"Kau benar-benar sangat cantik, Alle." Ucapan Joseph terdengar sangat tulus. Dia masih terus memandangi Alle yang dibalut gaun pengantin itu. Sangat cantik, hanya itu yang Joseph bisa katakan.
"Terimakasih, ini terlalu berlebihan. Maksud ku aku benar-benar sangat bahagia, seperti cerita dalam dongeng. Aku satu-satunya wanita yang bahagia malam ini."
"Itu benar, Will mungkin juga satu-satunya pria beruntung malam ini."
"Kau mengatakannya seperti ini taruhan lotre."
"Kau benar, maaf." Joseph tertawa, lalu dia berkata, "Mungkin aku bisa berdansa terakhir kalinya bersama mu?"
Alle memutar badan, ingin melihat Will. Takut jika Will tak suka dengan tindakan Joseph. Benar saja, satu tatapan tajam Will mengarah Alle dan Joseph yang berdiri berdua di dekat meja. "Sepertinya pangeran mu tidak suka aku berdansa bersama permaisuri nya."
Will sudah berjalan ke arah mereka. "Alle," Sebut Will, menarik Alle dalam gandengannya.
"Selamat, Will, ya kalian berdua." Hanya itu yang akhirnya Joseph bisa katakan, sembari menjabat tangan Will.
"Aku mengundangnya," Jelas Alle seolah mengerti isi pikiran Will. "Aku tidak memberitahu."
"Harusnya aku tidak melewatkan satu nama pun, Alle." Balas Will dingin. Alle mengerti jika Will tak suka dengan rahasia semacam ini. Sekarang Joseph yang menatap bingung pada Alle, "Aku merasa seperti penyusup." Gumam Joseph.
"Itu tidak benar." Alle menengahi keduanya.
Joseph dapat melihat jika kedua orang di depan nya sepertinya sedang terlibat perang dingin.
"Aku harus pergi," Joseph mencari alasan untuk menghindar, "Ini terlalu malam, aku hanya ingin datang untuk ini, selamat atas pernikahan kalian."
"Terimakasih, Joseph." Ucap Alle, kemudian melihat Joseph berjalan menjauh.
"Dia hanya tamu undangan, kau membuatnya tidak nyaman."Desis Alle. Will menatap Alle tajam, "Ketika aku tidak menyukai orang itu, maka kau tak punya cara lain selain menghindarinya, Alle. Aku tidak berbagi mu dengan yang lain, bahkan untuk kedua mata yang bisa melihat mu." Putus Will.
Alle terhenyak, "Kita harus kembali." Imbuh Will. Alle hanya bisa patuh saat lengan Will mendorong tubuhnya untuk ikut bersama nya.
"Kau lihat yang itu?" Will mengalihkan perhatian Alle pada salah satu tamu undangannya. "Dia Crissy Altamirano, sepupu tertua, dia punya bisnis ritel baju di Kroasia, Cina, dan Belgia. Bisnis nya juga pasar alat kecantikan."
Alle mengangguk. "Dia sangat cantik." Puji Alle.
"Yang tercantik adalah kau." Timpal Will sembari mengecup punggung tangan Alle. "Hanya dia?" Desak Alle untuk Will menjelaskan lebih lanjut.
"Paman Jimmy Freed salah satu anggota parlemen dewan keamanan kota Quebec, yang itu Bibi Friday Altamirano, dia punya bisnis perangkat lunak di California."
Alle memperhatikan dengan seksama, mencoba mengingat satu per satu nama itu. "Dan yang itu ada, Shasha, kau sudah mengenalnya, Hillary Altamirano, Ashily dan Ashleey bersaudara, Nyonya Truman, dia pebisnis valuta asing terkaya di Amerika." Will masih terus menjelaskan.
Alle melihat kesemuanya sekilas, wanita bergaya rambut sasak tinggi, gadis-gadis dengan gaun minim, memamerkan punggung licinnya, pria berjas hitam, biru, semuanya terlihat sangat menawan.
"Alle, Oh, ya ampun!" Vivian hadir bersama anjing kecil di pelukannya. Lalu melepasnya ke bawah, untuk memeluk Alle.
"Bibi Vivian---"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...