Bella menatap siluet cahaya dari luar dan menandakan hari sudah pagi. Bella mendekat kearah Salsha dan dimeja sana sudah terlihat makanan. Salsha masih memejamkan matanya wajahnya semakin pucat dan membuat Bella semakin khawatir.
"Sall hey bangun"Ucap Bella lembut. Salsha membuka matanya dengan susah. Bella tersenyum menatapnya.
"Makan dulu yah udah itu minum obat"Ucap Bella lembut. Salsha menangis Ia sungguh merasa berhutang budi kepada Bella yang rela mengurusi diriny yang sakit sakitan.
"Bell makasih yah. Lo baik banget sama gue"Ucap Salsha. Bella menggelengkan kepalanya. "Lo sahabat gue! Jadi gak usah sok gak enak deh"Ketus Bella. Salsha terkekeh mendengar itu. Bellapun menyuapi Salsha.
"Gue bakal cari cara buat keluar Sal dan gue bakal bawa lo kerumah sakit janji"Ucap Bella menatap Salsha. Salsha tersenyum dan menganggukan kepalanya lemah. Saat seperti ini dia merasa tidak berguna.
"Aduhh! Mereka dimana? Ya allah"Ucap Aisyah sambil menangis. Mereka kini tengah mencari keberadaan tiga gadis itu.
"Kalian gak boleh nyerah! Semangat!"Ucap Juan menyemangati mereka. Mereka tersenyum dan mengangguk.
***
"OMG! Ini hutan atau apaan sih! Serem amat"Keluh Cassie sambil mengelap keringat didahinya. Dia sudah memutarkan hutan ini tapi ia tak menemukan jejak. Cassie masa bodo dengan keselamatanya dalam otaknya hanya mencari Bella dan Salsha. Bahkan rasa penakut Cassie hilang."Cassie! Semangat lo bisaa!! Kalau gini nih caranya gue semakin berasa kalau gue Bule nyasar! Aelah ingat Aldi sama Bastiann! Bastiann rinduu"Tambah Cassie lagi. Wajah Cassie sudah merah karena kelelahan tapi ia tak berhenti Ia masih semangat mencari Bella dan Salsha.
.
.
.
"Bapakk Botakkk panggilin Brayn dong!! Gue mau ketemu nih! Hussh dengerin gue elah"Bisik Bella. Dia tidak mau teriak karena takut membangunkan Salsha. Brayn yang memang sedang berada diluar terkekeh mendengar Bella. Astagaa Bella sangat menggemaskan. Kalau begini caranya Brayn semakin tak rela jika Bella dibebaskan.
Bughh
"Anjir jidat gue awss"Ucap Bella sambil mengelus jidatnya. Brayn menatap Bella panik. Ia bahkan berjalan mendekati Bella.
"Lo gapapa?!"Tanya Brayn panik bahkan sedikit teriak. Bella meletakkan telunjuknya dibibir Brayn. Brayn menjadi diam membeku.
"Gak usah teriak elahh. Salsha bangun nanti"Ucap Bella pelan. Brayn menatap mata hitam pekat milik Bella. Gadis itu sangat manis.
Tak apa dia dikatakan Om pedofil jika yang dia sukai adalah Bella. Gadis yang sangat imut.
"Kenapa manggil?"Bisik Brayn. Bella tersenyum licik. Ia mendekatkan wajahnya kearah Brayn. Brayn menahan napasnya sejenak.
Brayn memaki dirinya sendiri yang nampak gugup dekat remaja labil didepannya ini. Brayn menahan napas saat merasa hembusan napas semakin terasa menerpa wajahnya. Bella tersenyum menggoda.
"Hai Kak Brayn gue rindu lo"Bisik Bella. Brayn berusaha menahan sesuatu agar Ia tak menerkam Bella sekarang juga. Kenapa juga Remaja labil ini menjadi liar seperti ini.
"Bella jangan begitu. Kamu membuat saya gagal fokus"Ucap Brayn berusaha memalingkan wajahnya. Bella terkekeh Ia mengelus dada bidang milik Brayn lalu memeluknya erat. "Ayolahh! Gue cuman mau meluk lo"Ucap Bella dengan senyuman menggodanya. Brayn kembali menahan napas. Brayn sudah mengingatkan dirinya agar ia tak termakan rayuan Bella.
"Kamu mempesona Brayn"Ucap Bella lembut bahkan kini dia sudah membelai dada bidang Brayn. Lalu Bella memeluk Brayn.
"Lepas Bella. Jangan buat Saya tergoda"Ucap Brayn berusaha melepas pelukan Brayn. Bella menatap Brayn kesal. "Iman situnya aja yang lemah. Pergi sono"Ucap Bella melihat Brayn kesal. Brayn langsung berdiri! Sial dia harus beredam diri sudah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...