31. Reuni

584 37 1
                                    

YOUNG CAFÉ

Decitan bunyi pintu masuk seketika membuat beberapa pengunjung mengalihkan perhatiannya ke arah sana. Terutama dari sekumpulan remaja yang terlihat dominan di antara pengunjung yang lainnya.

“WOY MAS HAFIII!!!!”

“WHATS UP BROOOO.”

“HAFIII MY BRO!!”

Sambutan itu teruntuk cowok berjaket jeans yang baru saja memasuki kafe dan membuat suasana bertambah riuh.

Hafi. Ya cowok itu yang baru saja masuk dan menghampiri teman temannya. Dan Hafi pun ber high five dengan teman teman SMP nya itu.

Sudah setahun lebih tak bertemu membuat mereka sangat antusias dengan reunian ini.

Meja antara cewek dan cowok dipisahkan, untuk para cowok duduk di sebelah kanan dan para cewek di sebelah kiri. Kumpulnya para remaja ini mengharuskan lima meja panjang disatukan.

Tanpa disadari oleh Hafi, di ujung kiri sana ada seorang perempuan yang tak henti menatapnya dari awal cowok itu masuk.

Hafi. Ucap Nabila dalam hatinya.

Senang, malu, deg-deg an semuanya menjadi satu. Jujur Nabila bahagia sekali karena akhirnya dia dapat bertemu kembali dengan Hafi.

Putri yang memang dasarnya peka dengan sahabatnya itu pun tau apa yang dirasakan oleh Nabila.

Dia melihat sahabatnya itu sedang memperhatikan Hafi tanpa henti dan senyum jahil pun terukir dari bibir Putri.

“HAFII INI ADA YANG KANGEN NIHHH!!!” teriak Putri yang membuat si empunya nama pun menoleh.

“NIH FI, BILA KANGEN SAMA LO!!” tambah Putri yang membuatnya seketika dibekap oleh Nabila.

Nabila sungguh tidak tau jika Putri akan melakukan hal memalukan seperti tadi. Tapi rasanya percuma untuk menutup mulut Putri seperti sekarang, karena orang yang dipanggil Putri tadi sedang jalan menuju ke arahnya.

“Ihh Bila lepasin..” Putri berusaha menjauhkan tangan Bila dari mulutnya dan berhasil.

“Hai Bil.” Sapa Hafi saat sudah berada di hadapan cewek yang sedang menunduk malu itu.

Bila perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Hafi di hadapannya.

“Hai.”

“Apa kabar?” Tanya Hafi

"Baik, apa kabar juga?” Tanya balik Nabila

“Saya baik juga, harusnya tadi saya jemput kamu aja ya Bil”
Ucapan Hafi itu mampu membuat teman temannya yang lain menatap heran keduanya.

“Gilaaa, lo jadian sama Bila Fi?”

“Bil, lo deket lagi sama Hafi?”

“Kok bisa?”

Satu per satu pertanyaan terdengar dan itu semakin membuat Nabila malu. Bukan malu karena apa, tetapi memang dasarnya Nabila itu orangnya pemalu.

“Gak kok gue sama Hafi gak ada apa-apa.” Ujar Nabila yang seolah menjawab pertanyaan dari teman temannya.

Soon doain aja.” Ceplosan Hafi itu membuat teman temannya seketika langsung menggoda keduanya. Dan jangan lupakan semburat merah yang muncul di kedua pipi Nabila.

“Apasih Fi.” Ucap Nabila.

Hafi tertawa kecil melihat tingkah malu cewek di hadapannya itu. Dia pun mengangkat tangannya dan mengacak acak puncak rambut Nabila.

“Nanti pulang bareng saya ya, saya gak terima penolakan.”

“Ihh nanti Nabila bisa pulang sendiri kok. Lagian rumah Nabila kan jauh.”

“Kan saya udah bilang, saya gak nerima penolakan Bil.”

Setelah berucap demikian, Hafi pun kembali ke meja nya dan teman temannya.

“Ciee yang mau pulang bareng.” Ledek Putri yang duduk di sebelah kanan Nabila.

“Apasihhh, ini tuh gara gara lu ya.” Ucap Nabila yang dibalas langsung dengan tertawaan dari Putri.

“Yaudah sih, harusnya lu tuh terima kasih sama gue.” Balas Putri.

“Lo sejak kapan Bil dekat lagi sama Hafi?”

“Iya bukannya Hafi di kampung nya ya?”

Lagi lagi rasa penasaran keluar dari teman temannya Nabila. Dan pertanyaan tadi berasal dari Aurel dan Mela.

“Sejak empat bulan yang lalu kayaknya. Gue deket karena sering chat an aja sama Hafi, ketemu juga baru kali ini kok.” Jawab Nabila.

Teman temannya pun hanya ber oh ria. Sebenarnya mereka dukung dukung saja hubungan Hafi dan Nabila, tetapi sebagai seorang teman pastilah mereka juga mau yang terbaik untuk Nabila dan sepertinya jika dekat dengan Hafi, Nabila merasa bahagia jadi mereka hanya dapat mendukung saja.

-----

15.30 WIB

Sudah dua setengah jam berlalu bagi Nabila dan teman temannya mengadakan reunian di Young Café.

Waktu memang tidak terasa disaat kita sedang merasakan sebuah kebahagiaan. Kerinduan pun sudah terobati dengan acara pada hari ini. Dan karena merasa sudah terlalu lama di kafe ini, makanan mereka pun sudah habis ditambah ada yang memiliki acara lain, jadi acara reunian ini pun berakhir.

Tetapi tentu ini bukan menjadi yang terakhir, karena mereka sepakat untuk mengadakan pertemuan setiap sebulan sekali.

“Gue duluan ya..”

“Hati hati ya.”

Satu per satu remaja remaja ini pun pulang ke rumah atau pun berpindah tempat ke tempat yang lain meninggalkan kafe ini. Kini tersisa Nabila dan Hafi.

Satu yang dipikirkan Nabila sejak tadi. Apakah cowok di sampingnya ini benar benar lupa dengan ulang tahunnya? Atau memang Hafi tidak tau? Karena selama acara, hanya Hafi yang tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, itu juga karena Hafi adalah orang yang terakhir datang sementara teman temannya yang lain sudah mengucapkan sebelum Hafi datang.

Jadi bisa sajakan cowok itu lupa bahkan gak tau.

“Saya ambil motor dulu ya.” Ucap Hafi yang dijawab anggukan oleh Nabila.

Dan Hafi pun berjalan menuju tempat dimana motornya ia parkirkan lalu setelahnya dia menghampiri Nabila yang sudah menunggunya di depan kafe. “Yuk naik Bil.” Dan Nabila pun naik ke atas motor itu lalu mereka meninggalkan kafe tersebut.

-------

To be continued....

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang