Salsha menatap Bella yang kini tengah dibully habis habisan dilapangan. Salsha menatap Bella dengan tatapan sedih. Tapi ia tak bisa melakukan apa apa selain diam. Biarlah Bella merasakan akibat dari perbuatan yang dia lakukan. Salsha memundurkan langkahnya akan tetapi Ia berhenti karena ada Steffi dedepannya.
"Gue sedih lihat Bella tapi yah mau gimana lagi,lo juga kan Sal?"Tanya Steffi menatap Salsha. Salsha mengangkat bahunya acuh. Ia kasian dengan Bella tapi Ia terlalu malas berhubungan dengan Bella. Salsha melangkahkan kakinya meninggalkan Steffi yang masih menatap Bella.
Steffi menghela napas pelan Ia tak pernah menyangka bahwa semuanya akan terjadi seperti ini. Persahabatannya hancur. Steffi menghembus napas pelan lalu Ia mulai melangkahkan kakinya mundur meninggalkan lapangan.
Salsha duduk dibangku dengan wajah yang murung. Iqbal menatap Salsha dengan alis terangkat sebelah.
"Tadi mood bini gue okeoke ajaa,sekarang kok gini?"Batin Iqbal,Iapun beranjak dari bangkunya dan mendekati Salsha. "Kamu kenapa hm?"Tanya Iqbal sambil memegang tangan Salsha. Salsha menggelengkan kepalanya lemas. Jujur Ia ingin melakukan sesuatu untuk Bella. Tapi Ia tak bisa apa apa.
Tingg
Salsha terlonjak kaget saat notifikasi masuk kedalam ponselnya. Salsha menyatukan alisnya saat melihat nama Vanesha. "Siapa?"Tanya Iqbal penasaran. Salsha menunjukkan layar ponselnya pada Iqbal. Steffi dan Cassie kini tengah bergabung dengan Kiki,Aldi,dan Bastian yang tengah bernyayi. "Ngapain dia?"Tanya Iqbal penasaran. Salsha menggelengkan kepalanya tanda tak tahu. Iapun mengklik nama Vanesha.Vanesha mengirimkan dia Video.
Vanesha:Aku harap kamu percaya sama video ini Sal
Salsha menatap Iqbal. Iqbal pun menganggukkan kepalanya ia juga penasaran dengan Video itu. Saat membuka Video mata Salsha membulat sempurna.
Brakk
"Kamu mau kemana?!"Teriak Iqbal terkejut. Ia juga tak percaya dengan Video itu. Iqbal mengejar Salsha. Steffi,Cassie,Aldi,Kiki,dan Bastian saling berpandangan satu sama lain. Dan dalam hitungan detik mereka juga ikut kocar kacir mengikuti Salsha dan Iqbal.
Salsha berlari sekuat tenaga tujuannya hanya satu lapangan. Salsha mengatur napas terlebih dahulu. Disana Ia sudah menatap Bella yang sudah menunduk sambil menangis. Caitlin,Prily,Zidny sudah tertawa terbahak bahak. Salsha menatap Vanesha yang terlihat panik.
Akan tetapi kepanikan Vanesha hilang saat menatap Salsha. Salsha tersenyum saat melihat Vanesha menganggukkan kepalanya. Salsha melangkahkan kakinya kearah tengah lapangan. Disana mereka sudah menatap Salsha yang sudah berdiri dihadapan Caitlin dengan senyuman sinis diwajahnya.
"Huhhftt capekk gue,Salsha mana Ball?"Tanya Cassie ngos ngosan menepuk bahu Iqbal. Iqbal tak menjawab apapun Ia hanya menatap Salsha yang berada dilapangan. Cassie dan yang lainnya melongo menatap Salsha yang berdiri dengan angkuhnya disana.
"Salsha ngapain itu. Bantuinn kuyy"Ajak Aldi semangat. Mereka menganggukan kepalanya mereka segera berlari kearah Salsha. Ari yang melihat itu tak tinggal diam,dia juga tokoh penting disini. Jadi Ia akan membantu biar terlihat keren😁
"Welcome Salsha dan yang lainnya pasti kalian mau bantu gue kan. Buat Bully si cewek pembunuh sama Pengkhianat kayak dia"Ucap Caitlin dengan seringaian jelas diwajahnya. Salsha terkekeh. Ia melipat kedua tangannya didepan dada. Dagunya dia angkat tinggi tinggi sehingga kesan angkuhnya semakin terlihat jelas. Salsha menganggukkan kepalanya Ia menatap Bella tajam.
"Apa ajaa yang mau lo bilang tentang Bicthh ini?!"Ucap Caitlin memandang Bella tajam. Salsha ikut memandang Bella tajam keadaan menjadi semakin tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...