Will masih terlelap saat Lori meninggalkan rumah. Tapi saat pria itu terbangun, lehernya terasa kaku dan sakit. Matanya menangkap layar televisi yang ada diruangan itu. Lalu ingatannya kembali pada kejadian semalam.
Will mengeluarkan ponsel dari sakunya dan berbicara cepat pada seseorang. Lalu pembicaraannya terhenti saat Alle berdiri membawa nampan. "Selamat pagi." Sapa Alle. Will berdiri dan menyingkirkan selimut yang semalam menghangatkan badannya.
Dimata Will, Alle terlihat sangat cantik. Bahkan meski gadis itu mengenakan kaus dan celana jeansnya. "Selamat pagi, Alle." Balas Will. Gadis itu meletakkan nampannya di atas meja dan berkacak pinggang. "Aku dan Lori sudah sarapan. Aku membuatkan sereal untuk mu. Mungkin kau suka susu."
"Terimakasih, Alle. Maafkan aku tadi malam." Will mendekat dan ingin menarik Alle dalam rengkuhannya, tapi gadis itu bertindak cepat. "Mungkin sebaiknya kau minum obat dulu, Will."
"Aku memiliki obat tersendiri." Balas Will. Alle terlalu polos dan bertanya, "Bagus, kau harus makan--"
"Ya, aku akan segera memakannya!" Balas Will cepat, dan tiba-tiba menggendong Alle. "Will!" Pekik Alle sambil pelan memukul dadanya. "Apa kau punya kamar?" Tapi Will sudah mendorong pintu kamar Alle dan menendang pintunya dengan sebelah kakinya untuk menutup. Lalu mencium gadis itu sekilas, dan menahan kedua tangannya.
Will merebahkan badan Alle dan menutup gorden. Membuka kemejanya cepat. Alle menelan ludah saat Will sudah bertelanjang dada dan siap membuka tali pinggangnya. Alle beringsut untuk menutup matanya dan tersipu saat Will menarik kaus nya ke atas.
"Minta aku untuk berhenti, Alle."Bisik Will. Tubuhnya sudah menindih Alle. Alle tersipu tapi tak menjawab. Apa dia ingin berhenti? Apa dia ingin melewatkan seksnya bersama Will dipagi hari? "Ya..."Jawab Alle gemetar saat tangan Will menurunkan cup bra nya dan buah dadanya membusung.
"Aku mengingikan mu, Alle. Aku menginginkan mu." Gumam Will lalu menarik celana jeans Alle ke bawah. Will menurunkan celananya gusar dan membuka celana dalam cepat.
Alle terpekik saat milik Will memasukinya cepat. Bibir pria itu menggigit bibirnya liar. Bahkan dalam keadaan tubuh hampir telanjang seperti itu, Will tanpa ampun menggagahi Alle.
Kedua kaki Alle terangkat ke pundak Will dan celana dalamnya hampir robek karena masih belum dilepas. Benci dengan celana dalam Alle yang menghalangi, Will menariknya cepat dan melemparkannya begitu saja.
Alle ingin tertawa disela bercinta, tapi sedetik kemudian Will menekan lebih dalam. Erangan frustasi terdengar keluar dari mulut Will. Otot lengan Will mengejang bersamaan tulang pinggulnya yang bergerak teratur memasuki Alle.
Alle memulai desahannya saat Will membawanya pada irama yang lebih cepat dan memacu otot vaginanya kontraksi lebih cepat. Tangan Alle meremas bantal di atas kepalanya saat kepala Will tertunduk dan menghisap buah dadanya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...