Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.
Jangan lupa follow aku.
Don't be a silent reader.
Selamat Membaca.
-----
27 April, pukul 23.35 WIB.
Hafi duduk di tempat tongkrongan sembari memainkan ponselnya.Waktu sudah menunjukkan hampir jam 12 malam, tetapi cowok itu masih betah berada di luar bersama teman-temannya.
“Fi, bagi rokok ya,”
Hafi mengangguk sekenanya, ia sedang fokus dengan game di ponselnya.
“Ah, anj---“
Layar ponselnya yang semula menampilkan game yang sedang ia mainkan, seketika berubah menjadi tampilan panggilan masuk. Baru saja cowok itu ingin mengumpat, tetapi saat mengetahui siapa yang menghubunginya, umpatan itu ia urungkan.
Tanpa berlama-lama, Hafi mengangkat panggilan masuk yang berasal dari mama nya Nabila itu.
“Assalamualaikum Hafi,”
“Wa’alaikumussalam Ma, kenapa Ma telepon malam malam,”
“Hafi hiks hiks,”
Hafi spontan berdiri setelah mendengar mama nya Nabila menangis tersedu-sedu seperti itu.
“Ma, ada apa Ma?” Hafi mulai panik dibuatnya.
“Fi, kamu bisa ke rumah sekarang? Nabila Fi, Nabila---,”
Hafi semakin dibuat panik setelah nama Nabila diucapkan, “Kenapa Ma, Nabila kenapa?”
“Sakit lambung nya kambuh Fi, kamu tolong ke sini ya Fi, bantuin Mama bawa dia ke rumah sakit, tolong cepat ke sini, Fi,”
“Iya Ma sekarang Hafi langsung ke sana ya, Mama tenang dulu ya, Hafi usahain cepat datangnya,” Hafi langsung menyambar jaketnya dan berjalan menuju motornya.
“Iya Fi Mama tunggu ya, tapi kamu tetap hati-hati ya bawa motornya, jangan sampai kamu yang kenapa kenapa nantinya,”
“Yaudah Hafi tutup ya Ma, assalamualaikum,”
“Wa’alaikumussalam,”
Setelah panggilan itu terputus, Hafi mengenakan jaketnya dan menyalakan motornya. Cowok itu terlihat sangat panik, bahkan sampai tidak sempat berpamitan dengan teman-temannya.
-----
Dengan kecepatannya yang terhitung cukup tinggi saat berkendara, akhirnya Hafi dapat tiba di rumah Nabila setelah memakan waktu kurang lebih lima belas menit.
Hafi lantas turun dari motornya dan langsung membuka gerbang rumah Nabila yang tidak dikunci itu. Rumah tersebut tampak gelap dan sepi, Hafi pun tidak mendengar keributan apa apa di dalamnya.
Tanpa membuang waktu, cowok itu langsung mengetuk pintu rumah Nabila dengan rasa tidak sabaran.
Tok tok tok tok tok
“MA, MBAH, INI HAFI, TOLONG BUKAIN PINTUNYA!”
Tidak ada sautan apapun dari dalam, Hafi pun mencoba untuk membuka pintunya, dan ternyata tidak dikunci. Mengetahui pintu nya tak dikunci, cowok itu bergegas masuk ke dalam rumah itu.
Gelap.
Rumah Nabila benar-benar dalam keadaan gelap dan sepi tanpa ada suara siapapun terdengar. Tidak mempedulikan gelap rumahnya, Hafi dengan rasa paniknya langsung naik ke atas untuk menuju kamar Nabila.
Ceklek.
Pintu kamar Nabila pun sama, tidak dalam keadaan dikunci. Dan keadaannya pun sama, gelap.
“BIL, NABILA, KAMU DIMANA??”.
Hafi mengedarkan pandangannya di antara kegelapan itu. Tidak mendapat jawaban apapun, cowok itu berinisiatif untuk menghubungi mama nya Nabila.
Drrrrtttt drrtttt
Bunyi ponsel yang bergetar itu membuat Hafi berpikir jika suara itu berasal dari ponsel mama nya Nabila. Tetapi kemana pemiliknya?
Karena suasana gelap yang membuatnya tak dapat melihat apapun, akhirnya Hafi mencoba untuk mencari saklar lampu kamar Nabila.
Tek.
Lampu menyala dan di detik itu juga Hafi terperangah dengan dekorasi dalam kamar Nabila.Banyak balon beragam warna yang menghiasi dinding kamar, dan ada juga yang dibiarkan tergeletak di atas kasur bahkan lantai. Tetapi ada satu hal yang menjadi titik fokus nya saat ini, tulisan HAPPY BIRTHDAY HAFI 25TH yang terpampang di dinding belakang ranjang Nabila.
Tepat 28 April, pukul 00.00 WIB.
“SELAMAT ULANG TAHUN KAMI UCAPKAN,”
Hafi menoleh ke arah pintu masuk, terlihat di sana ada teman-temannya, keluarga Nabila, bahkan keluarganya sendiri ikut meramaikan ulang tahunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...