22

8.2K 324 92
                                    

"Well sejak kapan yah rumah Bastian udah pindah?"Ucap Salsha saat berada didekat Vanesha dan Iqbal yang kini tengah duduk berhadapan dimeja cafe. Iqbal dan Vanesha menoleh kearah Salsha yang kini tengah sibuk memperhatikan Cafe tersebut. Iqbal membulatkan matanya tidak percaya menatap Salsha yang tengah tersenyum manis. Iqbal layaknya seperti seseorang yang baru saja kepergok selingkuh eh dia memang selingkuh. Vanesha mengernyit bingung menatap Salsha dengan pertanyaan Salsha yang membingungkan.

"Eh sorry Van tadi gue nanya ke Iqbal sejak kapan Bastian rumahnya pindah? Ternyata gue salah informasi astagaa gue dibohongi tau gak Van kesel gue. Yaudah gue pergi yah Ari udah nunggu bye. Semoga lancar kencanya" Ucap Salsha menekan kata akhirnya. Iqbal Ia terdiam dan tak berani menatap Salsha Ia yakin pulang nanti Salsha pasti akan tambah memarahinya tapi tunggu tadi Salsha bilang apa? Ari? Jadi dia ingin bertemu Ari kenapa Salsha tidak bilang? Iqbal merasakah rahangnya mengeras. Ia melirik tajam kearah Salsha yang kini tengah bercanda ria dengan Ari. Iqbal merasa sesak dan kesal melihat Salsha bersama Ari.

"Bale kenapa?"Tanya Vanesha lembut. Ia menatap perubah wajah Iqbak yang menjadi tak enak dipandang. Matanya mengikuti arah pandangan Iqbal yang kini tengah menatap Salsha dan Ari. Hatinya sedikit sakit saat melihat Iqbal yang sepertinya cemburu. Vanesha menunduk menahan air matanya.
"Bale hikss kamu ngabaikan aku hiks"Katakanlah Vanesha cengeng tapi Ia tak peduli yang penting Ia mendapatkan perhatian dari Iqbal. Iqbal langsung menatap Vanesha yang kini tengah menundukan kepalanya Ia memegang dagu Vanesha dan menatap wajah cantik yang tertutupi jilbab itu terlihat cantik.

"Sorry,Jangan nangis"Ucap Iqbal lirih. Ia menarik tangan Vanesha kemudian pergi. Ia tidak ingin melampiaskan kemarahannya yang dibuat Salsha kepada Vanesha. Makanya dia memutuskan pergi dari sana.

Sedangkan,ditempat Ari dan Salsha. Salsha terpingkal pingkal mendengar penuturan Ari yang menceritakan masa kecilnya yang lucu menurut Salsha. Ari memanyunkan bibirnya. "Jangan ketawa deh Saa,lo kalau ketawa cantik. Takutnya gue suka kan gak bagus cowok seganteng gue dibilang PHO"Ucap Ari. Salsha menatap Ari dan memukul lengan Ari pelan. "Yee gue juga gak suka lo. Orang gue cintanya sama Iqbal hehe"Ucap Salsha dengan kekehan manis diakhir kalimatnya.Ari tersenyum miris Ia sadari hati Salsha memang tidak bisa diganggu gugatkan lagi. "Kenapa gak bawa Danian? Padahal gue mau kenalan sama jagoan gue eh maksudnya jagoan Iqbal wkwk"Ucap Ari santai sambil meminum coffe cappucino yang telah Ia pesan. Salsha menatap Ari dengan senyuman manis.

"Iyan tidur,jadi gue gak tega bangunin dia"Ucap Salsha. Ari terpaku menatap Senyuman yang diberikan Salsha hatinya berdetak kencang melihat itu. "Saa kalau lo senyum manis. Lo kayak matematika yang maunya dipikirin mulu tapi gak pernah balik mikir. Rumitnya kayak Fisika yang harus gue pecahin dulu dengan berbagai rumus untuk dapetin lo tapi yah gitu gue gak bisa susah. Namun gue sadar guekan IPS mana bisa naklukin itu semua sama aja kayak lo yang gak pernah bisa gue taklukin "Lirih Ari. Salsha merasa iba Ia menepuk lengan Ari lalu tersenyum manis.
"Gue yakin masih ada yang lebih baik dari gue. Misalnya gue lo ibaratkan Fisika sama Matematika masih ada Biologi kan yang lebih gampang? Tinggal lo cari aja pasti ketemu isinya tanpa memikirkan gimana cara dapetinnya"Ucap Salsha pelan. Ari menatap Salsha lalu menanggukkan kepalanya pelan.

"Kita pulang yah udah malam. Gue gak mau dijadiin sate sama laki lo"Ucap Ari bergidik ngeri. Salsha terkekeh mendengar itu lalu Ia mengangguk setuju.

***
"DARI MANA AJAA! PULANG MALEM INGAT ANAK GAK? IYAN SEDARI TADI NANGIS KANGEN BUNDANYA MUNGKIN"Bentak Iqbal menatap Salsha kesal Ia kini tengah menggendong Danian yang tengah menangis kencang. Salsha tak peduli dengan Iqbal Ia langsung mengambil alih Danian. Dan Iqbal? Nanti Akan Ia selesaikan.

Kini Danian sudah tertidur. Salsha Ia ditarik paksa oleh Iqbal untuk memasuki kamar mereka,Danian memang punya kamar kecil sendiri. Salsha meringis merasa tangannya ditarik paksa oleh Iqbal.
"Apaan sih lepas!"Ucap Salsha sambil meringis kesakitan. Iqbal langsung menutup pintu keras dan menatap Salsha tajam. "Habis kemana aja ha? Jalan jalan apa kemana? Habis ngapain aja? Tidur bareng?!"Ucap Iqbal sinis. Salsha menatap Iqbal tak percaya dengan tuduhan Iqbal seperti itu sekarang baru pukul 22.30 WIB. Hey apa kabar dia yang sering pulang larut malam. Salsha menatap kearah lain air matanya jatuh begitu saja. Hatinya merasa sakit karena ucapan Iqbal yang seakan menggapnya murahan. Napas Iqbal sudah memburu Ia tak dapat lagi menahan gejolak didadanya.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang