33. Jemput Calon Pacar

609 44 1
                                    

Don't forget to vote and comment gengs....

Dan jangan lupa juga untuk follow aku dulu :)

Selamat membaca.

-----

“SERIUSAN??!!! TERUS TERUS GIMANA?”

Ucapan excited itu berasal dari seorang perempuan berkacamata, dia bernama Ziya.

Setelah menceritakan kejadian kejadian saat reunian kemarin kepada teman temannya, Nabila pun langsung mendapatkan respon yang sangat heboh dari mereka.

“Ya udah gitu aja, dia akhirnya nganterin gue pulang. Terus juga dia pamitan dulu ke Mama gue.” Cerita Nabila.

“Jadi dia ketemu sama nyokap lo,Bil?” Tanya Aulia yang dijawab anggukan kepala oleh Nabila.

“WAHHH GILA GILA.” ucap Ira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seolah masih tak percaya atas apa yang  terjadi kepada teman sebangkunya itu.

“Kalau feeling gue sih bentar lagi juga lo jadian sama Hafi.” Dan kali ini Yuni yang membuka suara.

“Iya bener tuh Bil, dia udah ngelakuin kayak begitu ke lu.” Tambah Novi.

“Ya gue juga gak tau sih kedepannya bakal gimana. Gue gak mau banyak berharap, gue udah belajar dari yang dulu. Jadi, ya jalanin aja yang sekarang.” Jawab Nabila.

Anjay bentar lagi ada yang gak jomblo lagi nih kayaknya.” Sindir Salsa yang langsung mendapat dukungan dari teman temannya yang lain.

“PJ ye Bil don’t forget.”

“Makan makannya ditunggu ya Bil.”

Dan sahutan lainnya.

Nabila hanya bisa merespon seadanya saja karena jujur dia pun masih bingung dengan hubungannya dengan Hafi saat ini.

Tapi kalau untuk mencapai hubungan pacaran pun Nabila masih ragu karena dia sendiri tidak tau bagaimana perasaan Hafi kepadanya.

-----

15.15 WIB

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu tetapi Nabila dan teman temannya masih berada di dalam kelas.

Tentu bukan tanpa alasan mengapa tujuh orang yang terdiri dari Nabila, Ira, Riska, Ziya, April, Yuni, dan Novi itu belum beranjak dari kelasnya.

Itu karena hari ini adalah jadwal dimana mereka bertujuh piket, sedangkan Aulia, Salsa, dan Jani, mereka berada di hari yang berbeda dan mereka sudah pulang lebih dulu.

Huftt kelar juga akhirnya.” Nabila menyeka keringatnya yang bercucuran di pelipisnya.

Kegiatan piket ini berakhir saat Nabila dan Yuni yang kebagian mengepel sudah selesai.

“Yaudah yuk balik.” Ajak Ziya.

Setelah merapikan alat alat kebersihan, mematikan kipas, mematikan lampu, dan menutup pintu kelas, ketujuh perempuan itu pun meninggalkan kelas mereka dan berjalan menuju gerbang sekolah.

Di gerbang pun masih banyak murid-murid yang entah kenapa mereka masih berada di sekolah. Ada yang memilih untuk jajan dan ada yang menunggu jemputan nya.

“Gue balik duluan ya.” Ucap Ziya, lalu setelah itu perempuan ini menyebrang dari gerbang sekolah dan menaiki angkot ke rumahnya.

“April juga duluan ya guys. Bye.” Ucap April lantas menaiki angkot menuju rumahnya.

Kini tersisa Ira, Riska, Yuni, Novi, dan Nabila. Ira akan pulang setelah ia jajan dulu karena itu mungkin sudah menjadi rutinitasnya sebelum pulang dengan ojek online.

Sedangkan Novi,Riska, dan Yuni mereka menunggu angkot yang sama karena rumah mereka searah. Dan untuk Nabila, dia tetap setia di halte menunggu bus ke arah rumahnya.

Ting.

Bunyi tanda notifikasi pesan dari handphone Nabila itu pun membuatnya mengambil hp nya yang ia simpan di saku roknya.

Hafi : Ke gerbang kiri

Isi pesan yang ia dapat dari Hafi itu lantas membuatnya menoleh ke kiri dan terlihat Hafi yang sedang duduk di atas motornya sambil melambaikan tangan ke arah Nabila.

“Hafi ngapain di sini?” Tanya Nabila setelah berdiri di hadapan cowok itu.

“Jemput calon pacar.” Jawab Hafi sekenanya.

Jantung Nabila seketika mencelos mendengar jawaban Hafi.

“Calon pacarnya Hafi itu sekolah di sini juga?” Tanya Nabila dengan ragu.

“Iya, emangnya kenapa?” jawab Hafi.

“Gapapa, yaudah Nabila balik ke halte ya takut ketinggalan bus.” Ujar Nabila lalu membalikkan badannya, baru saja ingin beranjak dari hadapan Hafi tiba tiba lengan kirinya ditahan oleh cowok itu.

Eh mau kemana?” Tanya Hafi yang bingung atas tingkah Nabila.

“Mau pulang, Hafi juga mau jemput gebetannya Hafi kan? Yaudah Nabila balik ke halte nunggu bus.” Jawab Nabila.

Hafi tertawa setelah mendengar jawaban polos dari Nabila. Ia tak menyangkan cewek di hadapannya ini sangatlah polos.

Ih kok malah ketawa sih Fi?” Tanya Nabila dengan kesal melihat cowok yang dia sukai itu tertawa.

“Ya abisnya kamu polos banget. Saya ke sini itu mau jemput kamu Bil.” Jawab Hafi masih dengan senyum geli di bibirnya.

“Ohh gitu, tadi katanya mau jemput calon pacar.” Ucap Nabila.

“Ya kamu Nabila, udah cepet naik kamu keliatannya capek begitu.”  Balas Hafi.

Nabila yang baru saja menangkap arti pembicaraan Hafi itu pun tersenyum senang lalu menaiki motor Hafi.

“Tas kamu sini saya yang gendong.” Ucap Hafi.

Ih gak usah gapapa.” Balas Nabila.

“Gapapa saya aja, jadi kamu nanti pegangan ke tas kamu aja, emangnya udah mau pegang pinggang saya?”

“Iya iya, nih tas nya.” Nabila pun memberikan tas nya dan langsung di gendong oleh Hafi.

Setelahnya mereka pun meninggalkan kawasan sekolah Nabila itu.

-----

Rumah Nabila.

“Makasih ya Fi udah nganterin Nabila pulang.” Ucap Nabila setelah dirinya dan Hafi sudah sampai di depan rumah Nabila itu.

“Iya sama sama Bil.” Jawab Hafi.

“Lain kali gak usah jemput Nabila, Fi. Kamu kan harus kerja juga, lagian rumah Nabila jauh.” Ujar Nabila yang jujur merasa sungkan di antar pulang oleh Hafi seperti sekarang, dia merasa sudah merepotkan Hafi.

Tak diduga Hafi mengangkat tangannya dan mengelus pelan kepala Nabila. Dan perbuatan nya itu tentu membawa pengaruh besar kepada Nabila.

“Saya gak keberatan kok buat jemput kamu dan soal kerjaan, jadwal pulang kamu pas saya lagi waktu istirahat jadi santai aja.” Jelas Hafi dengan tangannya itu masih berada di kepala Nabila walaupun tak lagi mengelusnya.

“Kamu keras kepala, percuma juga Nabila bilangin, masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Yaudah Nabila masuk dulu ya.” Ujar Nabila sembari menurunkan tangan Hafi dari kepalanya.

“Tunggu Bil, ada yang mau saya tanyain ke kamu.” Ucap Hafi yang membuat pergerakan Nabila tertahan.

“Tanya apa?” Tanya Nabila.

Hafi terlihat ragu untuk mengatakannya tetapi ia membutuhkan jawaban itu.

“Kamu masih suka sama saya Bil?”

Deg.

Pertanyaan itu tentu membuat Nabila terkejut bukan main.

“Kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?” Tanya Nabila.

“Ya… saya mau tau aja gitu.” Jawab Hafi.

“Hmm kalau Nabila gak jawab gapapa kan?”

“Kenapa? Saya kan nanya, jadi kamu harus jawab.”

“Pertanyaan kamu terlalu tiba-tiba, Nabila bingung jawabnya gimana.”

“Kenapa bingung, saya kan cuma tanya kamu masih suka sama saya atau engga, belum nanya kamu mau jadi pacar saya atau engga.”

“Jawabnya kapan kapan aja deh Fi, Nabila masuk dulu yaa. Daahhh.”

Setelah mengucapkan itu, Nabila pun berlari masuk ke dalam rumahnya.

Tanpa jawab pun kayaknya saya sudah tau jawaban kamu Bil. Batin Hafi.

------

To be continued.....

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang