38. Awal Kebohongan

567 35 6
                                    

Sebelum membaca, tekan tombol bintang terlebih dahulu.

Don't be a silent reader.

Jangan lupa follow aku.

Selamat Membaca.

-----

Waktu demi waktu berjalan begitu cepat, tak terasa kini sudah memasuki tiga bulan usia hubungan Hafi dan Nabila.

Tentu semua tak berjalan dengan mulus, ada saja pertengkaran pertengkaran kecil antara keduanya. Tetapi sampai saat ini keduanya masih dapat menangani dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara keduanya.

Dan kini tinggal menghitung kurang dari dua minggu sebelum Nabila resmi menjadi kelas dua belas. Ia pun sudah menyelesaikan ujian kenaikan kelasnya. Dan ia pun juga sudah pembagian rapot, Alhamdulillah ia masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk tetap menduduki peringkat satu di kelasnya.

Liburan kenaikan kelas saat ini tentu sangat dimanfaatkan oleh Nabila sebelum nantinya ia akan ber pusing pusing ria dengan statusnya sebagai murid jenjang akhir yang disuguhkan oleh banyaknya ujian.

“Kamu mau pesen apa?”

Kini Hafi dan Nabila sedang berada di sebuah warung makan bakso.Liburan Nabila membuat keduanya jadi lebih sering bertemu.

“Hmm mie ayam bakso raket panggang madu deh.” Hafi menjawab setelah melihat lihat menu.

“Oke, minumnya?”

“Es jeruk.”

Nabila pun menandakan pesanan nya dan Hafi di kertas menu yang diberikan.

“Mbaa..” Nabila melambaikan tangan memanggil pelayan.

“Ini Mba pesanan nya.” Nabila menyerahkan kertas menu tersebut.

“Pesanannya, mie ayam bakso raket panggang madu satu, mie ayam bakso raket panggang keju satu, dan es jeruknya dua ya. Ada lagi?” Tanya pelayannya.

“Kamu es jeruk juga?” Tanya Hafi setelah mendengar penuturan pelayan tersebut.

“Iya, emangnya kenapa?”

“Dih bandel, jangan minum yang asem asem Bil, nanti asam lambung kamu kambuh gimana? Udah ganti ganti, air putih aja Mba, satunya jadi es jeruk satu dan air putih satu.” Ujar Hafi

“Oke baiklah, silahkan ditunggu ya.”

Nabila cemberut kesal melihat Hafi yang mengganti pesanannya.

“Kenapa? Mau ngambek?” tantang Hafi saat melihat wajah kesal Nabila.

Nabila memilih mengabaikan Hafi dan mengambil ponselnya.

“Dih saya tuh lagi ngomong, malah main hp.” Ucap Hafi sambil mengambil ponsel dari tangan Nabila.

“Ihhh Hafiii, kembaliin!!”

“Gak mau, jangan ngambek-ngambek. Saya kan kayak gini juga karena sayang sama kamu. Paham?”

Nabila mengangguk patuh

“Nah gitu dong, nih hp kamu.” Hafi mengembalikan ponsel tersebut.

Tentu bukan tanpa alasan, Hafi melarang Nabila seperti ini. Ia belajar dari pengalaman, karena pacarnya ini baru saja sembuh beberapa minggu lalu dari penyakitnya. Asam lambungnya naik tinggi dan kata dokter, maag yang diidap oleh Nabila sudah berada di tingkat akut. Jadi, cewek itu harus selalu menjaga pola makannya.

Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit, akhirnya pesanan keduanya pun datang.

“Ini Mas, Mba pesanannya.”

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang