Siang hari sangat terik setelah berakhir musim dingin. Sepertinya sekarang Alle benar-benar terlihat lebih gemuk karena perutnya membuncit lebih cepat. Kehamilannya sudah memasuki bulan kelima.
Will benar-benar menahan dirinya, karena sepertinya perut Alle yang mulai membesar itu diisi oleh bayi perempuan rentan. Setelah tahu jika Alle akan memberinya bayi perempuan, Will senang membawakannya bunga mawar berbagai warna.
Alle harus menyediakan vas bunga itu setiap kali Will membawanya, "Berhenti membeli bunga, Will. Kita tidak bisa simpan semua bunga itu."Komentar Alle lewat telepon saat kurir bunga mengantar bunga untuk kesekian kalinya. Will tertawa, "Bunga itu untuknya, Alle."
"Oke, aku cemburu sekarang."
Will tertawa, "Aku akan segera kembali. Kita akan berlibur bersama, ini akhir pekan."
"Aku menunggu mu."
"Aku mencintai mu."
"Aku lebih mencintai mu."
Telepon terputus.
Alle menghitung jumlah vas nya, ada empat puluh vas bunga lebih, dan Alle meminta semuanya dipindahkan dalam satu ruangan khusus. Sekarang Will benar-benar memanjakannya dengan bunga-bunga itu bersama kata-kata yang sama untuk setiap surat kecil yang terselip diantara tangkai bunga.
Aku mencintai mu.
William Altamirano.
Nakas Alle penuh oleh surat berbagai ukuran, semuanya hanya bertuliskan Aku mencintai mu. Hari pertama memasuki bulan ke tiga kehamilannya, Will mengirimi bunga itu lewat kurir. Hampir setiap hari, di jam yang sama pula. Pukul sembilan pagi.
Tapi sepertinya hari ini ada yang berbeda, bel berbunyi sekali lagi pukul sebelas itu.
Dan tampaknya Alle akan terkejut. Sangat-sangat terkejut.
***
"Hey, apa kau mengantar bunga itu untuk Nyonya Allegra?" Chris mencegat laki-laki itu. Kelihatannya itu kesempatannya yang bagus, karena laki-laki berseragam pelayan toko bunga itu tidak segarang kelihatannya.
"Benar, aku permisi."
Chris mengeluarkan pistol ke arahnya, menaruhnya dekat pinggang kurir itu, "Jangan berteriak atau ku tembak kau."
Kurir itu menelan ludah, mengangguk cepat. "Tolong, biarkan aku pergi. Aku tidak tahu apa-apa."
"Benar, jadi beri aku sedikit bantuan. Aku perlu baju mu selagi aku masuk ke sana. Kau mengerti?"
Chris menyeret laki-laki itu ke mobilnya, menukar pakaiannya dengan seragam laki-laki itu. Sudah berbulan-bulan dia gagal untuk mendapatkan Alle, tapi mungkin ini cara terakhirnya. Setelah menghabiskan waktu berhari-hari menunggu kesempatan tak kunjung menghampiri, tapi tampaknya dia punya jalan lewat kurir bunga itu.
Sudah seminggu dari pengamatannya laki-laki yang sama mengantar bunga dari toko bunga membawakan bunga ke dalam. "Berikan kunci mobil mu. Aku akan masuk. Juga ponsel mu."
"Aku tidak punya telepon, tuan!"
Chris mengarahkan pistolnya ke kepala laki-laki itu, "Baik-baik."Akhirnya kurir itu menyerahkan ponselnya.
"Bagus. Tunggu di dalam ini. Jangan lakukan apa pun atau setelah ini riwayat mu berakhir. Aku tak keberatan dikurung bertahun-tahun selama keinginan ku terwujud. Kau dengar aku?"
"I-iya, Tuan."
Chris mengunci mobilnya, naik ke dalam mobil kurir itu. Sebuah bus mini dengan bak terbuka yang dipenuhi bunga itu mengklakson dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MORNING COMES (END)
RomanceNOVEL DEWASA. 2018. Copy Right. Qeryana Grail. Fiksi. Indonesia. Musim dingin segara berakhir, dan Allegra harus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mendapatkan uang. Mimpinya untuk bisa kembali tinggal bersama Ibunya harus terwujud, atau Allegra...