6. Labil. (Nabila)

1K 60 0
                                    

Hari ini ada acara pembagian rapor tengah semester di sekolah ku. Dan yang mengambil rapor adalah mama ku, karena aku sudah memasuki kelas 9 sebelum pembagian rapor dimulai ada acara tambahan untuk para orang tua murid kelas 9 yaitu rapat untuk membahas ujian ujian dan jadwal jadwal lainnya yang akan dihadapi oleh kelas 9. Tetapi rapatnya tidak lama mungkin akan diperjelas saat pembagian rapor semester nantinya.

Setelah mengantarkan Mama ku ke dalam kelas, Aku dan Putri pun pergi ke kantin untuk jajan. Disana aku melihat Hafi dan satu orang temannya. Jujur aku tidak tau jika Hafi ada di sana, aku ke kantin pure karena aku memang ingin jajan.

Aku dan Putri jajan di stand kantin yg bersebelahan dengan Hafi dan temannya. Ah, aku lupa bilang jika disana pun ada Kevin teman sekelas ku.

"Put sini Put." ajak Kevin.

Kevin tiba tiba menarik lengan baju Putri dan mengajaknya mengobrol di tempat duduk depan stand kantin yang lumayan jauh dari stand kantin yang aku dan Putri jajani ini.

Yaelah si Kepin ngapain sih sm Putri ? Aku bertanya dalam hati.

"Tungguin gue Bil." teriak Putri yang ku jawab dengan anggukan kepala singkat.

Untuk menunggu Putri aku pun duduk di tempat duduk yang disediakan di depan stand kantin.
"Makan apa Bil?"

Aku terkejut karena tiba tiba ada yang bertanya seperti itu dari samping. Sebenarnya aku mengenali bahkan sangat mengenali suara itu tapi aku memastikan dengan menoleh ke samping kiri ku. Dan benar dia Hafi.

"Nih.." Aku menjawab pertanyaan Hafi dengan menunjukkan jajanan yang ku beli dan yang saat ini sedang ku makan.

"Itu doang? Beli lagi gih." ucap Hafi

"Engga usah ini aja udah." tolak ku.

"Beli lagi aja gue bayarin yuk." ajak Hafi dengan sedikit menarik lengan ku yang ditutupi seragam sekolah itu.

"Ih engga usah Hafi ini udah kok." Aku lagi lagi menolak ajakan Hafi karena memang aku tidak ingin beli apa apa lagi ditambah itu dengan Hafi. Aku bisa pingsan nantinya.

Setelah mendengar penolakanku Hafi pun kembali duduk di sampingku. Jangan tanya bagaimana perasaan ku saat ini, Aku dan Hafi memang dekat tapi dalam hanya sebagai teman chat. Kita jarang berkomunikasi secara langsung walaupun kita berada dalam kelas yang sama.

"Yang itu cakep deh Di." Aku pura pura menunjuk seorang cowok yang kutahui bernama Dylan itu.

"Yaelah cakepan juga gue Bil. Ya gak?" ucap Hafi dengan pedenya.

Aku harus memberi tau jika Hafi memiliki tingkat kepedean yang sangat tinggi.

"Pede banget sih Fi." ucapku sambil tersenyum geli kepadanya.

"Hmm. Fi gue punya surat tau buat lu tapi gue gak bawa." Entah kenapa aku tiba tiba mengucapkan itu.

Semalam aku memang menulis surat untuk Hafi tapi aku tidak berniat untuk memberikan kepadanya. Tapi entah dorongan darimana aku jadi percaya diri untuk memberikan surat itu kepadanya.

"Yaelah masa gak bawa sih." ujar Hafi

"Iya beneran gak bawa. Yaudah kapan kapan ya gue kasihnya." ucapku

"Gak usah kapan kapan. Nanti gue tagih ke lu." Balas Hafi

Ucapan Hafi itu membuat ku menyesal telah mengatakan tentang surat itu kepadanya. Aku kembali takut untuk memberikan kepadanya.

"Ayo Bil balik ke kelas." Ajak Putri yang tiba tiba muncul di depan ku dan memang terlihat urusan dengan Kevin sudah selesai. Kevin pun sudah tidak terlihat lagi di kantin.

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang