Prolog

19K 466 2
                                    

   Penyesalan itu datang pada akhirnya! Kini yang perlu dilakukan adalah menjalani semua dari penyesalan kita.
                               ***
  Malam yang sunyi terdengar suara dentuman musik yang memekakan telinga. Banyak orang yang sedang menari nari disana,dan melakukan hal yang dibatas wajar.

Gadis itu tampak bingung dengan semuanya,Ia tak pernah kesini. Sialnya malam ini ia mengikuti ajakan temannya yang bernama sharon. Saat ia berjalan tiba tiba matanya memicing. Ia menatap cowok berkemeja tengah menari nari dan memegang sebuah minuman terlarang dalam botol. Emosinya langsung naik,ia menghampiri cowok itu dengan tatapan yang berapi api.
"Wee ada cewek cantik nih"

"Nyariin gue yaa!"

" Hy cantikk"

Begitulah yang diucapkan para cowok disana,gadis itu tidak peduli itu. Matanya terus memandang cowok yang tengah mabuk dan menari nari tak jelas.
"Iqball!!!" Teriaknya. Dan sontak membuat orang yang bernama Iqbal menoleh.
"Saa kamu ngapain disini hm? bahaya" Ucap Iqbal memicing matanya menatap gadis cantik didepannya dia Salshabila Adriani Baratha kekasih hati Iqbal Ramadhan Alaskha.
"Loe kenal bale kenalin dong kekita" Ucap salah satu dari mereka sambil memandang Salsha. Melihat hal itu sontak Iqbal memeluk Salsha.
"Jangan macam macam loe! Dia pacar gue milik gue!" Ketus Iqbal sambil menarik Salsha. Salsha merangkul Iqbal dengan susah.
"Ck,nyusahin aja sih!" Decak Salsha kesal. Ia berjalan menuju mobilnya.

                              ***
"kenapa sih pakai mabuk segala ha? Kamu pikir keren? UNFAEDAH" Geram Salsha kesal sambil membantu Iqbal masuk mobil. Didalam mobil hanya terjadi keheningan.
"Saaa aku nyetirr " Ucap Iqbal dengan suara manjanya. Salsha hanya menghela napas,ia tahu Iqbal tak suka jika ia yang menyetir karena menurut Iqbal itu adalah tugasnya. Tapi bagaimanapun Salsha masih ingin hidup ia tak ingin mati karena membiarkan seorang Iqbal yang mabuk membawa mobil.

"Kamu diam disitu! Biar aku yang nyetir" Ucap Salsha tegas dan pada akhirnya Iqbal mengangguk pasrah. Salsha membawa Iqbal keapartemen milik Iqbal. Salsha tak berani menyerahkan Iqbal dalam keadaan kacau kerumah Iqbal. Itu sama saja dia mengantarkan Iqbal didalam bahaya. Salsha menidurkan Iqbal,ia bergerak menuju kaki Iqbal dan melepas sepatunya lalu ia melepas kancing kemeja yang dikenakan Iqbal. Dan tanpa diduga Iqbal menarik Salsha dan akhirnya terjadilah sebuah kejadian yang tak terduga. Dan hal itulah yang membuatnya semuanya jadi kacau.

Pagi yang sangat mendung seolah olah mewakili kehidupan seorang gadis yang tengah menangis. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kamu jahat bale!! Jahat Hikss" Ucap Salsha,Salsha merasa dirinya sangat kotor ia takut menghadapi semuanya. Karena mendengar sebuah tangisan,Iqbal membuka matanya secara perlahan lahan. Matanya seolah enggan untuk terbuka,tapi ia paksakan. Setelah matanya terbuka sempurna ia menatap seorang gadis ah bukan dia bukan gadis lagi dia adalah seorang wanita. Iqbal menatap kekasihnya tengah menangis ia pun mencoba mengingat semua kejadian.
"Oh shit!!! " Umpatnya kesal,ia merasa cowok paling brengsek karena telah menodai seseorang yang paling ia cintai.

Iqbal menatap Salsha sendu,ia mendekat kearah Salsha.
"No!! Jangan deket deket gue,loe adalah orang yang paling brengsek yang gue kenal!! Loe jahat jahat" Teriak Salsha sambil menangis. Iqbal merasakan dadanya sesak melihat wanitanya tengah menangis.
"Sorry baby,Aku nggak sadar. Maafin aku" Ucap Iqbal memeluk Salsha,Salsha memberontak ia memukul mukul pelan dada Iqbal.
"Kamu jahat bale,aku takut hiks" Ucapnya terus menangis,Iqbal mengeratkan pelukannya.
"Aku bakal tanggung jawab saa,kita bakal lewati ini bersama."Ucap Iqbal dengan penuh penyesalan.
"Kamu janji?" Ucap Salsha menatap Iqbal. Iqbal tersenyum lalu mengangguk.

                            ***
Seminggu sudah mereka lewati semua itu,Iqbal dan Salsha tak terlihat dalam masalah. Mereka seperti biasanya. Akan tetapi hari ini Salsha tampak sangat pucat,ia sudah berulang ulang kali ke wc sekolah untuk menumpahkan semua isi perutnya. Sedangka Iqbal ia hanya menunggu Salsha khawatir diluar toilet.
"Sayang kamu gapapa kan?" Tanya Iqbal khawatir. Akan tetapi Salsha tak menyahutinya. Salsha masih sibuk dengan memuntahkan semuanya,Seketika ia teringat bulan ini ia tak kedatangan tamu. Apakah ini tandanya kalau ia? Tidak mungkin secepat itu.

Salsha menggeleng gelengkan kepalanya,ia segera keluar dan menarik Iqbal. Iqbal kaget karena kelakuan Salsha.
"Saa kita mau kemana?" Tanya Iqbal bingung.
"Antarin aku ke apotek sekarang" Ucap Salsha khawatir,Iqbal hanya mengikuti kemauan Salsha. Untung sekarang sudah jam pulang. Didalam mobil Iqbal dapat melihat wajah Salsha yang terlihat gemetar. Iqbal ingin bertanya tetapi ia tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat.

Saat sampai depan apotek Salsha segera lari dan membeli testpack. Setelah itu dia segera masuk kedalam mobil Iqbal.
"Kita ke apartemen kamu dulu" Ucap Salsha,dan Iqbal hanya mengikuti kemauan Salsha. Diperjalanan Salsha terus melamun. Ia sangat takut jika hal ini terjadi,tapi ia sudah bertekad. Jika nanti Iqbal tak ingin tanggung jawab dan ia akan diusir orang tuanya ia akan tetap mempertahan kan anaknya.

Setelah sampai diapartemen Salsha segera berlari kearah toilet dan diikuti Iqbal. Iqbal menunggu Salsha dari luar perasaan khawatir terhadap wanita-nya sangat terlihat jelas diwajahnya.

Hancur sudah! Dunia Salsha hancur,Garis dua itu menjadi boom bagi Salsha. Ia terduduk dan menyirami airnya dengan Shower. Ia menangis sejadi jadinya.
"Gue benci ini!! Gue takut ahkkk!!!!" Teriaknya. Iqbal yang mendengar itu langsung panik. Ia segera menggedor gedor pintu.
"Salshaa kamu kenapa!! Bukak pintunya!!!" Teriak Iqbal khawatir. Salsha tak menghiraukan ucapan Iqbal ia masih menangis dan berteriak. Karena khawatie tanpa pikir panjang Iqbal langsung mendobrak pintu. Hal yang pertama kali ia lihat sungguh buat hatinya sesak. Wanitanya sangat rapuh. Iqbal mematikan air showernya dan memeluk Salsha erat. Salsha masih menangis.
"Kamu kenapa?" Tanya Iqbal lembut,Salsha tak menjawab ucapan Iqbal. Ia masih memandang ke satu fokus. Iqbal pun mengikuti pandangan itu,dan tepat pada saat itu jantung Iqbal berdetak kencang. Iqbal terdiam dan memeluk Salsha.

"Aku mau putus" Lirih Salsha. Iqbal masih terdiam membeku. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan apa lagi sekarang ia baru masuk kelas X.
"Aku tau kamu gak akan bisa nepatin janjinya,jadi aku mau putus. Aku bakal pergi dari kehidupan kamu" Ucap Salsha masih menangis. Iqbal tersadar dari keterkejutannya,Ia memandang Salsha sendu. Ia tak akan mebuat Salsha berjuang sendirian.
"Gak! gak ada kata putus,kita bakal jaga dia sama sama" Ucap Iqbal tegas. Salsha langsung menangis dan memeluk Iqbal erat.

Awal kehidupan yang rumit

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang