Hari ini adalah hari terakhir dilaksanakan nya UAS GANJIL di sekolahku. Tidak ada yang berubah dari suasana ujian di sekolah ku selalu saja ramai dan heboh walaupun notabene nya saat ini kami sedang ujian. Apalagi hari ini adalah hari terakhir dimana itu artinya liburan semester sudah di depan mata.
Aku pun begitu antusias dengan hari terakhir ini, pasalnya bukan hanya liburan yang aku tunggu tunggu melainkan juga aku menunggu ponsel ku kembali. Ya, ponsel ku disita selama berlangsungnya ujian satu Minggu ini. Aku jadi tidak bisa berkomunikasi dengan teman teman ku termasuk dengan Hafi. Ya, walaupun nyatanya kami selalu bertemu setiap hari tapi tetap saja aku merasa ada yang kurang karena tidak bertukar pesan dengan Hafi.
Tetapi yang berbeda adalah saat ujian seperti ini aku dan Hafi lebih banyak berinteraksi secara langsung dibandingkan saat kita di kelas pada hari biasa nya. Mungkin itu karena letak duduk ku yang berdekatan dengan Hafi. Dan juga karena memang Hafi orang nya iseng jadi ada saja tingkahnya yang membuat ku jadi berinteraksi dengannya.
"Besok jalan yuk." ajak Putri
"Jalan kemana?" tanyaku
Aku dan Putri saat ini berada di kantin, ya kami hanya berdua saja karena teman teman yang lainnya sudah ke kantin lebih dulu tadinya.
"Ya ke mana aja. Makan gitu terus ngobrol ngobrol bareng." Jawabnya
"Setiap hari juga gue ngobrol sama lu." ucapku
"Iya deh Bil terserah lo aja." ucapnya dengan nada yang terdengar kesal.
Aku terkekeh kecil melihat respon Putri itu "Iya iya, nanti gue izin dulu sama Mak gue ya."
"Asik.. Entar gue ajak Amel juga."
"Iya terserah lu."
"Put.."
"Apaan?"
"Gue mau cerita sama lu sebenarnya." ucapku dengan nada yang seketika menjadi serius.
"Ya cerita aja. Tentang Hafi ya?"
"Iya."
"Yaudah cerita aja."
"Waktu itu gue pernah liat status line nya Hafi itu 'A' gitu. Nah kalau kata lu siapa?" Tanyaku
"A? Kapan dah dia masangnya?"
"Udah lumayan lama sih waktu itu pokonya. Kata lu siapa?" Aku kembali bertanya kepada Putri
"Aurel kayaknya." jawab Putri
"Gue juga mikir nya Aurel sih."
"Lah lo udah tau?" tanya Putri bertubi tubi
"Iya gue tau." jawabku
"Semenjak Hafi pasang status itu, gue nyari tau tapi gue belum yakin juga sih makanya gue mau nanya ke lu." Lanjutku
"Terus gimana? Lo cemburu?"
Aku terkekeh kecil "Engga ada hak juga gue juga cemburu Put."
Ya, Hafi memang menyukai Aurel. Aku memang sudah mengetahui hal itu tapi aku pun baru mengetahuinya beberapa Minggu yang lalu. Aku pernah bilang akan bercerita bukan tentang Hafi yang tau mengenai letak rumah Aurel? Ya aku akan bercerita
Awal aku dekat Hafi, aku sama sekali tidak mengetahui tentang hal itu. Aku baru mengetahuinya setelah beberapa Minggu aku dekat dengannya. Itu berawal dari Hafi yang tiba tiba memasang status A di profil miliknya. Aku pernah bertanya pada Hafi apakah dia punya 'doi' atau tidak tapi dia menjawab tidak.
Lalu aku mencari tau tentang si A ini. Setelah mendapat beberapa informasi aku pun akhirnya tau jika A yang dimaksud Hafi ini adalah Aurel. Ya, Hafi ternyata sudah cukup lama menyukai Aurel. Keduanya sudah kenal dari mereka kelas 7. Dan hubungan mereka ternyata sudah cukup dekat, tapi setahu ku Aurel tidak menyukai Hafi. Mungkin jika Aurel menyukai Hafi,mereka sudah berpacaran saat ini. Tetapi selama ini aku tidak pernah membahas tentang Aurel kepada Hafi, ya kerena menurutku itu bukan menjadi hak ku untuk bertanya kepadanya. Jadi aku memilih untuk mencari tau sendiri.
"Tapi Bil, Hafi kan masang itu udah lumayan lama. Menurut lu sekarang mungkin gak kalau dia suka nya sama lu?" tanya Putri
"Engga mungkin lah. Gue sadar diri kok Put, gue bisa deket sama Hafi kayak sekarang aja udah seneng banget. Gue juga pernah beberapa kali ngeliat Hafi tuh ya beda gitu ke Aurel, mungkin sampe sekarang emang Hafi masih suka sama Aurel." jawabku
"Lo segitunya suka ya sama Hafi?" tanya Putri
"Gimana ya Put. Jujur ini baru pertama kali nya buat gue bisa deket sama cowok yang gue suka. Awalnya emang gue ragu gue suka sama Hafi, Lo tau sendiri kan kalo gue tuh gak suka sama cowok cowok badboy kayak Hafi. Tapi setelah gue Deket sama dia, gue banyak ngerasain hal yang belum pernah gue alamin sebelumnya. Gue nyaman banget kalau lagi chat atau Deket sama Hafi. Mungkin rasa suka gue udah berganti kali ya Put. Gue sayang sama Hafi, tapi Lo tau kan gue bukan tipikal cewek yang berani nunjukin perasaannya ke orang lain."
Tanpa sadar aku menitihkan air mata, untuk pertama kalinya aku menangis karena masalah hati.
"Gue gak berharap untuk bisa punya hubungan lebih sama dia Put. Cukup jadi temen deket buat dia aja gue udah seneng. Jadi, kalau nantinya emang Hafi sudah menemukan cewek yang tepat buat dia gue akan mundur kok. Gue sayang sama dia bukan sekedar karena gue pengen punya hubungan sama dia, gue sayang sama dia karena emang hati gue milih dia dan kalau hati dia gak milih gue, gue gak bisa berbuat apa apa. Perasaan itu gak bisa dipaksakan."
"Udah dong Bil jangan sedih." Putri menenangkan aku dengan memelukku.
"Gue pengen semuanya ngalir aja Put. Gue diberi kesempatan buat bisa deket sama Hafi bahkan dengan cara yang gak sama sekali gue duga sebelumnya. Dan itu buat gue yakin kalau emang jalan cerita gue sama Hafi beneran ada tapi belum menemukan tujuannya aja." Lanjutku
"Kalau menurut gue mending lo jujur sama Hafi tentang perasaan lu. Kan selama ini Lo selalu bilang enggak kalau ditanya Lo suka sama dia atau engga." ujar Putri sembari melepas pelukannya padaku.
"Tanpa gue kasih tau pun gue rasa juga dia tau kalau gue suka sama dia Put." ujarku
"Tapi kan tetep aja beda Bil, Lo juga harus ngungkapin nya sendiri."
"Gue takut Put. Gue takut kalau gue bilang tentang perasaan gue ini, gue malah jadi jauh sama Hafi. Gue takut kalau dia gak suka sama perasaan gue ini."
"Huftt..."
"Yaudah deh terserah lu aja. Gue sebagai sahabat lo cuma bisa dukung apapun keputusan lo."
"Makasih ya Put. Lo emang sahabat terbaik gue."
"Iya dong Putri gitu lho."
Kami pun terkekeh dengan ucapan percaya diri dari Putri itu. Ah, rasanya aku beruntung sekali memiliki sahabat seperti Putri. Walaupun Putri itu orangnya blak blakan alias nyablak kalau ngomong tapi itu yang kusuka darinya. Dia tidak neko neko orangnya, jika suka dia bilang suka jika tidak maka dia bilang tidak. Putri pun termasuk perempuan paling diincar di sekolah ku, ya kuakui Putri memang memiliki wajah yang cantik dan dia pun ramah dan baik. Jadi banyak cowok yang menyukainya. Itu yang membuat Ardhan dibilang beruntung memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...