24. Kebodohan (Hafi)

619 40 8
                                    


Hari Sabtu...

Hari yang selalu ditunggu oleh semua pelajar sekolah negeri dan pastinya ditunggu oleh kaum anti jomblo kayak gue. Hari ini kelas gue ada jadwal atletik yang mengharuskan gue untuk bangun pagi pagi, tetapi ada yang membuat gue semangat kali ini yaitu jadwal atletik kelas 9 hari ini bersamaan dengan jadwal atletik kelas 8 dan itu artinya hari ini gue akan berangkat atletik bareng dengan Milla, cewek yang kurang lebih sebulan ini sudah resmi jadi cewek gue.

Gue : Mil nanti aku jemput jam set 7 ya

Milla : Iya, jangan ngaret ya kamu

Gue : Siap bos ku!

Setelah mengirim pesan kepada Milla, gue pun bersiap untuk mandi dan menjemput Milla.

----

"Mil nanti kamu tunggu di depan tempat loket aja ya, biar aku cari parkir dulu." Ucap gue ke Milla saat kami sudah mau sampai di tempat atletik

"Iya." Jawabnya

Dan saat gue mau masuk mencari parkir, Milla pun turun dari motor dan menunggu di dekat loket tiket. Tetapi ada satu hal yang menarik perhatian gue.

Tanpa menunggu lama, gue pun mencari parkir dan memakirkan motor gue ini. Lalu saat gue ingin jalan ke loket tiket, gue meihat ada Nabila yang berdiri tidak jauh dari Milla berdiri. Rasanya udah lama banget gue sama dia gak saling bertegur sapa, padahal kami setiap hari bertemu di kelas. Mungkin Bila juga udah benci sama gue, apalagi ditambah waktu itu gue pernah salah manggil dia dengan nyebut dia "Milla"

Flashback

"Semuanya. Siapin uang amal nya ya."

Bila tiba-tiba teriak untuk menagih uang amal.

Gue melihat Bila yang mencoba menagih uang amal kepada teman teman gue ini. Bukannya uang yang mereka keluarkan, tetapi malahan beribu alasan yang diberikan kepada Bila.

"Eh amal amal cepetan."

Gue terkekeh kecil mendengar Bila yang sepertinya sudah di ujung tanduk karena ulah teman teman gue ini. Lalu Bila akhirnya menuju ke arah meja gue dan Dhani.

"Bil uang nya lagi ngepas banget nih, kapan kapan aja ya." Ucap Dhani saat Bila sudah berada di hadapan gue dan Dhani.

"Jangan banyak alasan ya." Balas Bila

"Satu alasan kok Bil. Gak ada duit." Sahut Dhani lagi yang membuat gue dan teman teman gue lainnya tertawa cukup keras.

"Awas aja ya sampai gue liat kalian pada jajan ke kantin." Ancam Bila yang malah terdengar lucu bukan menakutkan.

"Yaelah Bil jangan gitu dong. Kan uangnya ada emang Cuma buat jajan. Kalo gue gak jajan, gue gak makan, terus kalau gue gak makan gue sakit. Emang lo mau ngurusin gue kalau gue sakit? Kalau mau sih gapapa." Lagi lagi Dhani masih saja membalas ucapannya Bila.

"Iya dah terserah lu." Terdengar pasrahan dari Bila.

"Jadi ini gak ada yang mau amal apa?" Tanya Bila memastikan karena teman teman gue ini daritadi hanya bercanda saja tidak ada yang amal.

Tetapi pada akhirnya ada beberapa yang amal, lalu Bila mulai beranjak dari tempat barisan gue dan melangkah ke depan. Dan di sinilah kebodohan gue itu terjadi.

"MILLA.."

Percayalah gue sama sekali gak ada maksud apa apa untuk salah manggil Bila dengan sebutan Mila.

"Eh Bila."

Gue langsung mengganti ucapan gue dengan nama yang bener,tetapi entah kenapa gue ngerasa bodoh banget. Kenapa coba bisa sampe salah manggil?

Bila pun menoleh setelah gue mengoreksi panggilannya.

"Kenapa?" tanyanya

"Maaf ya gue salah manggil."ucap gue dengan benar benar minta maaf

"Iya gapapa." Jawabnya yang.. ya terdengar sedikit terpaksa

"Lagian lo ada aja aja sih Fi, pakai segala salah panggi gitu."

"Tau si Hafi."

"Kebanyakan pacaran sih lo."

"Bacot lo semua." Ucap gue yang semakin merasa gak enak kepada Bila

"Ini gue mau amal." Ucap gue

"Oh yaudah nih." Jawabnya singkat lalu menyodorkan kantung amal ke arah gue.

"Yailah Fi amal aja lama banget."

"Tau lo bilang aja mau modus sama Bila. Udah punya Milla, Fi inget."

"Awas Bil, entar malah duitnya diambil semua sama Hafi."

Pada bacot emang nih pada. Batin gue

"Gak usah didengerin Bil." Ucap gue ke Bila yang terlihat sudah semakin gak nyaman

"Udah?" tanyanya

Gue pun mengangguk "Iya udah."

Lalu tanpa basa basi lagi, Bila langsung berbalik dan berjalan cepat kea rah tempat duduknya.

Flashback off

Itulah cerita yang membuat gue sampai saat ini masih merasa gak enak sama Bila, tapi gue juga gak tau harus ngelakuin apa. Takut Milla menunggu lama, gue pun berjalan ke arah loket dimana Milla berdiri.

Saat gue ingin menghampiri Milla, gue melewati Nabila yang terlihat sedang sibuk mencari sesuatu di tas nya. Entah kenapa tapi muka nya Bila terlihat panik, sebenarnya apa yang dia cari ya?

Baru saja gue mauu menghampiri dia, dia lebih dulu menemukan yang dia cari. Ternyata dia mencari uang 2 ribuan, lalu ia memberikan uang itu ke petugas loket dan setelahnya dia langsung berlari ke arah keluar tempat parkir dan menuju gedung atletik.

Segitunya kah Bila menghindari gue?

"Hafi.."

Panggilan dari Milla itu membuat gue menoleh ke arahnya, lalu gue membayar tiket di tempat loket dan setelahnya gue menghampiri Milla. Kami pun bergandengan dan masuk ke dalam gedung atletik.



Assalamualaikum teman-teman semuanya..

Maaf atas kelamaan aku untuk update, karena memang baru sempat buka laptop lagi. Dan tenang aja karena sudah memasuki waktu libur aku akan sering update, Insya Allah.

Dan untuk informasi aja, kalau part ini adalah part terakhir yang menggunakan POV Hafi. So,, mulai part selanjutnya akan menggunakan POV Author.

Makasih yang udah baca dan tetap tunggui cerita ini ya.

Jangan lupa komen dan vote nya yang sangat berharga untuk aku. Terima kasih....

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang