BAB 26

7.1K 312 2
                                    

Setelah koma berminggu-minggu, untuk pertama kalinya mata Will membuka perlahan. Jemarinya mulai bergerak pelan dan berusaha menarik perhatian orang disekitarnya. Pandangannya masih kabur dan samar, tapi dia cepat beradaptasi oleh cahaya terang dalam ruangan itu.

Tak ada orang dalam ruangan itu, tapi seorang perawat yang mengetahui tanda-tanda Will sadar segera tersenyum dan keluar ruangan menemui seorang dokter. "Dia sadar." Ucapnya. Laki-laki berjubah putih itu segera mengikuti perempuan itu ke dalam ruangan Will.

Tapi mata Will kembali menutup karena efek bius yang masih mendominasi sistem sarafnya. Dokter Clayton berpandang-pandangan dengan perawat itu. "Aku melihatnya tadi membuka mata." Ucap perempuan itu meyakinkan Dokter Clayton. Laki-laki itu terkejut saat ucapan perempuan itu terbukti benar setelah Will membuka kembali matanya. "Hubungi Marie." Perintahnya pada perawat itu.

Laki-laki itu memeriksa detak jantung Will dan menyapanya. "Selamat pagi, Tuan Altamirano." Katanya lalu memeriksa saluran selang oksigennya. Yakin tidak terjadi kesalahan pada prosedur medis, Dokter Clayton mencatat sesuatu dalam papan laporan nya lalu memeriksa mata Will.

"Ingin mengatakan sesuatu, hmm? Tahan sampai kau benar-benar pulih. Biar ku lepas selang oksigen mu, agar kau bisa menghirup udara bebas kembali."

Will merasakan perbedaan udara yang masuk pada paru-parunya. Badannya terasa kaku dan berat. "Apa aku bisa duduk?" Tanya Will.

Dokter Clayton tersenyum. "Mungkin setelah aku yakin kau cukup kuat. Kita lihat untuk sejam ke depan." Jawab Dokter Clayton.

"Apa kaki ku benar-benar lumpuh?" Dokter Clayton terkejut. Pasiennya dapat mendengar semuanya selama ini. "Kau mendengarnya Tuan Altamirano?" Tanyanya takjub. Will tak menjawab dan berusaha untuk menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan. "Mungkin akan kembali pulih jika kau berusaha untuk itu. Kita akan lakukan latihan berjalan." Jelas Dokter Clayton.

Suara Will terbilang cukup pelan dan lemah, tapi Dokter Clayton tetap masih mengerti ucapan Will. "Kau bisa kembali istirahat. Perawat akan terus mengawasi mu. Sampai jumpa, Tuan Altamirano."

Sepeninggal Dokter Clayton, mata Will kembali terpejam. Kepalanya terasa lebih ringan setelah cukup lama hanya terbaring di tempat yang sama. Hati Will menyebutkan nama Alle berulang kali. Berjanji akan menemukan perempuan itu.

***

Chris menunggu dengan motornya di depan rumah Alle. Pagi ini dia akan buat kejutan untuk wanita itu. Mungkin sedikit mengusilinya akan jadi obat penghiburnya mengawali hari. Langit Meksiko juga terlalu terik sepagi ini.

Nicole dan Alle berpandang-pandangan saat senyum Chris melebar. "Selamat pagi, Bibi." Sapa Chris dengan tampang percaya dirinya. Nicole masih menunggu Alle untuk bicara. "Dia anak Tuan Armando." Jelas Alle setelah itu.

"Christo, Bibi." Chris maju untuk mengulurkan tangan dan mengecup telapak tangan Nicole. Nicole tersenyum setelah itu. Tak ada pria berlaku semanis itu padanya. Bahkan Peter, mantan suaminya. Alle melotot pada cara Chris. Tapi laki-laki itu hanya balas tersenyum. "Bisa aku bawa putri mu yang cantik ini?" Chris memang pandai bersikip manis dan mencuri hati. Nicole tersenyum dan membelai kepala Chris. "Kau laki-laki manis." Pujinya. Chris tersenyum dan mengedipkan matanya cepat diam-diam ke arah Alle.

Chris menyerahkan satu helm lain, "Untuk melindungi kepala mu." Alle menerimanya dengan menyipitkan mata. "Jadi, kita pergi?" Tanyanya. Nicole melambai pada Alle dan Chris.

Chris tersenyum diam-diam saat tahu perempuan yang dia inginkan akhirnya perlahan-lahan mulai luluh. Tak ada percakapan selama perjalanan. Tapi ini adalah pengalaman pertama Alle naik motor diboncengan seorang laki-laki, apalagi menyusuri jalanan kota Meksiko yang sesak.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang