49. Pupus

450 37 5
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

-----

Sejak kedatangan Hafi serta satu orang perempuan di sebelahnya, yang dari masuk restoran selalu digenggam tangannya oleh Hafi, semua mata tertuju pada mereka.

Semua seolah bertanya-tanya, ada apa dengan Hafi? Dan apa yang sebenarnya terjadi antara Hafi, Nabila, dan cewek itu.

"Sorry ya gue telat," ucap Hafi.

Tak ada yang menyahutinya, semua tetap diam memandang Hafi dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Kok pada diem aja, njir berasa ngomong sama tembok," lanjutnya.

Barulah semua melepaskan pandangannya dari Hafi dan saling menengok satu sama lain, karena mereka semua merasakan kebingungan yang sama.Tetapi tidak dengan Nabila, perempuan itu tetap setia memandang Hafi dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

Tanpa disangka, Dinda tiba-tiba bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah Hafi dan juga cewek itu.

"Maksud lo apa bawa nih cewek ke sini?" sarkas Dinda sambil menunjuk cewek yang setia berdiri di samping Hafi itu.

"GAK USAH NUNJUK NUNJUK ANJING!!" Hafi dengan kasar menepis tangan Dinda yang menunjuk-nunjuk ke sebelahnya.

Melihat keributan itu, Dhani datang dan menghampiri mereka. "Fi, jangan kasar sama cewek."

"Gue gak akan kasar kalau dia gak kasar duluan," balas Hafi.

"Dan gue kasar karena lo gak ada adabnya dengan seenaknya bawa nih cewek ke sini," balas lagi Dinda.

"Kenapa, apa masalahnya sama lo kalau gue bawa pacar gue ke sini?" ucap Hafi.

Hafi membuat semua penghuni restoran itu terkejut dengan ucapan cowok itu. Suasana langsung ramai dengan bisikan bisikan dari mereka yang tentunya membicarakan ucapan Hafi itu.

"Pacar?"

Akhirnya Nabila pun mengangkat suara, dia sudah tidak tahan untuk tidak bersuara. Sejak kedatangan Hafi dengan cewek itu, perasaan Nabila sudah tidak tenang. Dan benar, hal yang tak terduga ini pun terjadi.

Kini semua beralih menatap Nabila, tak terkecuali Hafi dan juga cewek itu. Terlihat cewek itu bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah pacarnya itu.

"Din, lo duduk aja, ini masalah semua gue sama Hafi," ucap Nabila.

"Tapi Bil-"

"Gapapa Din,"

Lalu Dinda berjalan menuju ke kursinya dan duduk kembali di sana.

"Bisa kamu jelasin apa maksud dari ucapan kamu tadi? Kenapa kamu bilang ke semua orang kalau Milla itu pacar kamu?" tanya Nabila yang sangat menuntut jawaban itu.

Ya, cewek yang berada di samping Hafi itu adalah Milla.

"Dia emang benar pacar saya," jawab Hafi santai.

"Pacar kamu? Terus aku siapa, Fi?" Nabila masih mencoba untuk bersabar kepada Hafi. Ia tak mungkin menyelesaikan masalah ini dengan teriak-teriak dan emosi, karena itu hanya membuang tenaga tanpa bisa menyelesaikan semuanya.

"Kamu... mantan saya," Itulah jawaban yang keluar dari mulut seorang Hafi. Jawaban yang tentu saja sangat mengejutkan, tak hanya bagi Nabila tetapi juga kepada semua yang mendengar ucapan itu.

"Mantan? Tapi kita gak pernah putus, Fi," balas Nabila.

"Seminggu lalu, saat saya tau kamu sama cowok lain, itu secara tidak langsung hubungan kita sudah berakhir," ucap Hafi.

FLASHBACK ON

Hafi mengendarai motornya dengan penuh emosi. Ia tak menyangka jika Nabila akan mengkhianatinya, ia tak menyangka jika Nabila akan sebahagia itu tanpa dirinya.


Saya akan buktiin ke kamu kalau saya juga bisa tanpa kamu, Bil. Batin Hafi.


Lalu Hafi terus melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Satu tujuannya kali ini, yaitu bertemu dengan Milla.


Di depan rumah Milla.


Hafi mengirimkan pesan kepada Milla agar perempuan itu menemuinya di luar rumahnya.

Hafi : Mil keluar sebentar

Milla : Kamu di luar?

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang