabel. "Apa yang ingin kau katakan, Frosty?"

Anjing memang punya insting dan penciuman yang kuat. Selembar kertas hasil laboratorium klinik kandungan terselip dibawah bantal Chris, membuat Isabel curiga dan was-was.

"Apa yang kau lakukan?" Armando masuk kembali. Membuat Isabel kaget. "Aku menemukan ini." Isabel menyerahkannya pada Armando.

Armando membuka isinya, sebaris nama Mellisa Sanchez membuat Armando melotot. Seketika jantung Armando nyeri, membuat Isabel histeris karena keseimbangan pria itu ambruk ditempat tidur.

Mata Isabel segera mengeluarkan air mata, suaranya tiba-tiba hilang saat ingin menjerit. Frosty masih disana, ekornya bergoyang, dan melong-long pelan dan sendu. "Tolong! Siapa pun! Armando! Ya Tuhan..." Pekik Isabel panik dan histeris.

Pria itu mengejang, menahan dadanya sebelah, berusaha untuk berbicara pada Isabel. Tapi Isabel segera bertindak, keluar dari kamar, menjerit sekuat tenaga. "Tolong...!"

Dua orang pelayan datang menghampiri Isabel. "Panggilkan ambulans!"

Mobil Ambulans keluar dari halaman rumah Chris, saat laki-laki itu datang memarkir motornya. Lalu masuk dengan santai.

Frosty segera turun dari tangga menyambut Chris, melong-long pada Chris. Chris tertawa sebentar, "Kau merindukan ku, teman?" Tanyanya, lalu mengangkat Frosty dalam dekapannya. Chris akan masuk dalam kamar Isabel, entah kenapa dia ingin menyapa Isabel. Tapi wanita itu tak ada. Bahkan setelah dia berulang kali memanggil, tapi rupanya dia baru tersadar bahwa tak ada orang di dalam rumah itu. Tidak juga pelayan nya.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang