Salsha dan Iqbal sama sama diam didalam mobil. Hari ini Salsha sudah boleh pulang maka dari itu Iqbal menjemputnya dirumah sakit. Tak ada lagi canda tawa diantara mereka. Tak ada obrolan hangat antara mereka sekarang hanya keheningan yang menemani mereka.
"Udah sampe"Ketus Iqbal sambil keluar mobil. Salsha Ia hanya tertawa pelan karena Iqbal sama sekali tak membantunya. Ia menatap punggung Iqbal yang sudah mulai memasuki rumah.
"Non sini teh bapak bantu"Ucap Satpam rumah Salsha. Salsha memang belum kuat untuk berjalan sendirian oleh karena itu Ia menganggukkan kepalanya. Iapun berjalan dibantu pak satpam.
"Manja banget! Kemaren aja udah kuat peluk pelukan"Sinis Iqbal sambil menatap Salsha remeh. Salsha menatap Iqbal tajam,Ia tidak mengerti kenapa Iqbal bisa berubah secepat ini. "Apaan sih! "Balas Salsha tajam dan meninggalkan Iqbal sendirian. Iqbal menatap Salsha datar lalu Ia tersenyum masam. "Kalau gini sikap kamu,buat aku tambah percaya kalau kamu memang selingkuh Saa"Ucap Iqbal sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Iyann sinii Bundaa kangennn bangetttt!!!"Ucap Salsha memeluk Danian. Ia sedikit merasa bersalah karena beberapa hari ini Ia sangat sibuk sehingga tidak ada waktu bersama dengan Danian. Salsha begitu rindu dengan anaknya,Ia mencium Danian berkali kali.
"Maafin Bundaaa yahh,Bundaa jarang main lagi sama Iyann"Ucap Salsha lembut. Ia mencium pipi gembul Danian lagi. Sungguh Ia rindu anaknya yang sangat lucu itu.
"Gimana mau main orangnya aja sibuk selingkuh"Ketus Iqbal sambil melepas sepatunya. Ia menjatuhkan dirinya dikasur lalu memejamkan matanya sejenak. Salsha menghela napas jujur saja hatinya sakit jika dituduh selingkuh.
"Bale jangan mulai,aku capek"Desis Salsha. Ia beranjak dari tempat tidur lalu pergi meninggalkan kamar. Ia lelah tapi ia malas jika Iqbal terus menuduhnya oleh karena itu Ia memilih untuk keluar kamar.
"Kalau orang selingkuh ya gitu"Ucap Iqbal santai. Salsha menatap Iqbal dengan tajam,Ia membalikkan badannya lalu menghampiri Iqbal."Kalau aku selingkuh,kamu apa ha? Disini yang jelas jelas selingkuh itu kamu bukan aku. Brengsek tau gak"Ucap Salsha berusaha santai,karena jika Ia teriak maka akan membuat Danian terkejut.
Iqbal tersenyum getir. "Aku punya alasan. Kan aku udah sering bilang sama kamu"Ucap Iqbal santai seolah olah ia tidak pernah salah. Salsha lagi dan lagi tersenyum masam.
"Oh yah? Mau punya alasan apa enggak ya tetap selingkuhkan? Udahlah terserah kamu mau percaya sama aku apa enggak itu hak kamu"Ucap Salsha dan meninggalkan Iqbal.
"kamu gak tau Saa"Iqbal merasa frustasi.
***
"Ihh Iqballll balikin gak Ice krim aku"Ucap Vanesha sambil mengejar Iqbal dikoridor sekolah. Ia tertawa lepas,Iqbal juga tertawa. Mereka terlihat sangat bahagia. "Kejarr donggg sinii"Teriak Iqbal menoleh kearah Vanesha. Ia menatap Vanesha yang kini tengah tersenyum bahagia jilbabnya yang terbang kian kemari membuat Ia tambah cantik.Bughh
"eh sorry gue gak li_Salsha"Ucap Iqbal sambil menatap wanita yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Iqbal tanpa sengaja menumpahkan ice krim ke seragam Salsha. Salsha menatap geram kearah Iqbal sedangkan Iqbal menatap Salsha datar tanpa merasa bersalah. Hati Iqbal seakan terus mengingat bahwa Salsha telah berkhianat dan ia benci itu."Eh ya allah. Salsha kamu gapapakan,ya ampun Iqbal hati hati dong"Ucap Vanesha panik ia mengeluarkan sapu tangan dari kantong bajunya dan berniat mengelap seragam Salsha. Dengan cepat Salsha menepisnya. Ia merasa kesal dengan Vanesha,Vanesha lah yang buat semuanya berubah dan ia benci Vanesha.
"Gak usah sok baik deh,Kalian kalau mau pacaran bisa gak sih gak usah ngerugiin orang. Kayak bocah aja kejar kejaran"Sinis Salsha menatap Iqbal tajam. Sedangkan Vanesha ia menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. Iqbal maju selangkah dan menatap Salsha tajam.
"Kamu berubah yah,kamu gak pernah kasar begini. Oh apa karena dia kamu jadi berubah?"Ucap Iqbal sinis. Salsha terkekeh yang kesan dipaksakan Ia menaikkan alisnya sebelah. "Sayangnya aku berubah bukan karena dia,tapi karena kamu"Ucap Salsha santai. Ia sudah malas terus mengalah lalu Ia menatap Vanesha sinis.
"Please deh Van,gak usah drama. Kalau gue bicara lihatnya kearah gue bukan nunduk. Dasar penakut"Ucap Salsha menatap sinis kearah Vanesha. Iqbal menatap tajam kearah Salsha. Salsha yang dihadapannya bukanlah Salshanya,Salshanya tak pernah begini. Salshanya berubah dan Ia percaya Salshanya diubah oleh Ari.
"Setidaknya dia lebih baik dari kamu! Dia setiaa!!"Bentak Iqbal,Dan syukurknya koridor disekolah lagi sepi. Jadi tak banyak yang menatap kejadian tersebut.
"Udahlah Van,kita pergi aja. Buat apa minta maaf sama cewek bar bar kayak dia"Ucap Iqbal sambil menarik tangan Vanesha. Salsha langsung mengalihkan pandangannya. Ia merasakan sesak karena kejadian itu.
"Saaa lo gak boleh lemah"Ucap Salsha menyemangati dirinya sendiri. Akan tetapi air mata itu tidak dapat dipungkiri lagi air matanya jatuh begitu saja.
"Sini gue tampungin air matanya,biar air matanya gak jatuh sia sia"Ucap Ari yang langsung meletakkan tangan dibawah dagu Salsha. Salsha sontak saja kaget Ia menatap wajah Ari yang kini tengah tersenyum kearahnya. Salsha langsung saja memeluk Ari.
"Riii gue capekk!"Ucap Salsha didalam pelukan Ari. Salsha butuh sandaran dan Iqbal tidak bisa lagi menjadi sandarannya.
"Gue disini,jadi jangan sedih"Ucap Ari mengelus rambut Salsha."Sakit yah lihatin orang yang kita sayang sama orang lain haha perihh"Ucapnya yang berada dibelakang Iqbal yang kini tengah menatap Salsha dan Ari. Iqbal langsung menatap orang tersebut dengan sedikit senyuman yang dipaksakan.
"Guenya aja sering buat dia sakit yah jadi mau gimana lagi"Ucap Iqbal dengan lirih. Orang tersebut langsung tersenyum pahit. Ia menatap Iqbal dengan tatapan meremehkan.
"Lo lemah,Dia selingkuh aja lo gak bisa tegasin banci lo"Ucap orang itu santai. Iqbal menatap orang tersebut datar.
"Apaan sih Bell. Lo kan temennya Salsha tapi kok lo gini sih"Ucap Iqbal datar menatap Bella yang kini menatapnya dengan senyuman meremehkan. Bella tersenyum sinis menatap Salsha.
"Temen? Gue memang temen dia tapi gue tau kok mana yang benar dan mana yang salah. So pasti gue bakalan bantu yang benar"Ucap Bella santai. Ia meninggalkan Iqbal dengan senyuman licik. Iqbal menatap kepergian Bella dengan tatapan bingung.
"Haha sumpah ngakakk"Ucap Salsha dengan tawa yang terbahak bahak. Ia sekarang tengah berada dikantin bersama para sahabatnya dan juga Ari. Mereka semua tertawa mendengar lelucon dari Ari. Salsha tertawa puas kesedihan yang ditorehkan Iqbal tadi seakan akan langsung lenyap.
"Cantiknya kalauu lagi ketawaa eaa"Ucap Ari menggoda Salsha. Salsha sontak menghentikan tawanya dan memukul lengan Ari pelan.
"Ya allah Saa sakitt. Salsha kalau mukul suka sakit tapi tak kurasakan karena kalau dipukul bidadari mah rasanya bedaaa kayak ada manis manisnya gitu"Ucap Ari dengan kekehan.
"Keselek bakso gue"Ucap Cassie yang pura pura batuk.
"Gue jugaa nihh"Ucap Steffi yang langsung minum. Mereka semua terkekeh melihat hal itu.
"Receh Rii recehh. Eh Bell ngapain diam aja?"Tanya Salsha lembut. Bella tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Gapapa"Ucap Bella.
"Kayak gak tau Bella aja. Eh Si Vanesha kok nempel nempel mulu yak. Gak malu sama penampilan apa"Ucap Steffi menatap sinis kearah Vanesha dan Iqbal yang berada diujung kantin. Mereka semua menoleh kearah Vanesha dan Iqbal.
"Udahh lah gak usah ngurusin mereka"Ucap Salsha santai meskipun hatinya sedikit merasakan sakit.
Sorry pendekk guyss! Sumpah mentok banget pikirannya hehe😁😁 Maafkanlahh yahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...