Dulu tugasku hanya mencintaimu
Tapi sekarang tugasku buatmu
kembali nyaman denganku💕"Jangan jadi jagoan"Bisik Iqbal tepat ditelinga Salsha. Salsha memutar bola malas lalu menghentakkan tangannya yang digenggam Iqbal.
"Coba kamu bilang sama dia aja sono"Ucap Salsha sambil melirik Caitlin. Lalu ia melangkahkan kakinya kearah luar toilet.
Caitlin merasakan oksigen didaerahnya habis ketika mata Iqbal menatap tajam kearahnya. Caitlin hanya berani menundukkan kepalanya.
"Jangan macam macam sama dia"Ketus Iqbal lalu melangkahkan kakinya keluar. Caitlin merinding mendengar suara yang sangat amat dingin.
"Shitt!! Gue akan buat Salsha sama Vanesha merasakan akibatnya sendiri karena rebut loe dari gue"Ucap Caitlin dengan senyuman liciknya. Ia mengepal erat tangannya.
***
"Gilaa yaa tu nenek dempull!! Berani banget sama kitaa,dia pikir gengnya aja apa yang bisa sadis!! Kita juga bisaa!! O my god bisa naik darah gue lama lama!!" Steffi dan Bella sedari tadi hanya melongo mendengar sahabatnya Cassie sedari tadi mengomel,Dapat mereka lihat aura kemarahan dari dalam diri Cassie."Saa kenapa tu anak?"Bisik Bella kearah Salsha. Salsha menatap Cassie lalu menatap Bella dan Steffi.
"Caitlin mau bully gue,ya gitu dia marah deh jadinya"Ucap Salsha santai.
Brakk.
"APA!!!"teriak Bella dan Steffi berbarengan dan tak lupa menggebrak meja kantin. Semua mata menatap mereka dengan tatapan aneh.
"Sialan duduk loe berdua,malu gue"Bisik Salsha sambil menari kedua tangan sahabatnya.
"Saa dia keterlaluan harus kita kasih pelajaran nih!!!"Geram Bella kesal.
Salsha menatap ketiga sahabatnya,ia tidak takut. Tapi yang dia takuti saat ini gadis berhijab yang sedang duduk dimeja kantin seberang sana. Vanesha. Salsha tahu jika Vanesha dibully dia tidak akan membalas,itu dapat ia lihat dari suara lembut milik Vanesha.
"Gue takut Vanesha kenapa napa"Ucap Salsha sambil menatap Vanesha. Dan hal tersebut sontak saja Cassie,Steffi dan Bella mengikuti pandangan Salsha.
Mereka semua melongo menatap sahabatnya. Bagaimana bisa Salsha merasa khawatir kepada seseorang yang mempunyai status sebagai kekasih dari suaminya.
"Loe?"Tanya Cassie tidak percaya. Salsha mengedikkan bahunya. Ia tahu pemikiran dari ketiga sahabatnya.
"Dia gak salah,Iqbal aja yang keganjenan. So disini tugas gue cuman bua Iqbal nyaman lagi sama gue"Ucap Salsha. Salsha menatap Ketiga sahabatnya dengan senyuman kecut. Mereka semua merasa iba kepada Salsha.
"Loe memang best deh Sa"Ucap Bella memeluk Salsha. Salsha tersenyum kearah mereka semuanya.
Brakk
"Haha guyss!! Lihat deh cewek alim kayak dia kok bisa bisanya pacaran yaa? Setau gue sih mereka gak ngerti tuh pacaran haha gaya aja loe kayak gini kelakuan loe ternyata haha"Ucap Caitlin sinis. Ia baru saja menggebrak meja Vanesha dan teman temannya. Caitlin,Prily dan Zidny sedang menatap sinis kearah Vanesha.
Vanesha sedari tadi hanya berani menunduk. Dia merasa tersakiti dengan ucapan Caitlin barusan.
"Aku cuman mau ngerasain jadi remaja. Emang salah ya"Lirih Vanesha. Ia sekarang sangat malu karena banyak mata yang menatapnya.
"Haha gue sih berani jamin,gimana shoknya Ummi sana Abi loe saat tahu anaknya yang alim gini pacaran! Sambil pegang pegang tangan haha"Ucap Caitlin dengan tawa liciknya. Vanesha merasa ada yang mengalir diwajah cantiknya ya Vanesha menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...