21

8K 289 59
                                    

Iqbal terus memikirkan Salsha yang sudah beberapa hari ini tampak tak acuh dengannya dengan berbagai cara telah ia lakukan agar Salsha dapat memaafkannya. Semakin hari Salsha semakin dekat dengan Ari dan semakin hari dirinya juga semakin dekat dengan Vanesha.

"Saaa"Lirih Iqbal saat melihat Salsha yang melewatinya tanpa berniat untuk melihat apa lagi menyapanya. Salsha memberhentikan langkahnya saat mendengar suara lirih dari Iqbal. Jujur jauh didalam lubuk hatinya yang paling dalam Ia tidak tega memeperlakukan suaminya yang manja itu seperti sekarang. Tapi hatinya masih terlalu sakit untuk memaafkan.

"Aku tauu aku salah maafin Aku Saa"Ucap Iqbal pelan. Ia menatap punggung Salsha yang sama sekali tak berniat menoleh kearahnya. Salsha seakan jijik dengan Iqbal.

"Putusin Vanesha"Ucap Salsha tegas. Cukup,Ia lelah dengan semua ini. Ia hanya ingin keluarga kecilnya kembali seperti dulu. Salsha menoleh kearah Iqbal. Ditatapnya Iqbal yang dengan lemah menggelengkan kepalanya. Salsha bukan orang bodoh tentu Ia tau maksud dari Iqbal. Ia sangat paham itu. Salsha menarik napas dalam satu tetes air mata lolos dari mata indahnya. Tapi dengan cepat ia mengelapnya dengan kasar. "Saa maaf untuk sekarang aku belum bisaa,tunggu waktu yang tepat Saa"Ucap Iqbal lirih sangat lirih. Salsha tanpa aba aba ia meninggalkan Iqbal. Apapun alasan Iqbal,Ia benci itu. Tidak ada wanita yang ingin diduakan. Main belakang aja rasanya sakit apa lagi main depan sakitnya berdua kali lipat. "Saa jangan pergi tunggu"Ucap Iqbal saat melihat Salsha akan meninggalkannya. Salsha kembali berhenti tanpa menoleh kearah Iqbal.

"Iqball"Teriak Vanehsa dengan suara lemah lembutnya. Iqbal menatap Vanesha sejenak. Vanehsa dengan semangatnya Ia melangkahkan kakinya kearah Iqbal.

"Assalamualaikum"Sapa Vanesha riang,Ia menatap Iqbal dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajah manisnya. Salsha menghela napas pelan,Ia merasakan sesak itu lagi. Untuk apa Iqbal menyuruhnya menunggu namun pada akhirnya Salshalah yang tersakiti. Salsha pergi tanpa berbicara satu kata apapun. Iqbal hanya menatap sedih punggung Salsha yang sudah mulai menjauh.

"Iqbal ihhh,lihatinn aku yahh. Aku gak suka kamu lihatin orang lainn"Ucap Vanesha dengan nada merajuk,Ia memajukan bibirnya dengan tangan bersedikap dada. Iqbal kembali menghela napas pelan.

"Iyah,aku lihatin kamu doang"Ucap Iqbal lembut sambil tersenyum kearah Vanesha. Vanesha langsung tersenyum lebar menanggapi ucapan Iqbal.

"Kamu sayang dan cinta aku?"Tanya Vanesha dengan wajah berbinar. Iqbal kembali tersenyum melihat kelakuan Vanesha. "Iyahhh banget"Gumamnya. Tentu saja hal itu buat Vanesha bertepuk tangan kecil dan tersenyum bahagia.

"Bulshit bale! Kamu bilang cuma aku tapi tadi kamu bilang apa sama dia aku benci kamu bale"Lirih Salsha sambil mencengkaram dadanya yang terasa sakit dan sesak. Ia sedari tadi menatap kedua orang itu dan ia menyaksikan semuanya.

Salsha dengan langkah lemas pergi menuju kelasnnya. Saat sampai dia langsung duduk dan menungkupkan kepalanya diatas meja tidak semangat. "Ngapai Saa?Gak semangat amat lo"Ucap Cassie yang memeperhatikan Salsha. Dan hal itu membuat kedua sahabat mereka yang berada didepan mereka langsung menoleh kearah Salsha. Mereka saling bertatapan saat melihat kelakuan Salsha. "Gapapa,Gue capek aja pengen istirahat"Gumam Salsha pelan. Ia memang capek,Capek hati. Cassie dan yang lain hanya manggut2.

"Lo gak bisa bohong loh Saa. Ayok cerita"Ucap Bella lembut. Akhirnya Salsha menghela napas pelan,ia memang tak bisa berbohong kepada sahabatnya. Ia menegakkan kepalanya. "Hati gue sakit saat lihat Iqbal sama Vanesha. Disini gue perlu dipertanyaain rumah tangga gue bisa dipertahanin apa enggak? "Ucap Salsha pelan air matanya kembali menetes begitu saja. Cassie,Bella dan Steffi langsung menatap Salsha kasian. Mereka miris melihat kisah percintaan sahabat mereka."Jangan nyerah. Ada Iyan ingat. Apapun yang udah jadi milik lo pasti bakal pulangnya ke lo aja"Salsha tersenyum mendengar penuturan Steffi. Ya dia tidak boleh menyerah ada Iyan. Dia harus semangat. "Eh lo gak adakan perasaan sama Ari?"Tanya Cassie was was. Salsha terkekeh mendengar ucapan Cassie Ia menarik hidung Cassie.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang