Will sedang duduk di pinggir kolam renangnya pagi itu. Di tangannya ada majalah dan segelas air lemon segar tersaji di sampingnya. Mata Will terus memandang air biru di depannya, lalu terusik oleh kedatangan Claire. Hanya satu yang menganggu penglihatan Will, Claire berdiri dengan bikini merahnya.
"Aku ingin berenang, tidak ikut?" Claire meletakkan handuk di samping Will. Will ingin katakan jika Claire bisa terlihat seksi dibandingkan menggunakan balutan baju monoton putih dan biru. Inilah yang Claire suka dari setiap pria, mata yang tak berhenti memandangnya.
Claire turun ke dalam kolam, meluncur indah ke dalam kolam nya. Will tak ingin berbohong, tapi cara Claire menceburkan diri ke kolam sangatlah jauh dari kata amatir. "Wew, airnya sangat dingin. Apa kau sering berenang?" Kepala Claire muncul ke permukaan.
"Tidak sering." Jawabnya pendek. Claire terlihat lincah, bergerak lihai dalam air.
Will mengambil kaca mata hitamnya saat sinar matahari mulai mengganggu pandangannya. Meski ini musim dingin, tapi bagi Will nyali untuk berenang yang dilakukan Claire patut diacungi jempol.
Claire keluar dari kolam, rambutnya yang berantakan karena air mengingatkan Will pada Alle. Jelas jika Alle lebih terlihat kurus dibandingkan Claire.
"Aku akan tunggu di ruang biasa." Will memilih menghindar dan pergi dari hadapan Claire, jelas sekali jika Claire berusaha menarik simpatinya. Claire memakai kimono handuknya, mengejar Will dari belakang.
"Kau selalu menghindari ku, apa kau masih belum memaafkan ku?" Desak Claire. Tangannya memeluk Will dari belakang, menempel badannya yang basah ke punggung Will. Will menengadahkan kepalanya, berusaha untuk tidak terpancing.
"Aku akan menerima mu, setiap hari, aku berjanji akan melayani mu." Lanjut Claire yang mulai liar menyentuh dadanya. Kepala Claire tertunduk dileher Will, berbisik manja padanya. "Will, kau bisa bayangkan jika kita menjadi keluarga yang bahagia. Kau dan aku."
Lalu Will memiringkan kepalanya, menjaga agar emosinya tetap terkendali. Suaranya berusaha datar. "Dengar Claire, jangan bercanda, lepaskan tangan mu." Will menepis tangan Claire yang tetap tak mau melepasnya.
"Katakan saja yang lain, jangan mengusir ku." Pinta Claire, lalu memutar badannya ke hadapan Will.
"Claire, aku sangat minta maaf, tolong, jangan usik kehidupan ku." Will berjalan mendahului. Claire mendengus dan mengejarnya lagi. Tanpa malu mengecup bibir Will. "Biar, biarkan aku mencium mu." Ucap Claire setengah memohon. Will diam, membiarkan wanita itu menciumnya liar.
Tapi Claire ternyata semakin liar, menarik sebelah lengan Will untuk menyentuh sebelah dadanya. Will bereaksi cepat, menepis tangan Claire dan mendorong badan Claire. Claire terhenyak pada sikap kasar Will.
"Kau melewati batas mu." Desis Will. "Apa menurut mu itu adil jika kau mengizinkan wanita lain untuk mencium mu, tapi tak mengizinkannya untuk memuaskan diri?" Tantang Claire. Sekarang Will benar-benar menyesal, Claire terlihat seperti wanita yang lebih dari terobsesi.
"Aku akan mengirim mu ke Prancis." Desis Will lalu terus berjalan meski Claire setengah menjerit mencelanya. "Apa kau juga melakukan ini saat kau masih menikah? Aku tidak tahu jika kalian semua sama saja, laki-laki brengsek! Apa kalian berpikir bisa tetap menyembunyikan ini dari pasangannya! Siapa kekasih mu? Alle? Ayolah, dia tak kan suka jika kau mencium ku."
Kesabaran Will benar-benar habis, dia berbalik badan menatap Claire tajam. "Itu kau yang mencium."
"Dan kau tak menolak."
"Apa kau semacam wanita murahan?"
"Dan apa kau seperti laki-laki yang paling setia? Tidak kah menurut mu kau murahan, mencium seorang fisiotrapis karena kau punya kebutuhan biologis yang tak terpenuhi selama kau lumpuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
عاطفيةNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...