Chapter - 20

3.9K 157 1
                                    

Candice POV

Sambil menompang dagu aku memainkan ponselku sebelah tangan saat jam istirahat.

Hari ini cafe tidak terlalu ramai sehingga kami bisa bergantian makan siang di halaman belakang cafe tepatnya di dekat pintu keluar belakang yang biasa lebih sering kami gunakan untuk keluar masuk selama jam kerja.

Aku sekarang sedang bersama Anne menikmati makan siang kami, namun makananku sudah duluan habis.

Ting..
Ting..
Bunyi ponselku menandakan pesan masuk.

Aku membuka pesan itu dan membacanya.

"Jangan lupa makan siangmu. Jangan terlalu lelah. - Shawn."
Membaca pesan itu membuatku sedikit tersenyum.

Ya, tadi pagi sebenarnya Shawn melarangku untuk bekerja, ia menyuruhku untuk beristirahat satu hari lagi karna kemarin aku baru saja pulang dari rumah sakit namun aku tidak betah berlama-lama tanpa melakukan apapun, aku jamin aku malah bisa bosan seharian jika aku tidak bekerja maka dari itu aku bersiteru keras ingin pergi bekerja.

Aku baru menekan beberapa huruf  ingin membalas pesan Shawn namun pandanganku teralihkan oleh seorang wanita yang terlihat usianya masih sangat muda bersama Bibi Lyla.

Wanita itu memegang amplop berwarna coklat, ia tersenyum pada bibi Lyla namun aku dapat melihat rasa kecewa di wajah wanita itu.

Aku berjalan menghampiri bibi Lyla setelah wanita itu melangkahkan kakinya.

"Ada apa bi?" tanyaku penasaran.

"Oh, tidak apa-apa. Gadis itu hanya meminta pekerjaan separuh waktu karna ibunya sedang sakit dan ayahnya sudah meninggal sedangkan ia harus mencari kerja untuk pengobatan ibunya dan biaya sekolah adiknya yang masih kecil."
Kata bibi sambil memasang raut wajah sedih.

"Sebenarnya aku ingin menerimanya, tapi kau tau kan kita baru saja mempekerjakan Natalie dan Miranda." lanjut Bibi dengan wajah penuh penyesalan.

Aku merasa sangat iba dengan wanita itu, aku rasa usianya mungkin berkisar 19 atau 20 tahun tapi ia sudah memiliki tanggungan yang berat.

Sedikit berfikir dan tiba-tiba aku mendapatkan ide.

"Bibi, biar dia yang menggantikan aku saja." kataku semangat.

Bibi Lyla melihatku dengan tatapan yang bingung.

"Iya bi, aku bisa membagi pekerjaanku dengan dia. Biar bibi mengurangi gajiku saja untuk dia bi. Aku bisa bekerja setengah hari dan ia melanjutkannya. Bibi kan juga tau bahwa aku sekarang tidak bisa melepaskan tanggung jawabku atas perusahaan papa, aku masih harus menghandlenya bi, belum lagi aku harus menghandle butikku bi. Aku saja tidak punya waktu untuk butik itu saat ini, jadi aku memutuskan lebih baik aku bekerja setengah hari saja."
Jelasku pada bibi.

"Aku mohon berikan dia pekerjaan, aku mohon bi." kataku memelas pada bibi.

"Baiklah, tapi dia tidak meninggalkan nomor ponselnya." kata bibi sambil menghembuskan nafas beratnya.

"Aku akan mencarinya, dia pasti belum jauh dari sini."
Aku langsung berlari meninggalkan Bibi Lyla.

Aku berlari keluar dari cafe.
Sedikit bingung harus menuju ke arah mana, namun aku berusaha mengikuti kata hatiku.

Aku terus berlari menerobos beberapa orang sambil menengok ke kanan dan kiri berharap menemukan wanita itu.

"Kemana wanita itu?kenapa cepat sekali hilangnya." kata ku sambil behenti sejenak untuk mengambil nafas lalu aku melanjutkan berlari.

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang