Will berbaring di tempat tidurnya bersama buku ditangannya saat Marie mengetuk dan membuka pintu. "Cecilia mengatakan jika Alle datang ke upacara Jason."
"Apa itu salah Ibu?"
"Alle seorang perempuan berusia 22 tahun. Demi tuhan kau meminta ku untuk menjadikannya pengganti Cecilia?"
"Bisa Ibu tidak menyebut nama Cecilia?"
"Ibu harus ucapkan karena Ibu ingin!" Suara Marie meninggi. "Apa kau berpikir gadis itu mampu? Dia tak bisa. Menyerahkan tanggung jawab atas nama Jason mungkin mudah, Will. Tapi pikirkan kehidupan Alle setelah itu."
Will bangkit berdiri dihadapan Ibunya. "Kehidupan seperti apa yang Ibu takutkan?"
"Kehidupan tentang semuanya. Dia bukan gadis yang pintar--"
"Dia gadis yang cerdas Ibu. Dia meraih prestasi kumulatif tiga koma delapan setiap semester. Dia menulis skrip yang hebat akhir musim ini untuk wali kota." Sanggah William.
"Aku tak mendapat nilai tiga koma delapan untuk bisa menjadi sekarang ini." Desis Marie. "Pekerjaan ku pertama kali saat menginjak kaki ditempat ini adalah menyulam, merajut, dan aku berkebun. Aku belajar bahasa Inggris, Mandarin, Latin, Rusia dan Yunani. Aku harus hapal urutan pemakaian sendok dimeja makan. Dan aku tak menyerahkan keperawanan ku di malam pesta."
William terperangah. "Pikirkan kehidupan Alle setelah dia menjadi bagian hidup Altamirano, Will. Jika kau ingin dia mengalami penderitaan lebih dari yang pernah ku rasa kan, bawa dia ke hadapan ku."
Marie keluar dari kamar Will. Will terdiam dan mematung.
***
Lori masuk ke kamar Alle dan terkejut mendapati gadis itu masih terbaring. "Hey! Ayo! Pub nya akan tutup!"
"Lori, ini masih jam sembilan kurang! Bahkan belum buka!"
"Kau belum berkemas!"
"Beri aku lima menit untuk berkemas."
"Oke, aku akan tunggu. Jika dalam lima menit kau juga tidak siap, kita batal pergi."
"Apa?" Alle tak percaya! Lori sudah keluar dari kamarnya. Alle ingin jujur, jika sebenarnya dia benci untuk pergi. Alle melirik lagi amplop di atas mejanya. Pikirannya entah mengapa teralih untuk Will.
***
Alle dan Lori akan keluar saat sebuah mobil berhenti di depan. Alle mengintip. "Siapa, Alle?" Tanya Lori. Samar wajahnya terlihat, tapi akhirnya Alle mengenali siapa laki-laki itu. "Joseph!" Seru Alle sambil membuka pintu.
Joseph terkejut saat pintu terbuka bahkan sebelum dia menekan bel nya. Alle berdiri dihadapannya dengan setelan jaket kulit biru lengkap dengan sepatu boot nya.
"Hey..." Sapa Joseph.
"Hai..." Balas Alle. "Siapa dia, Alle?" Tanya Lori.
"Dia temanku. Maksud ku, dia sepupu Yuri."
"Uh, hai. Nama ku Lori." Lori menjabat tangan Joseph.
"Hai, Joseph." Balas pria itu. "Jadi, apa aku mengganggu?" Lanjutnya bertanya.
"Umm...sejujurnya tidak, tapi kami akan pergi."
"Bagaimana jika dia ikut bergabung bersama kita?" Tanya Lori. "Ide yang baik..."Jawab Alle, tapi suaranya terdengar ragu. Pria itu menatap Alle bingung. "Bergabung? Boleh ku tau kalian akan pergi kemana?"
"Mmm..puuub.." Jawab Alle.
"Baiklah... jika kalian mengajak." Jawab Joseph.
"Oh, oh.., tunggu. Mungkin kalian bisa pergi lebih dulu. Aku akan bersama Mac." Lori menginterupsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomantiekNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...