"Laki-laki berjas hitam putih, dia memanipulasi dengan penyamaran seperti Bill dan Danny, seorang biarawati juga melihat Jason dibawa, laki-laki setinggi lima setengah kaki, dia berkumis." Thomas mengulangi penjelasan seorang polisi untuk Will. Tiga laki-laki berseragam polisi lainnya masih berdiri di dekat mobil kepolisian biru.
Thomas bicara sekali lagi, "Katakan bagaimana anak perempuan itu menjawabnya?"
"Ciri-cirinya sama seperti yang kau sebutkan. Tak ada yang lain?"
"Tidak, sulit. Dia merencanakan ini matang. Mereka masih menunggu untuk memutar kamera jalan."
"Biarawati itu melihatnya di koridor tangga darurat, mustahil menemukan mobil itu lewat jalan depan. Dia tahu harus melintas dari mana."
"Kau benar."Thomas berbalik badan, memandang ke polisi-polisi itu, "Dia lewat jalan putaran, tak ada kamera di sana."
"Aku benar-benar ingin Jason kembali hari ini, lakukan apa saja, undian jutaan Dollar jika mereka melihat putra ku."
Will meninggalkan Thomas dan masuk ke mobilnya.
***
"Aku ingin bertemu Jason, kau tahu jika Ibu ku memaksanya." Cecilia berbicara lewat telepon saat Will sedang menyetir. Sekarang dia tidak ingin menambah masalah baru, Cecillia bisa benar-benar ikut menambah masalah.
"Jason sedang berlibur bersama Alle," Will tak punya pilihan. Ada dengus dongkol keluar dari Cecillia. "Dia tak ada di New York."
"Kau mengirim anak empat tahun masuk asrama militer, mengirimnya bersama Alle, apa aku bisa percaya sekarang jika kau mencoba menghalangi aku?"
"Bisa tutup mulut mu atau aku harus menutup telepon ini?"
"Bawa Jason pada ku, atau aku akan menggugatnya." Telepon terputus. Will memukul keras setir nya, bingung karena sekarang semua muncul bersamaan.
"Dimana kau sayang..."Gumam Will frustasi. Mobilnya berhenti di persimpangan, sebuah mobil SUV milik Chris membuatnya teringat sesuatu. Bukankah seharusnya laki-laki itu di deportasi oleh pihak imigrasi?
Lampu hijau sudah menyala, Will melajukan mobilnya terus, lalu berhenti di sebuah gerai bunga. Toko Gerry Perry, tempat Will memesan bunga untuk Alle. Tapi dia tak masuk ke sana, hanya tetap duduk di dalam mobil. Lalu menghubungi Zhechkovik, "Selamat siang, Pak."
"Aku melihat mobil Chris saat melintas di depan Heavy Midnight Motel jalur T menuju Stasiun Kereta, apa kau benar-benar mengirim dokumen itu untuk diteruskan pihak imigrasi?"
"Kami sudah kirim, Pak." Jawabnya. Will merenung, mengapa laki-laki itu masih ada disini? Dia bersalah untuk pihak imigrasi, menipu perusahaan, dan sekarang masih tetap dapat tinggal? Penasaran, Will memutar kembali mobil menuju motel itu. Tapi sekarang mobil itu tak ada ditempatnya, Will keluar dan masuk.
Perempuan respsionis itu salah tingkah dan terkejut melihat Will, "Aku ingin tahu jika ada seorang tamu bernama Christo Polo Levesque."
Mengangguk cepat, perempuan itu membaca daftar nama pengunjung. "Kami tidak punya tamu bernama Christo Polo Levesque, Tuan. Tapi jika yang kau cari Christo Polo Duerte, dia telah meninggalkan tempat ini kira-kira sepuluh menit yang lalu."
Will mendesah, ternyata sekarang dia masih bebas. Sekarang dia ingin benar-benar tahu identitas siapa yang di pakai oleh Chris. Cepat Will menghubungi Thomas, "Aku punya pekerjaan."
***
"Christo Polo Duerte, entahlah, tapi data ini milik seorang imigran Argentina, dia telah lama tinggal di New York. Dia seorang kriminal. Punya catatan kejahatan sebagai pemasok Kokain dan Ekstasi di perbatasan Meksiko dan Amerika. Orang-orang yang ikut bekerja bersama nya adalah Christo Polo Levesque. Tapi ini yang menarik, Yesus, mereka mengenakan nama yang sama untuk semua kelompoknya, Christo Polo Levesque, Christo Polo Duerte, Christo Polo Salvador, Christo Polo Adrian, wow... Aku mengerti, Christo Polo mereka gunakan untuk melindungi Chris. Christo Polo Levesque anak seorang komisaris tertinggi Kantor Berita Meksiko?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...