Chapter - 73

2.4K 121 39
                                    

3000 words!!
Maaf belakangan ini sibuk banget di kantor + lagi urusin mau pindahan rumah jadi kemarin sabtu ga update, tapi aku usahain deh biar tetap update sesuai jadwal lg minggu ini.
Ini aku update hr selasa, semoga aja kamis aku masih bisa update lagi ya jadi minggu ini 3x update.

Jangan lupa VOTE dan KOMENNYA.

Happy Reading.
Love L.K

Mike POV

2 Hari sudah ku lalui tanpa keberadaan Candice di sampingku dan sudah 2 hari ini juga aku tinggal di penthouseku bersama dengan Merlin.

Selama 2 hari aku juga selalu menyempatkan diriku untuk menelpon Candice menanyakan bagaimana harinya, apa ia sudah makan dan lain sebagainya.

Aku bahkan memerintah salah satu anak buahku untuk msngikuti pergerakannya setiap hari tentu saja tanpa sepengetahuannya.

Semua ini ku lakukan bukan karna aku tidak mempercayainya hanya saja aku takut saat ia berada di luar terjadi sesuatu dan tidak ada orang yang sigap di sampingnya mengingat sudah dua hari ini ia tidak mau berdiam diri di mansion jadi itu lah yang dapat ku lakukan untuk menjaga dirinya.

Selama kepergianku Candice selalu menghabiskan waktunya di luar mansion. Sudah dua hari berturut-turut ini ia selalu datang ke butik lalu terkadang ia pergi dengan Shawn atau pun dengan Zac.

Sejujurnya aku merasa sedikit sedih ketika harus orang lain yang menenaninya dan bahkan meskipun tanpa adanya diriku ia sudah terlihat sangat bahagia karna memang beberapa kali aku melihat foto yang di kirim kan oleh anak buah ku untuk ku.

Apa Candice sudah tidak membutuhkan diri ku lagi? Pertanyaan itu terus membatin pada diri ku saat ini.

"Mike." Panggil seseorang membuyarkan fikiranku.

Aku menatap ke arah orang yang memanggilku di sebrang meja makan ini. Aku menoleh padanya sambil memberikan tatapan bertanya padanya.

"Dari tadi kau belum menyentuh makananmu." Kata Merlin.

Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Apa kau tidak menyukainya?" Tanyanya lagi.

"Tidak. Hanya saja aku sedang tidak nafsu untuk makan." Kataku lalu keadaan menjadi hening kembali bahkan dentingan piring sudah tidak terdengar lagi.

Kami sama-sama terlarut dalam pikiran kami masing-masing.

"Apa kau merindukannya?" Tanyanya membuatku menatapnya begitu pula dengannya.

Dengan yakin aku menganggukkan kepalaku untuk menjawab semua pertanyaannya itu.

"Kalau begitu pulang lah Mike." 

Aku sedikit menyeringai mendengar kata-katanya barusan.
"Kau fikir aku ini laki-laki seperti apa huh? Meninggalkan wanita yang sedang mengandung anakku dalam keadaan lemah seperti sekarang."

"Cukup dengan aku yang menelantarkan status kita ini saja, jangan memaksaku lagi untuk menelantarkan keadaanmu yang sedang mengandung anakku. Aku tidak ingin menjadi laki-laki yang kabur dari tanggung jawabnya." Lanjutku.

"Jika kau bertanggung jawab untuk bayi yang berada di kandunganku lalu bagai mana kau bertanggung jawab untuk dirinya juga?" Tanyanya berhasil membuat tubuhku membeku, bahkan lidahku terasa keluh untuk sekedar mengeluarkan suara.

Ia menghela nafas beratnya.
"Maaf Mike, bukannya aku lancang. Hanya saja kita tetap tidak bisa dalam keadaan seperti ini. Kau tidak bisa berada di sisiku lalu mengambil tanggung jawab atas anak ini namun dengan carfa terus-menerus membohonginya Mike."

"Apa yang akan terjadi jika suatu hari ia yang mengetahui semuanya sendiri sebelum kau memberi taunya? Aku tau kau membohonginya karna kau tidak mau ia sakit, karna kau mencintainya tetapi kita tidak bisa terus menerus seperti ini Mike. Kelak ia akan segera melahirkan, begitu juga denganku. Jika semua ini terus berlangsung maka kau tidak hanya membohongi Candice melainkan kau juga akan membohongi anak-anakmu. Apa kau akan membiarkan semua itu terjadi?" Ucapnya membuatku berfikir. Semua yang ia katakan ada benarnya. Semua ini tidak bisa terus terjadi lebih lama lagi.

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang