Brayn memasuki ruangan dimana tempat Bella berada. Hatinya merasa sedikit sakit melihat keadaan kacau dari gadis yang tengah meringkuk dipinggir ranjang. Bahkan makanan yang telah disediakan tidak disentuh sedikitpun. Brayn sedikit berjongkok agar Ia sejajar dengan Bella.
"Kenapa gak makan hm? Nanti sakit"Ucap Brayn lembut. Bella menatap sinis kearah Brayn.
"Biarin gue sakit! Mati aja sekalian"Sarkas Bella menghapus kasar jejak air mata diwajahnya. Brayn kembali merasakan sesak saat mendengar suara Bella yang bergetar. Brayn menggelengkan kepalanya,Ia tak akan mau jika Gadis ini mati.
"Gak! Kamu gak boleh mati,Ayoo makan"Brayn berusaha bersikap lembut. Bella tersenyum sinis mendengar itu.
"Apa peduli lo?!"Jawab Bella dengan wajah merah padam menahan marah. Brayn hendak mengusap wajah Bella akan tetapi ditepisnya langsung.
"Aku peduli sama kamu,Aku gak mau kamu kenapa kenapa"Ucap Brayn lembut.
"Lebih baik gue mati dari pada gue lihat sahabat gue sekarat disana dan dengan teganya kalian gak bawa dia kerumah sakit!"Ketus Bella menatap Brayn dengan kesal. Brayn menghela napas pelan,ternyata gadis ini selain licik keras kepala juga. Tapi entah mengapa Brayn suka itu.
"Kalaupun dia mati ada aku"Ucap Brayn dengan senyuman manisnya. Bella mengatur napasnya untuk mengontrol emosinya.
"Dia mati gue juga mati! Dia keluar dari sini gue juga bakal keluar! Dan sekarang lo KELUAR Dari sini! Gue MUAK lihat lo!"Ucap Bella tajam dia mendorong bahu Brayn untuk keluar. Brayn tidak bisa apa apa selain menuruti keinginan gadis itu.
.
."Gue gak boleh gak makan! Bella rela perjuangin semuanya masa gue mau nambah masalah! Gue harus sembuh!"Ucap Salsha menyakinkan dirinya. Diapun meraih makanan diatas meja dengan lemas.
"Iyann Bundaa rindu. Bunda khawatir sama kamu"Ucap Salsha sambil menangis. Dia menelan makanan dengan susah payah.
"Gak! Gue harus semangat!!!"Ucap Salsha antusias. Setelah selesai makan dia langsung meminum obatnya.
***
Sedari tadi mereka saling diam. Mereka belum berbicara satu sama lain."Ehh gue mau cerita nih"Ucap Ari berusaha memecah keheningan diantara mereka. Akan tetapi respon yang ditanggapi Bastia,Aldi,dan Iqbal hanya diam. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
Ari,Kiki,Aisyah,Steffi dan Juan saling lirik satu sama lain. Biasanya Aldi yang akan terus melawak akan tetapi kali ini cowok itu hanya menatap dengan tatapan kosong.
"Ishh lambat banget sih lo jalan! "Ketus Aldi menumbur bahu Bastian. Bastian menatap Aldi tajam lalu menarik kerah baju Aldi.
"Bisa gak lo gak usah cari masalah!!"Ketus Bastian menatap Aldi tajam. Aldi mengedikkan bahunya tak acuh. Bastian ingin melayangkan pukulan untuk Aldi akan tetapi ditahan oleh Iqbal.
"Gak usah main fisikk!!!"Bentak Iqbal menatap tajam Bastian. Lagi dan lagi mereka hanya bisa memutar bola mata malas menatap keributan yang dibuat ketiga cowok itu.
"Jangan berantem! Abang gak suka lihat kalian gini! Kita cari mereka lagi"Juan selalu menengahi perdebatan mereka.
"Eh itu siapa?! Kejarr "Ucap Aisyah menunjuk kearah Pria yang berbadan besar. Mereka langsung mengikuti langkah Pria itu.
Sudah lama mereka mengikuti langkah Pria itu. Mereka kini berada didalam hutan. Seakan kabut. Asap begitu banyak membuat mereka susah melihat.
"Eh dari mana munculnya ini"Ucap Iqbal mengibas ngibaskan asap yang menyelimuti dirinya dan yang lain. Mereka berusaha mengibas asap asap itu dan akhirnya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction"Kenapa kamu pakai hamil sih? aku masih mau hidup seperti remaja lain! Jika nanti aku membuatmu terluka aku hanya bisa minta maaf" Iqbal Ramadan Alaska. "Ishhh!! salah siapa coba? siapa yang bikin aku hamil? ya kamu! aku juga ingin seperti yang lain...