16

7.9K 336 65
                                    

"Bale kamu gapapakan?Aku khawatir soalnya malam tadi kamu bilangnya kamu sakit"Ucap Vanesha menatap Iqbal khawatir. Iqbal sedikit menyunggingkan senyumnya sambil melirik kearah Salsha. Terlihat gadis itu memeperhatikan mereka dengan senyuman pahit.

"Gapapa"Jawab Iqbal sedikit malas. Vanesha akhirnya bernapas lega lalu tersenyum lagi. "Alhamdullillah"Ucapnya sambil merapikan jilbannya yang sedikit berantakan.

Caitlin tersenyum,mungkin sekarang saatnya untuk membalas Salsha.
"Van kalau punya cowok dijaga nanti direbut orang!!"Teriak Caitlin melirik Salsha sinis. Salsha hanya tersenyum dan berjalan mendekati Caitlin lalu duduk tepat diatas meja milik Caitlin. Matanya menatap Vanesha dan Iqbal.

"Bener banget! Hati hati disini banyak cabe cabeaan,Lihat pada merah gini bibirnya"Ucap Salsha santai. Caitlin salah bukannya membuat Salsha malu tapi Ia yang dipermalukan. Sudah cukup kesabarannya.

Brakl

Caitlin memukul meja sambil menatap Salsha dengan mata berapi api,Salsha turun dari meja Caitlin dan tersenyum sinis kearah Caitlin.

"MAKSUD LOE LOE NGATAIN GUE GITU!"teriak Caitlin dengan cukup keras. Ia menatap Salsha dengan tatapan yang sangat sinis. Sedangkan Salsha Ia hanya tersenyum manis.

"Cait gue gak ngatai loe yaa,tapi kalau loe ngerasa yaudah"Ucap Salsha santai sambil berjalan menjauhi Caitlin.

"Sudah sudah jangan bertengkar. Cait makasih sarannya Salsha juga"Ucap Vanesha lembut. Ia bermaksud untuk menengahi mereka.

"ALAH BILANG AJA LOE SENANG KAN LIHAT GUE DIPERMALUKAN! "bentak Caitlin,Vanesha langsung terdiam sungguh Ia tidak senang Caitlin dipermalukan.

"GAK USAH BENTAK PACAR GUE!!"ucap Iqbal sambil menatap tajam kearah Caitlin,Caitlin hanya mampu terdiam. Ia benar benar takut melihat Iqbal membentaknya.

Iqbal langsung menarik tangan Vanesha menuju keluar kelas dengan perasaan yang sangat kesal. Sedangkan Salsha ia menatap kedua punggung itu dengan rasa sakit hati yang amat pedih. Suaminya lebih memilih membela Vanesha yang hanya kekasihnya.

Salsha langsung beranjak keluar sambil menghapus air matanya.

"Kita harus kejar Salsha"Ucap Bella yang sudah berdiri karena ingin mengejar Salsha tapi dirinya ditahan oleh Steffi.

"Biarin dia sendiri dulu"Ucap Steffi. Sambil menarik tangan Bella. Bella akhirnya pasrah,meskipun ia cemas memikirkan Salsha. Mungkin ucapan Steffi ada benarnya Salsha butuh ketenangan.

Salsha merasakan sesak dihatinya,Sekarang ia tengah menangis sambil menyenderkan bahunya ditembok sekolah.

"Aku salah apa sihh!! sampai kamu gituin aku!! Aku benci kamuu!!! Bencii bangetttt!!!"Ucap Salsha sambil menangis sesenggukan. Ia mengacak rambutnya asal. Ia tak habis pikir Iqbal begitu,tadi saat ia dibentak Iqbal hanya diam sedangkan Vanesha? Astagaa Salsha tak habis pikir.

"Butuh bahu buat jadi sandaran?"Ucap seseorang sambil duduk disamping Salsha. Salsha mendongak kearah orang itu disana ia melihat sebuah senyuman manis yang diberikan cowok itu.

"Ari"Lirih Salsha,Ia langsung memeluk Ari erat. Ia butuh seseorang. "Jangan nangis,Sayang air mata loe terlalu berharga buat dikeluarin. Gue aja berusaha buat jagain air mata ini biar gak jatuh. Siapa sih yang udah buat permata gue sampai banyak jatuh gini?"Ucap Ari lembut sambil menghapus air mata Salsha. Peduli setan siapa Salsha itu! Yang penting sekarang Ia benar benar tulus buat selalu berada didekat Salsha.

"Makasih Rii"Ucap Salsha sambil menatap mata Ari. Sungguh ia menemukan kenyamanan dipelukan Ari. Tapi Ia tetap mencintai Iqball.

Ari mengangguk dan tersenyum. "Jangan nangis,nanti tambah manis eh gue diabetes hehe"Ucap Ari sambil terkekeh pelan. Salsha yang mendengar itu tak dapat menahan senyumnya. Ari tentu bahagia.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang