4

9K 320 18
                                    

Salsha membalikkan badannya,Lalu mulai berjalan menjauhi Iqbal dengan Vanesha. Hati Salsha sangatlah sakit. Ia memang memberi kebebasan untuk Iqbal tapi dalam bidang ini tentu saja Salsha tidak memberi kebebasan. Wanita mana yang mau cintanya dibagi?

Salsha memasuki ruangan Danian,disana ia melihat ketiga sahabatnya tengah duduk disofa ruang inap. Salsha berusaha menegarkan hatinya,karena ia tahu jika ia mengatakan ini kesahabatnya maka habisla Iqbal.

"Hy kalian,udah lama ya?" Tanya Salsha sambil mengeluarkan senyuman manis. Fake Smile.

Steffi dan yang lain menatap Salsha mereka tersenyum kearah Salsha.
"Barusan kok Saa"Ucap Steffi dengan senyuman yang mengembang. Salsha mengangguk nganggukkan kepalanya,tiba tiba pintu ruangan terbuka. Menampakkan cowok dengan tampan dengan rambut acak acakkan. Dia adalah Iqbal.

Sudah puas ketemuannya,Batin Salsha dalam hati. "Dari mana Bale?" Ucap Salsha lembut. Ia tak akan langsung menanyakan hal ini kepada Iqbal. Dia akan mencari bukti terlebih dahulun,untuk saamatanya biarlah Salsha berpikir fositive.
"Nyari angin,eh ada kalian." Ucap Iqbal tersenyum. Steffi,Cassie,dan Bella tersenyum manis. "Hy bale"Ucap mereka bersamaan.

Beginilah mereka,saat dihadapan Salsha mereka akan terlihat tidak terjadi apa apa. Iqbal duduk disamping Salsha,ia mengelus kepala Salsha.
"Gimana Iyan Saa?" Tanya Steffi. Salsha menatap Danian,lalu kembali menatap Steffi.

"Kata dokter,Iyan cuman perlu minum vitamin. Hari ini Iyan sudah boleh pulang."Jelas Salsha sambil menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi. Mereka mengangguk nganggukan kepalanya."Oh oke,nanti kita bantuin yaa" Ucap Cassie sambil memainkan ponselnya. Salsha menganggukkan kepalanya.

"Gimana sekolah kalian? Iqbal nakal gak disekolah?" Tanya Salsha sambil menatap Iqbal yang tengah memainkan Games dihandphone milikknya. Iqbal menatap para sahabat Salsha.
Wihh jangan ditanya Saa,asli nakal banget. Dia itu gaya kayak anak preman deketin Vanesha mana gak ingat loe lagi. Playboy cap kodok memang,Batin Cassie menatap Iqbal tajam.

Haha jangan ditanya deh Sal,dia mah gak nakal lagi tapi lebih tepat kearah BRENGSEK. Dasar sok ganteng.,Batin Bella.

Wah Gue jawab gini aja yak,Iya Saa nakal banget. Gue benci banget sama dia,Sok banget. Iuuu badan cungkring aja dibanggain,Batin Steffi sambil memandang tajam kearah Iqbal.

Iqbal memendang mereka bertiga dengan tatapan yang seolah olah mengatakan.Awas loe bilang macam macam. Salsha yang melihat mereka menjadi aneh sendiri. "Guys"Ucap Salsha. Mereka tersontak kaget,dan membuang pandang kearah lain.

"So Gimana kelakuan Iqbal?" Tanya Salsha lagi.

"Oh Baiklah"Jawab mereka serempak. Mereka tidak mau Salsha sakit hati. Iqbal menghela napas lega. Salsha segera bangkit dari tempat duduk saat ada Dokter yang memeriksa Danian.

"Permisi Saya mau periksa anak anda" Ucap Dokter itu. Salsha mengangguk dan tersenyum. Sambil menunggu Salsha memainkan ponselnya.
"Ekhem" Ucap Dokter itu berdehem,Salsha pun menolehkan pandangannya kearah dokter.
"Danian sudah sehat,jadi dia bisa pulang hari ini"Jelas Dokter itu.
"Alhamdullillah" Ucap mereka bersamaan. Merekapun bersiap siap.

                                    ***
Salsha dan Iqbal memasuki rumah mereka. Iqbal yang membawa Danian,sedangkan Salsha mengikuti dari belakang. Barang barang mereka Bik Surti la yang membawanya. Sedangkan para sahabatnya langsung pulang.

Salsha merebahkan dirinya dikasur empuk milik mereka. Iqbal juga merebahkan dirinya disamping Salsha setelah meletakkan Danian dalam Box Bayi. Salsha menatap langit langit kamar.
"Aku memang ngasih kamu kebebasan Bale. Tapi aku gak mau kamu sampai ada wanita lain dihati kamu. "Ucap Salsha menoleh kearah Iqbal,Iqbal terdiam memikirkan ucapan Salsha. Lalu ia menoleh kearah Salsha. "Iya Saa,cuman kamu dihatiku" Ucap Iqbal. Iqbal jujur loh,memang hanya Salsha dihatinya. Tiba tiba Handphonenya berbunyi. Iqbal mengecek HP nya ternyata chat dari sahabatnya.
Aldi:Bro jadikan lo ikutan nongkrong?

Iqbal menatap Salsha. "Saa aku mau pergi boleh ya?" Ucap Iqbal. Salsha menatap Iqbal. Salsha menggelengkan kepalanya. "Gak,Iyan baru sembuh masa kamu ninggalin kami." Ucap Salsha tegas. Iqbal memutarkan kedua bola matanya. "Please Saa,aku mau main sama temen temen kamu gak boleh egois dong" Ucap Iqbal kesal. Salsha menatap Iqbal tajam dan dingin.

"Kalau aku bilang enggak ya enggak" Ucap Salsha sambil menatap kearah lain. Biarlah dia dikatakan egois,ia butuh Iqbal. Iqbal mencengkram bahu Salsha.
"SAA JANGAN EGOIS DON,AKU JUGA MAU MAIN!! KAMU KOK JADI GINI SIH!! TERSERAH MAU KAMU SURUH APA TIDAK KEK AKU BAKAL PERGI"Teriak Iqbal didepan Salsha. Salsha sangat kaget dengan bentakkan Iqbal. Hal tersebut juga dirasakan Danian,karena sekarang Danian menangis.
"TERSERAH BALE!PERGI AJA PERGI,MAU AKU LARANG KAMU JUGA GAK DENGARKAN? PERGI AJA SEKALIAN GAK USAH PULANG! AKU CAPEK DITINGGALIN TERUS!! AKU GAK SUKA DIBENTAKK!!!!" Teriak Salsha,sekarang air matanya sudah meluncur tanpa izin. Salsha segera melangkahkan kakinya kearah Danian,lalu ia menggendong Danian dan mengambil kunci mobil.
"Mau kemana kamu?" Ucap Iqbal yang masih menahan kesal.

"Kamu mau pergikan? Pergi aja,aku sama Iyan biar kerumah Bunda atau gak Mama" Ucap Salsha sambil melangkahkan kakinya. Iqbal memegang lengan Salsha.
"Kalau kamu pergi pergi aja! Danian gak usah dibawa dia lagi sakit"Ketus Iqbal. Iqbal tau,Salsha gak akan pergi tanpa Danian.
"Apaan sih! Aku ini bundanya!" Geram Salsha. Iqbal menatap Salsha datar. "Aku ayahnya!" Ucap Iqbal lagi. Salsha menghela napasnya,ia duduk dipinggir ranjangnya. Percuma berdebat ia tak akan menang. Salsha menatap Danian,lalu menciumnya. Iqbal duduk disamping Salsha. Salsha tak menoleh sedikitpun.

"Saa oke kalau itu mau kamu. Aku gak jadi pergi" Ucap Iqbal mengalah. Salsha merasakan bahagia. Tapi ia terlalu gengsi untuk mengakui itu.
"Pergi aja. aku gak peduli tuh,sejak kamu bentak aku tadi"Ucap Salsha dingin. Iqbal menghela napasnya,dia tidak sanggup jika Salsha mendiamkannya.
"Yaudah aku minta maaf" Ucap Iqbal,Salsha tak menanggapi ucapan Iqbal. Ia segera beranjak dan meletakkan Danian dalam Box bayi. Iqbal merasa kesal karena diabaikan. Ia menari Salsha lalu mencium bibirnya dengan kasar,Salsha kaget dengan penyerangan tiba tiba. Ia memberontak dan menangis,Iqbal kasar. Saat melihat Salsha menangis,Iqbal segera memeluk Salsha.

"Maaf" Ucap Iqbal memeluk Salsha erat sangat erat. Salsha hanya diam sambil menangis.
"Maafin aku Saa" Ucap Iqbal dengan suara yang mulai kesal. Salsha yang merasa takut akhirnya hanya mengangguk pasrah.

Nah loh? Salsha baik banget yaa!! Aduh bale jahat banget sihh😒 Hati hati loh Bale nanti Salsha berontak tahu rasa kamu!! Siapa yang mendukung Salsha untuk membalas Bale disini???

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang