Chapter - 12

4.8K 214 6
                                    

Candice sedang membersihkan meja yang baru saja ditinggalkan oleh pelanggan.

Krincing..
Krincing..
Terdengar suara lonceng yang berada di pintu berbunyi menandakan ada orang yang datang.

Para pelayan langsung menyambut dengan berkata 'welcome to Misstar Cafe'

Candice sudah selesai membersihkan meja itu dan ingin membawa beberapa piring kotor ke dapur namun ketika ia membalikkan tubuhnya ia melihat dua orang wanita yang sudah sangat tidak asing baginya.

"Celine , Rosie!!!" Sapanya lalu berjalan mendekati kedua sahabatnya itu.

"Wowwww!!!!" kata Celine saat Candice sudah mendekati mereka.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Rosie dengan raut wajah kebingungan.

"Kalian duduk saja dulu,aku ingin menaruh piring-piring ini di dapur.Aku akan menceritakannya nanti"
Kata Candice lalu meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Tak butuh waktu lama ia sudah kembali dari dapur lalu menuju ke meja yang ditempati oleh kedua sahabatnya itu.

"Apa kau sudah siap untuk menceritakannya?" kata Celine pada Candice yang baru saja duduk di hadapannya.

"Baiklah." Candice sedikit menarik nafas panjang sebelum bercerita.

"Beberapa hari lalu, tepatnya saat kau mabuk dan minta aku datang ke rumahmu, hari itu aku sudah mulai bekerja disini.
Pagi itu aku datang sendirian ke sini, cafe belum buka tapi bibi Lyla sudah ada di dalam.
Saat ia melihatku aku fikir dia sudah tidak mengenaliku tapi aku salah, ternyata ia masih mengenaliku."
Candice tersenyum sedikit lalu melihat ke arah temannya.

"Aku sudah memutuskan sejak awal sebelum aku datang ke sini. Jika aku memulai hidup baruku di sini, aku harus bekerja, aku tidak boleh bergantung pada penghasilan perusahaan ayahku. Aku harus bangkit sendiri seperti Helena."
Lanjutnya.

"Aku mengerti Candice, kau memang sangat mandiri sejak dulu."kata Rosie sambil tersenyum ke arah Candice.

"Ya aku juga tau, tapi kenapa kau bekerja sebagai pelayan di sini?bukankah kau memiliki IQ yang tinggi?kau bisa saja bekerja di PT besar di kota ini."
Kata Celine sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kau ingat dulu saat Helena masih disini? ia berusaha membangun cafe ini dengan susah payah. Ia membangunnya dari nol hingga bisa berjalan lancar. Ketika ia pergi aku memutuskan untuk menyerahkan cafe ini kepada bibi Lyla."
Candice melihat ke sekeliling cafe.

"Kau tau, setiap aku bekerja aku bisa merasakan kenyamanan. Meskipun aku baru beberapa hari bekerja disini aku bisa merasa bahwa tempat dan orang-orang yang bekerja disini sudah seperti sebuah keluarga kecil.
Aku bisa merasa kebahagiaan mereka, kasih sayang mereka dan juga semangat mereka. Dan aku mengerti sekarang mengapa Helena berjuang keras untuk menjalankan cafe ini bahkan tidak mau mengurus pekerjaan ayahku, karna disini seperti rumah kedua dan keluarganya sendiri."
Candice tersenyum lalu menatap keduaa temannya dengan mata yang berkaca-kaca.

Celine dan Rosie mengusap pundak temannya itu beberapa kali sambil menganggukkan kepala mereka menandakan mereka mengerti dengan penjelasan Candice.

"Baiklah, setidaknya kau sudah menceritakannya pada kami." kata Celine.

"Apa sudah ada orang lain yang mengetahuinya selain kami?" tanya Rosie.

Candice mengangguk dan langsung mendapat tatapan intens dari kedua sahabatnya itu.

"Aduh, kenapa kalian menatapku seperti itu!" kata Candice jengkel.

"Siapa???cepat katakan." Celine semakin mencondongkan tubuhnya sekarang.

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang