"Hikss aku takut"Bisik Salsha memeluk Iqbal sangat kuat. Sedari tadi setelah kejadian yang menimpanya membuat traumanya semakin menjadi.
Sahabat Iqbal dan Salsha beserta Hellen dan Riks hanya bisa menatap mereka dengan tatapan sedih. Steffi,Aisyah,Hellen,dan Rike sudah tidak bisa menahan tangisannya.
"Sstt,aku disini sama kamu. Jangan takut lagi yah"Ucap Iqbal lembut sambil menghapus air mata Salsha dengan ibu jarinya. Tubuh Salsha bergetar hebat.
"Bun Bawa Danian dulu jangan sampai dia melihat keadaan Bundanya saat begini"Ucap Iqbal kepada Helle. Hellen dan Rike membawa Danian keluar dari sana.
"Sal lo gak boleh gini hikss lo tau disana gue sendirian hikss hikss gue beda kelas sama Aisyah gue rindu main bareng kalian"Ucap Steffi memeluk Salsha yang sekarang menangis dan menatap kosong kedepan.
"Sall!!! Jangan gini dong!!"Ucap Steffi sedikit keras,Aisyah menepuk bahu Steffi.
"Steff nanti aja lo bicaranya,sekarang kita pulang yah. Lo gak boleh emosi"Bisik Aisyah pelan. Steffi mengangguk dan langsung memeluk Aisyah.
"Ball kita pulang dulu yah,Salsha butuh istirahat kayaknya"Ucap Bastian sambil menepuk bahu Iqbal. Mereka mengikuti apa yang dilakukan Iqbal lalu segera pulang.
"Aku ambilin kamu makan yah"Ucap Iqbal mulai beranjak dari tempat tidur tapi Ia berhenti saat merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya.
Salsha gadis itu memeluk pinggang Iqbal yang kini sudah beridiri tubuhnya kembali bergetar hebat dia menangis lagi.
"Jangan,aku takut disini. Bella udah pergi kamu jangan pergi juga aku takut"Ucap Salsha memeluk Iqbal erat seakan Ia sangat takut melepaskan pelukan itu.
"Aku ambil makan bentar aja"Ucap Iqbal mengelus kepala Salsha. Salsha menggelengkan kepalanya kuat dia benar benar takut. Akhirnya Iqbal kembali duduk dan memeluk Salsha. Iqbal berusaha menahan emosinya saat melihat Salsha. Sungguh! Jika Juan kembali sehat Iqbal berjanji akan membuat Juan lebih tersiksa.
"Kamu bobok yah. Aku temenin"Bisik Iqbal sambil mengecup kepala Salsha. Salsha menganggukkan kepalanya dan merebahkan dirinya tanpa melepaskan pelukan dari Iqbal.
Iqbal mengelus sayang kepala istrinya.
"Ayah,Unda duduh yah?"Ucap Danian sambil mendekat kearah Ayah dan Bundanya. Iqbal mengangkat tubuh Danian yang belum bisa menaiki ranjang sendiri.
Iqbal mendudukan Danian dipangkuannya. Iqbal kembali merasakan emosi saat melihat leher Danian yang memerah. Astagaaa!! Tolong siapapu bantu mengingatkan Iqbal untuk membalas perbuatan keji dari Juan. Iqbal mengelus leher Danian yang memerah.
"Ian duduh?"Ucap Iqbal mengelus leher Danian. Dania menganggukkan kepalanya polos lalu menempelkan kepalanya didada Iqbal.
"Ian duduh. Oom jaat,tadi Ian napasnya cucah anget"Ucap Danian mengingat kejadian tadi. Iqbal memejamkan tangannya sambil mengepalkan tangannya kuat. Pelan pelan Iqbal menarik napas lalu membuangnya untuk menetralkan rasa kesalnya.
"Ayah Napa peluk Unda telus?"Tanya Danian polos sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap Iqbal. Iqbal terkekeh lalu mencium pipi chubby anaknya itu.
"Biar Bunda cepat sembuh kalau dipeluk"Ucap Iqbal tersenyum,Danian mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu ia mulai turun dari pangkuan Iqbal dan pindah kebelekang Salsha.
"Iyan kenapa disitu?"Tanya Iqbal bingun menatap anaknya yang kini duduk dibelalkang Salsha yang kini menghadap kearahnya.
"Ayah peluk Unda dali depan,Ian peluk unda dali belakang, Ayah bilang undah cepat cembuh nantinya kalau dipeluk"Ucap Danian sambil memeluk Salsha dari belakang. Iqbal tersenyum mendengar perkataan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...