51. Tanpa Nabila

475 35 0
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

------

Ruang guru.

Ruangan yang paling dihindari oleh kebanyakan murid. Tetapi tidak dengan seorang murid perempuan yang terlihat sedang berbincang serius dengan salah satu wanita yang berstatus guru sekaligus wali kelas nya itu.

“Maaf ya Nabila, saya baru bisa memberikan informasi lagi kepada kamu,” ujar Bu Sri, wali kelas Nabila.

“Iya Bu, gapapa,” ucap Nabila.

“Iya, karena Ibu mau kemarin kamu fokus dulu untuk semua ujian ujian kamu, baru kamu dapat fokus sepenuhnya ke beasiswa kamu ini. Makanya Ibu baru memanggil kamu lagi ke sini untuk memberikan jadwal perkembangan informasi tentang beasiswa kamu,” jelas Bu Sri.

Nabila mengangguk paham “Jadi bagaimana dengan beasiswa saya, Bu?”

“Jadi begini Nabila, karena kamu sudah selesai melaksanakan semua ujian di sekolah ini, dan sesuai jadwal yang telah dibuat, Senin besok kamu diminta untuk ke kampus kamu di Padang untuk melakukan pendaftaran ulang di sana. Mungkin kamu akan di sana sekitar tiga hari lalu kamu akan kembali ke sini lagi. Nanti kita melanjutkan proses nya sampai kamu resmi menjadi mahasiswa di sana. Setelah itu sesuai jadwal yang telah ada, kamu akan mulai masuk kampus sekitar empat bulan lagi, tepatnya bulan Agustus nanti,” jelas panjang Bu Sri.

Nabila mendengarkan penjelasan itu dengan penuh cermat dan serius, karena ini akan berpengaruh pada masa depannya nanti.

“Jadi kamu masih ada waktu dua hari untuk prepare semuanya, karena jadwal keberangkatan kamu adalah hari Sabtu besok,” lanjutnya.

Dua hari? Batin Nabila.

“Jadi saya akan berangkat hari Sabtu besok, Bu? Dan pulang hari Kamis minggu depan?” tanya Nabila.

Bu Sri mengangguk “Dan untuk masalah biaya, semua ditanggung oleh pihak kampus.”

“Baik Bu terimakasih atas informasinya,” ucap Nabila.

“Iya sama sama, kamu harus selalu semangat ya Nabila, Ibu bangga sama kamu. Ibu yakin kamu bisa memanfaatkan kesempatan beasiswa kamu ini sebaik mungkin, kalau ada yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa langsung hubungi Ibu, jangan sungkan sungkan sama Ibu,” ujar Bu Sri.

Nabila tersenyum bahagia mendengar penuturan wali kelasnya itu “Terimakasih Bu, saya akan berusaha yang terbaik untuk hal ini.”

“Saya percaya sama kamu, baiklah silahkan kamu boleh kembali ke kelas. Dan jangan lupa hari Sabtu besok kita berkumpul di sekolah dan berangkat bersama ke bandara dari sini,” ucap Bu Sri.

Nabila mengangguk lalu menyalami Ibu Sri “Iya Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya Bu, Assalamualaikum.”

“Wa’alaikumussalam.”

-----

Kedatangan Nabila yang memasuki kelas, seketika langsung membuat perhatian semua penghuninya tertuju padanya.

“Bil, gimana lo jadi ke Padang?” tanya salah satu teman kelas Nabila, Fia.

“Iya jadi, Sabtu besok berangkat, tapi nanti Kamis minggu depan balik lagi soalnya cuma buat pendaftaran ulang di sana,” jawab Nabila sambil berjalan menuju ke tempat duduknya yang sudah ramai dengan para sahabatnya itu.

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang