23

7.9K 305 46
                                    

Sudah dua hari Salsha dirawat akan tetapi Ia tak pernah melihat Iqbal menjengukknya. Salsha juga sudah mengecek handphonye berkali kali akan tetapi Iqbal tak pernah menanggapinya. Salsha juga bertanya kepada pembantu rumah tangganya akan tetapi Bi Surti bilang Iqbal tidak pulang selama 2 hari ini. Jujur Salsha panik,Ia sungguh mengkhawatirkan Iqbal. Disini dirinya terkadang ditemani sahabatnya dan Ari yah Ari tidak pernah absen datang kesini. Salsha juga merindukan pangeran kecilnya Danian. Salsha memang melarang Danian kerumah sakit,karena tidak baik untuk Danian.

Salsha menghela napas pelan,terkadang Ia merasa bosan diam dalam kamar. Ia bangkit dari kasurnya dan berniat untuk jalan jalan sebentar mungkin dapat buat dia lebih tenang. "Eh bandel banget sih! Udah tau sakit masih aja mau kemana lo"Ucap Cassie seraya melototkan matanya. Ia terkejut melihat Salsha yang ingin berdiri dengan cepat Ia menghampiri Salsha. Salsha menoleh kearah Cassie dia mengerucutkan bibirnya. "Bosennn,mau jalan jalan ihh"Rengek salsha. Cassie menghela napas pelan."Lo masih sakit ih"Ucap Cassie tak mau kalah. Bukannya gimana Cassie sayang dengan Salsha sahabat mana coba yang mau sahabatnya sakit gak ada kan? Begitu juga dengan Cassie.

"Kenapa?"Tanya seseorang dari belakang dan ternyata orang itu adalah Steffi. Dan dibelakang Steffi ada Bella. Mereka menatap bingung kearah Cassie dan Salsha. Salsha langsung tersenyum menatap Bella. Bella pasti menuruti keinginannya. "Mau jalann,Tapi yah gitu. Sahabat kita yang bule ini ngelarang gue"Ucap Salsha dengan muka yang sangat menyedihkan. Cassie menghela napas pelan. "Ngadu"Cibir Cassie. Salsha tersenyum menatap Cassie.

"Biarin aja lagi,Kita temenin tapinya. Ayo naik kekursi roda lo"Ucap Steffi sambil melirik kekursi roda. Salsha membulatkan matanya,Ia menatap sahabatnya horror. Dia cuman sakit biasa dan dia harus pakai kursi roda. Salsha menggelengkan kepalanya dengan cepat."Gak mau,gue bisa jalan yah. Ayokk"Ucap Salsha yang sudah berdiri dan ia dibantu oleh sahabatnya. Sahabat Salsha menatap jengkel Salsha yang sangat keras kepala. Tapi mau gimana lagi selain menuruti keinginan Salsha. Mereka mengikuti Salsha dari belakang.

Salsha tersenyum menatap taman rumah sakit yang berada didepan matanya. Ia sesekali memejamkan matanya dan menghirup napas dalam dalam. "Eh kok gue laper kantin kuy"Ajak Cassie,Bella dan Steffi mengangguk setuju. Mereka juga lapar. Salsha menggelengkan kepalanya. "Kalian aja,lagian kantin jauh gue masih lemes"Ujar Salsha dan duduk di salah satu kursi yang berada ditaman. Bella,Steffi dan Cassie langsung menatap Salsha.

"Gak jadi deh kalau gitu. Kita disini aja"Ucap Steffi dan langsung diangguki oleh Bella dan Cassie. Salsha terkekeh lalu menatap sahabatnya. Salsha tau mereka tidak tega meminggalkam Salsha sendirian sahabatnya sangatlah perhatian terhadap dirinya.

"Gapapa pergi aja. Gue janji bakal diam disni aja,gue gak mau kalian kelaparan. Kalau kalian sakit gue sama siapa ? suami gue aja gak ada lihatin gue"Ucap Salsha sedih. Cassie,Steffi dan Bella langsung menatap Salsha. "Yaudah kalau gitu kita makan dulu. Inget lo disini aja!!"Ucap Cassie. Salsha tersenyum lalu menanggukkan kepalanya.

Setelah kepergian sahabat sahabatnya Salsha menatap kesekeliling,Ia berdiri dan membawa tiang infus miliknya. Ia berjalan meskipun seidikit terasa sulit. Senyumannya terus mengembang Ia mengedarkan pandangannya dengan menatap sekekeliling. Akan tetapi tatapannya langsung terfokus satu pusat tepat dihadapannya. Senyumannya perlahan memudar hatinya terasa sesak. Ia memegang erat tiang infus agar dirinya tidak jatuh.

Iqbal dan Vanesha langsung terdiam menatap Salsha yang berada dihadapannya. Iqbal kaget bukan main,Selama beberapa hari ini Ia menemani Vanesha yang sedang sakit dan Ia pikir Salsha penyakitnya tidak terlalu parah oleh karena itu Ia tidak pulang atau gimana. Selain itu Ia juga tidak sempat menghubungi Salsha. Iqbal merasa bersalah hatinya terasa sesak melihat sosoj wanita yang ia cintai kini terlihat kacau. Rambut yang lepek,mata yang sayu wajah yang pucat,dan ditambah lagi tiang infus yang ia pegang. Iqbal merutuki dirinya sendiri.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang