BAB 44

6.9K 315 1
                                    

Will sudah berencana sejak jauh hari akan membawa Jason dalam upacara Baptis. Sebagaimana John selalu mendesaknya sejak putranya lahir untuk dibawa kepada seorang pendeta. Sayang, William bukanlah seorang Kristen. Keputusannya sempat bertentangan dengan John karena menginginkan putranya dibawa kepada seorang Rabi di pusat kota Washington.

Tapi hari ini, sejak mengetahui Marie lebih sering mengajarkan Alkitab daripada buku Taurat pada Jason, Will akan berniat membawa Jason bersama Alle ke sebuah gereja terdekat di kota. Banyak urusan penting yang nantinya Will butuhkan tentang status pencatatan sipil putranya, yang notabene kebanyakan Will wariskan pada Jason.

"Tidak bisa tanpa mu." Putus Alle malam itu. Sesudah bercinta malam itu untuk kedua kalinya, entah mengapa Will mengutarakan niatnya agar mewakili Jason pada Alle. "Kau adalah ayahnya, ini bukanlah hak ku. Cecilia yang harus membawanya."

Will jelas tidak bisa mengompromikan ini pada Cecilia. "Cecilia tidak percaya apa pun." Hanya itu penjelasan Will. Alle menyandarkan kepalanya pada dada Will. Ingin mengatakan jika dia tak punya keberanian sebesar itu. Itu terlalu berani. Jason bukanlah anak kandungnya. Tak ada izin tertulis dari pengadilan tentang pengangkatan Alle sebagai Ibu Jason. "Aku tidak melahirkan Jason." Lanjut Alle lembut. "Lagi pula," Alle memandang manik mata Will, "-Kita belum menikah. Aku butuh surat kuasa itu. Kecuali, kecuali kau, maksud ku, Will, apa mungkin kita menikah tanpa pemberkatan?"

Will mengerti maksud nya. "Jadi aku harus mengaku iman percaya. Itu terlalu muluk." Putus Will. Alle diam, duduk dengan menarik selimut menutupi dadanya. "Kalian bisa dibaptis bersama."

Will tak punya pilihan, tapi tak menolak usul Alle. Jadi, disinilah sekarang dirinya. Disebelahnya Alle berdiri, membawa Jason bersamanya untuk kemudian diberkati. Keputusan Will ini sangat disambut senang oleh Marie dan John. Akhirnya, ada satu alasan yang bisa membuat Will tunduk dan patuh.

Marie tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya pada Alle. Jika bukan karena Alle, mungkin sangat mustahil mengubah pikiran Will. "Bagaimana pun aku berterimakasih." Ucap Marie. Sudah lama dia membenci hubungan Will dan Alle, tapi bukan berarti hari itu dia menyetujuinya.

Lagu penghantar dan iringan organ dalam gereja yang hanya diwakili oleh Marie dan John itu, sebagaimana permintaan Will agar acara ini berlangsung tertutup, mulai menggema saat seorang pendeta mulai naik ke atas altar. Kepalanya menunduk tapi tangannya meremas tangan Alle kuat. "Saudara William John Arthur Altamirano, ku baptiskan diri mu dalam nama Allah Bapa, dan kepada anaknya Tuhan Yesus, dan di dalam nama Roh Kudus, Amin." Lalu kepalanya dipercik oleh air. Will bernafas lega saat ritual itu berakhir.

Jason memandangi laki-laki berjubah hitam dan putih itu, mulai menaikkan kedua tangannya diatas kepalanya. "Tetapi Yesus berkata, biarkanlah anak-anak, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Ada hening sejenak, "Saudara Jason Alexander Dominic Altamirano ku baptiskan diri mu dalam nama Allah Bapa, dan kepada anaknya Tuhan Yesus, dan di dalam nama Roh Kudus, Amin."

Lalu Alle dan William berlutut. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Lalu pendeta itu berlalu, mempersilahkan mereka untuk duduk.

Upacara dan ritual singkat itu segera disudahi oleh doa yang pendek. "Aku tak percaya upacaranya telah berakhir." Ucap Will pada Alle. "Aku tak sabar menunggu upacara pemberkatan kita." Sambungnya.

Marie segera memeluk Will, "Ini hebat, terimakasih karena telah mengubah pikiran mu."

"Bisa kita bicara berdua, Ibu?"

***

Jason yang masih memakai jas nya, berlari mengejar John. "Kakek!"

Alle mengikuti Jason menghampiri John. Sedikit canggung karena Alle tidak begitu akrab pada John.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang