"Lagi chat an sama siapa sih lu Fi, kok senyum senyum sendiri begitu?" Tanya Dhani
Mungkin seperti itulah yang ditanyakan oleh Dhani. Tapi hal itu tak terdengar di telinga gue karena gue terlalu asik dengan hp gue.
"WOYY BOLOT!!" teriak Dhani dengan sedikit geram lantaran tak mendapat respon dari gue.
"Apaan sih anjir gak usah teriak teriak gua gak bolot." Ucap gue sambil mengusap telinga kanan nya itu.
"Gak bolot gigi lo gede, tadi gue lagi nanya sama lo tapi lo nya diem aja bego." Balas Dhani
"Emangnya lo nanya apaan sih njir sampe segitunya,"
"Gua nanya lo lagi chat an sama siapa sampe senyum senyum sendiri gitu."
"Ada lah pokonya kepo banget lu," balas gue
"Yahilah paling juga si Bila kan? Eh tapi kan dia gak mungkin bawa hp tuh anaknya aja lagi ngobrol sama Mela, terus lu chat an sama siapa?" Tanya Dhani
"Sama Milla." Gue pun menjawab dengan singkat
"HA? MILA?!"
"Setdah biasa aja kali, bau tuh mulut."
"Anjir. Tapi kenapa jadi sama Milla dah, lu nyerah sama si Bila?"
"Hm. Mungkin."
"Lah bego anjir gak jelas lu,"
"Lah kenapa jadi lo yang sewot njir,"
"Ya abisnya gue punya temen sialan banget kayak lu,"
"Sialan gimana sih maksud lo, toh gue sama Bila juga belum ada hubungan apa apa, jadi gak mengikat buat gue gak berhubungan sama cewek lain kan?" ucap gue yang mungkin terdengar seperti ucapan orang tanpa rasa bersalah.
"Tapi kan lo lagi deket sama Bila,Fi. Lo juga bilang mau serius, lo bilang bakal coba jalanin sama Bila, lo tau kan kalau lo udah memberi harapan yang besar banget untuk Bila. Terus kalau dia tau lo malah deketin cewek lain gimana?" ucap panjang Dhani yang seolah ingin menyadarkan gue.
"Lo ceramahin gue tanpa lo tau yang sebenarnya terjadi Dhan," ucap gue
"Emang apa yang sebenarnya terjadi sampe sampe lo ninggali Bila terus deketin Milla gitu aja?"
"Hubungan gue sama Bila gak akan pernah lebih dari seorang temen Dhan. Bukan karena gue gak suka sama dia, tapi karena keadaan di antara kita yang gak memungkinkan. Asal lo tau, semua teman temannya Bila gak ada satu pun yang ngedukung Bila sama gue." Gue mencoba menjelaskan pada Dhani.
Karena memang ini semua terjadi bukan suatu kesengajaan gue ingin menyakiti Bila. Gue hanya ingin mundur sebelum semuanya malah semakin kacau. Gue gak mau Bila malah jadi terpisah dengan teman temannya karena gue.
"Terus lo mundur gitu aja? Lo gak ada niatan mau berjuang ngeyakinin Bila dan teman temannya kalau lo gak seburuk itu di mata mereka?" Tanya Dhani yang menyudutkan gue.
Gue terdiam mendengar pertanyaan Dhani itu.
"Kalau bego itu ya jangan bego bego banget Fi. Gini ya kalau lo ngerasa gak enak jadi penghalang antara Bila dan teman temannya, dengan cara lo kayak gini malah tambah memperburuk pandangan teman temannya Bila ke lo. Temen mana yang gak bakal marah setelah tau temenny di php in sama cowok? Pikir dah tuh sendiri, capek gue ngebacot sama lo." Ucap Dhani
"Gak ada yang nyuruh lo ngebacot. Lo nya aja emang bacot jadi orang, jangan terlalu ikut campur, gue gak suka." Balas gue
"Yaudah terserah lo deh, tapi terakhir nih ya, kenapa jadi Milla?"
"Ya kalau itu sih gue juga gak tau. Anaknya asik aja diajak chat an jadi yaudah. Gue juga kayaknya lebih nyaman sama Milla, terus barusan gue ajakin dia jalan besok Sabtu dan dia terima."
"Goblok. Itu satu kata buat lo dari gue, selebihnya terserah lo, lo yang bisa mendefinisikan betapa buruknya diri lo. Ya gue berharap setelah Bila tau ini semua, dia masih mau kenal sama lo." Ucap Dhani.
"Ya, thanks." Balas gue singkat.
-------
Hari ini tepat hari Sabtu dimana gue akan jalan berdua sama Milla. Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum gue bakal jemput Milla di rumahnya. Sambil menunggu gue pun membalaskan pesan pesan yang masuk di aplikasi chat gue.
Setelah menjawab satu per satu pesannya itu, gue pun men scroll untuk mencari satu nama yang biasa selalu ada di urutan teratas di ruang obrolan gue. Tetapi aneh karena sudah dua hari ini, Bila tidak mengirim pesan kepada gue, Gue pun membuka ruang obrolan gue sama Bila dimana chat terakhir itu saat gue mengucapkan "Malam" ke dia dua hari yang lalu, tetapi sampai saat ini belum ada balasan bahkan pesan itu belum dibaca oleh Bila. Kemana dia?
Gue mencoba untuk tidak penasaran tetapi entah kenapa itu malah membuat gue semakin penasaran. Tapi waktu nya sudah menunjukkan pukul 14.20 WIB, jadi gue harus bersiap untuk menjemput Milla.
-----
"Hai Mil." Sapa gue saat sudah bertemu dengan Milla
"Hai juga. Langsung aja yuk." Ajaknya
"Yaudah naik, mau gue bantuin?" tawar gue dengan nada bercanda
"Enggak kok, bisa sendiri." Jawabnya sambil tertawa kecil
Dan setelah itu kami pun berangkat menuju salah satu mall yang ada di Jakarta.
Gak banyak sih yang gue lakuin di mall sama Milla, mungkin juga masih canggung karena pertama kalinya. Dan setelah menghabiskan waktu selama sekitar empat jam di mall, gue dan Milla pun memutuskan untuk ke tempat tongkrongan kita.
Dan mungkin hal ini yang membuat gue bisa langsung nyaman dan klop sama Milla. Gue bisa ngajak dia jalan dan kita bisa nongkrong bareng. Gak seperti nanti jika gue bersama Bila.
Maaf Bil gue tau gue jahat, tapi gue beneran gak berniat untuk nyakitin lo, gue harap lo ngerti. Ucap gue dalam hati.
Double update..... :)))))
Karena aku sudah berbaik hati untuk double update, jangan lupa untuk vote dan komen nya ya teman teman.
Terima kasih untuk yang sudah membaca...
-KEEP WAITING HAFI AND NABILA-
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...