Chapter - 24

3.7K 160 0
                                    

Warning!!! 18++
Bagi yang ga mau baca yang ada konten dewasa mohon skip ya.

Shawn tidak menduga akan menjadi seperti ini.
Ia benar-benar tidak percaya kalau mereka sudah melakukannya.

Melihat bercak darah yang membekas di sprei tempat tidurnya itu membuatnya sadar kalau Candice benar-benar menyerahkan dirinya pada Shawn.

Kini Candice sedang berada di dekapan Shawn.

Shawn mencium puncak kepala Candice beberapa kali lalu mengusap rambutnya dengan sayang.

Ia mengangkat wajah Candice yang bersembunyi di dada bidang miliknya lalu mengelus pipinya lembut dan mendaratkan ciumannya di bibir Candice.

Merasa mendapatkan balasan dari Candice membuat Shawn mengubah posisi yang tadinya memeluk Candice sekarang sudah berada di atasnya.

Ciuman yang tadinya lembut berubah menjadi menuntut dan rakus.
Ia mulai menciumi leher Candice dan meninggalkan jejaknya di sana hingga membuat Candice menggeliatkan kembali tubuhnya.

Setelah puas bermain di leher Candice yang jenjang ia mulai menurunkan ciumannya pada dada Candice yang membusung sempurna itu.

Dengan seringaian jahil Shawn sesekali menggigit puncak dada wanita yang berada di bawahnya itu hingga wanita itu sedikit mendesah.

"Argghh."
Candice yang menyadari desahannya itu langsung menutup mulutnya.

"Jangan menutupinya, aku ingin mendengarnya." bisik Shawn di kupingnya lalu sedikit mencium kuping Candice yang membuat Candice merasa geli.

"Geli.."
Kata Candice sedikit mengeluarkan tawanya.

Shawn tersenyum melihat tingkah Candice yang berada di bawahnya.

"Aku menginginkannya lagi."
Bisik Shawn.

Candice menggelengkan kepalanya menolak apa yang laki-laki itu katakan.

Namun Shawn tidak menyerah begitu saja malahan ia semakin memanfaatkan kesempatan untuk menggoda Candice.

Perlahan tangannya mengusap paha Candice sambil mencium lembut leher Candice.

Candice merapatkan pahanya menghalangi tangan Shawn yang ingin bergerak lebih leluasa di bawah sana namun tiba-tiba Shawn menurunkan wajahnya lalu mengecup selangkahangan Candice membuat wanita itu kaget dan sedikit membuka pahanya.

Shawn langsung mengambil kesempatan itu.
Tangannya sudah bermain di bawah sana. Ia memasukkan satu jarinya membuat Candice kembali menggeliatkan tubuhnya.

"Aku sangat menginginkannya lagi." bisik Shawn dan lagi-lagi mendapatkan gelengan dari Candice.

Kali ini Shawn benar-benar berniat membuat Candice yang akan meminta pada dirinya.

Dengan lembut Shawn mencium bibirnya yang sudah membengkak lalu perlahan turun ke leher, dada, dan perut Candice.

Tanpa di sangka tiba-tiba Shawn sudah mencium dan menjilati milik Candice hingga Candice menghentakkan tubuhnya.

"Argghhh.. Shawn."
Candice meremas rambut Shawn yang berada di bawahnya itu.

Shawn terus menelusuri milik Candice dengan lidahnya yang bergerak bebas membuat Candice terus mendesah.

"Argghhhh...Shawn..Argghh.."
Desah Candice sambil menggeliatkan tubuhnya.

Shawn yang mengetahui bahwa Candice yang sudah mau mencapai puncaknya langsung menghentikan permainannya itu.

Dapat ia lihat raut wajah Candice yang berubah kesal saat ini karna Shawn tiba-tiba menghentikan permainannya itu.

"Kau sudah sangat siap sayang.biarkan aku yang memuaskanmu."
Bisik Shawn lalu ia mulai menggesekkan juniornya di bawah Candice hingga membuat Candice mengerang.

"Arggghhh.."
Candice menggeliatkan tubuhnya namun Shawn tetap menggesekkan juniornya tanpa memasukan juniornya ke dalam Candice.

"Argghhh Shawn.. Aku mau.."
Kata Candice tidak tahan mendapat godaan dari Shawn.

Ia yakin bahwa ia sudah terlihat seperti jalang di mata Shawn.

"Apa yang kamu mau sayang?" Tanya Shawn menggodanya.

"Shawn... Arghhh... Aku mau.. Arghh.. Masukkan Shawn.."
Kata Candice terbata-bata.

Shawn tersenyum melihat Candice yang berada di bawahnya itu.
Dengan satu hentakan junior Shawn sudah memasuki milik Candice.

"Arghh.." desah Candice sambil menghentakkan tubuhnya.

Shawn terus menggerakkan juniornya maju dan mundur.
Ia sangat menikmati permainannya bersama Candice.

"Argghh... Kau sangat nikmat sayang."
Kata Shawn
Ia mempercepat gerakannya hingga membuat Candice mendesah dengan hebat.

"Arghhh.. Shawn.. Arghh.." desah Candice ketika ia mencapai puncaknya.

"Kau menikmatinya sayang?" kata Shawn lalu kembali menghentakkan tubuhnya.

Suara hentakan kedua orang itu memenuhi seisi kamar.

Shawn terus menggerakkan juniornya dengan cepat.

Tangannya yang bebas pun bermain di atas dada candice, sesekali ia melumat puncak dada Candice membuat wanita itu semakin mendesah.

"Arghh..." desah Candice kembali terdengar.
Ia sedikit meremas bahu Shawn karna merasa akan mencapai puncaknya sekali lagi.

Shawn semakin mempercepat gerakannya hingga iapun mengeluarkan desahan di akhir permainan mereka.

"Arghhh Candice.."
Desah Shawn pada saat ia mencapai puncaknya.

Diakhir permainannya Shawn mencium kening Candice.

"Kau lelah?" tanya Shawn sambil menatap Candice dan dijawab dengan anggukan.

Shawn berpindah posisi lalu membawa Candice dalam pelukannya.

"Tidurlah." kata Shawn kembali mencium pucuk kepala Candice dan membelainya dengan sayang.

Trouble With SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang