1. Berawal dari Novel (Nabila)

5.7K 117 21
                                    

Aku menutup novel setebal 530 halaman itu. Novel yang menceritakan sosok badboy yang jatuh hati pada seorang perempuan kaku itu membuat hati ku tak karuan.
Novel ini merupakan novel pertama yang kubaca hingga akhir cerita. Sebelumnya aku tak pernah membaca sebuah novel hingga selesai, hanya setengah atau bahkan sebagian saja lalu tak pernah kulanjut baca.

Cerita novel ini mungkin klasik dan sudah sering ditemui di novel atau cerita cerita lainnya. Tapi entah mengapa novel ini membuat ku sangat tertarik di setiap adegan yang diciptakan setiap tokohnya. Alur nya membuat ku larut hingga tanpa sadar aku membayangkan sosok 'dia' yang menjadi tokoh cowok di novel itu dan aku yang menjadi tokoh perempuan nya.

Hanya butuh waktu 2 hari untuk ku selesai membaca novel ini. Dari pertama kali sosok laki-laki itu muncul dalam novel hingga saat ini cerita sudah berakhir, aku masih tetap bingung. Mengapa 'dia' yang aku bayangkan menjadi sosok laki-laki itu? Padahal dia hanya teman sekelas ku yang tak begitu dekat denganku.

Atau karena 'dia' memiliki watak yang sama dengan tokoh laki-laki di novel itu? Kalau dipikir-pikir memang iya, mereka sama-sama sosok badboy. Tapi ada yang membedakannya, jika di novel sosok laki-laki itu digambarkan sebagai laki-laki yang tampan dan digemari banyak perempuan alias most wanted. Sedangkan 'dia' hanya sosok laki-laki biasa yang tidak memiliki wajah dengan tampang lebih dan jauh dari kalangan most wanted.

"Woy bengong aja lu Bil."

Suara itu membuat ku tersadar bahwa aku sudah memakan waktu lama memikirkan dia.

Aku menoleh dan mendapati sosok perempuan cantik dengan alis tebal dan bulu mata yang lentik. Dia Putri,teman sebangku sekaligus sahabat terbaikku.

"Hm. Nih gue baru selesai baca novel ini," ucapku sambil menunjukkan novel yang ada digenggamanku.

"Oh yang lu pinjem dari Mela ya?" tanya Putri yang ku jawab dengan anggukan.

"Cepet amat dah bacanya. Bukannya lu baru pinjem 2 hari yang lalu ya?" Tanya Putri dengan raut wajah bingung.

"Iya. Abis cerita nya seru jadi gue baca terus gak berhenti berhenti. Yaudah jadinya cepet." jelasku

"Oh pantes. Terus gimana ceritanya?" tanya nya lagi.

"Ya panjang cerita nya Putri, lu gak liat nih tebelnya 530 halaman. Masa gue harus ceritain semuanya ke lu," jawabku

"Ish engga gitu juga. Ya jelasin intinya aja siapa tau gue tertarik buat baca." ujar Putri.

"Hmm gimana ya. Ya intinya tuh cowok badboy suka sama cewek kaku gitu,belum pernah pacaran. Terus ya ada konflik-konflik keluarganya juga. Tapi ya happy ending,si cewek akhirnya jatuh cinta juga sama si cowok badboy nya itu." jelasku yang menceritakan inti dari cerita novel itu.

Putri tampak menyimak dari pertama kali ku bercerita,melihat dia yang belum ingin menanggapinya aku pun lanjut bercerita. "Tapi Put gue malah ngebayangin seseorang jadi sosok badboy nya itu," lanjut ku.

"Lah itu mah wajar. Kan emang setiap kita baca cerita pasti kita ngebayangin orang orang gitu kan, ya visualisasi versi kita lah istilahnya," balas Putri.

"Ihh Putri gue juga tau kalo itu. Tapi tuh ini masalahnya gue malah ngebayangin nya si dia ih. Kan gak jelas banget masa tiba tiba gue ngebayangin nya dia," jelas ku pada Putri yang terlihat semakin bingung.

"Hah? Siapa sih?" Tanya Putri yang semakin penasaran dengan sosok 'dia'

"Ada dah pokonya." jawabku lalu aku membalikkan badan ku hingga tak lagi menghadap Putri di sebelahku melainkan kini aku menghadap depan,menghadap papan tulis putih yang letaknya dekat dengan tempat duduk ku dan Putri yang memang berada di barisan paling depan.

"Ah lu mah gitu gak mau kasih tau," rajuk Putri

"Entar aja ah kapan kapan,lagian gak penting juga." jawabku sambil mulai menyiapkan buku buku untuk mata pelajaran berikutnya setelah jam istirahat berganti.

"Jangan jangan lu suka ya sama dia?" tebak Putri yang membuat ku langsung menoleh kepadanya.

"Dih engga lah," sanggahku

"Ya kalo gak suka kenapa gak mau kasih tau. Kan cuma visualisasi Lo doangan?" Putri semakin gencar memojokkan ku,tapi tak membuat ku menyerah karena aku merasa ini bukan waktunya untuk orang lain tau tentang perasaan ku dan tentang 'dia'.

"Ya nanti juga gue kasih tau. Udah ah jangan bahas itu lagi." Akhirnya aku pun menghentikan perdebatan kita ini.

Tak lama setelah itu bel masuk pun berbunyi. Dan murid murid berhamburan masuk ke dalam kelas. Tak terkecuali 'dia'. Saat dia masuk ke dalam kelas aku terus memandanginya namun tak secara terang-terangan melainkan hanya sekedar melirik. Hingga dia melewati meja ku, aku sempat menahan nafas entah kenapa aku merasa ini berlebihan. Mengapa aku jadi seperti ini saat 'dia' di dekatku?

Lalu aku menoleh sedikit ke belakang untuk melihatnya yang sudah duduk di bangkunya. Ya dia duduk di bangku paling belakang dan barisannya tepat di sebelah kanan barisanku.

Setelah cukup memandanginya aku kembali mengalihkan pandanganku ke buku di meja ku. Pandanganku memanglah ke buku buku itu,tapi pikiran ku tetap ke sosok 'dia'.

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang