13. Jadian (?) (Nabila)

789 46 8
                                    

"Ihhh kok gak bisa nyala sih?!!"

Aku terus mengotak atik ponsel ku ini. Sejak tadi ponsel ku ini tidak bisa menyala padahal tadi sore masih bisa menyala.

"Ahh tau ahh!!" kesalku lalu menaruh ponselku dengan sedikit membanting nya.

Aku tidak mengerti mengapa ponsel ku tidak bisa menyala seperti itu. Padahal malam ini rencananya aku ingin chatting dengan Hafi setelah seminggu tidak bertukar pesan dengannya. Berbicara soal Hafi, sebenarnya selain ingin chatting dengannya aku pun penasaran dengan status baru Hafi.

Sebelumnya Hafi tidak pernah memakai status, terakhir kali pun itu adalah 'A' dan itu sudah cukup lama ia hapus. Lalu tadi sore aku melihat pembaruan profil dan tertera status Hafi berganti menjadi 'm'. Entah kenapa perasaan ku tidak enak setelah melihat status baru Hafi itu.

Tadi saat di sekolah aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Hafi dengan Dhani. Aku tidak terlalu jelas mendengarnya tapi dapat aku simpulkan jika arah pembicaraan itu tentang pacaran pacaran. Tapi aku tidak mengerti siapa yang pacaran.

Aku terus berpikir sambil meratapi nasib ponsel ku yang tiba tiba tidak menyala itu. Aku melamun hingga akhirnya ngantuk menghampiriku. Aku tertidur disaat tanganku masih menggenggam ponsel ku yang 'mati' itu.

-----

Hoamm

Aku merentangkan kedua tangan ku ke atas. Aku seketika teringat akan ponsel ku tadi malam yang tiba tiba mati. Lalu aku mencari cari ponsel ku di sekitar tempat tidur ku.

"Nah ini dia." Ucapku setelah menemukan ponsel ku dibawah bantal.

Bismillah.

Setelah meramalkan basmalah aku pun mulai menekan tombol on pada ponselku.

"YEAYY!!" girangku setelah mendapati ponselku dapat menyala kembali.

Tapi di satu sisi pun juga aku bingung mengapa ponsel ku bisa kembali menyala tiba tiba. Tapi aku tidak mementingkan itu sekarang. Aku terlalu senang karena ponsel ku dapat menyala kembali, aku pikir ponsel ku rusak karena tiba tiba mati semalam.

Setelah ponselku sudah benar benar menyala, aku langsung menyalakan data selular ponselku. Dan tak lama kemudian muncul banyak notifikasi di langit langit ponselku. Wajar saja banyak, aku tidak pernah menyalakan ponsel ku seminggu belakangan ini.Tidak menunggu lama, aku pun membuka aplikasi line ku.

Ada beberapa pesan dari teman teman ku, dari berbagai grup, dan dari beberapa OA. Tak terkecuali dari Hafi. Ada satu notifikasi dari Hafi.

Hafi : Wkwk

Aku teringat akan status Hafi kemarin yang membuat ku penasaran. Aku mengurungkan niat ku untuk membuka pesan dari mereka semua. Lalu aku beralih ke bagian pembaruan profil.

Damn.

Ada nama Hafi tertera disana lebih tepatnya nomor dua dari atas dan itu artinya Hafi benar benar baru mengganti profilnya. Tapi bukan itu yang membuat ku terkejut. Yang membuat ku terkejut adalah status Hafi saat ini sudah berganti dengan status yang terakhir kali aku lihat kemarin. Jika kemarin aku melihat statusnya adalah 'm' maka sekarang status nya berganti menjadi '17💕'.

Dan yang lebih mengejutkan aku adalah foto sampul Hafi yang berganti menjadi foto seorang perempuan yang tidak aku kenal. Aku teringat jika hari ini adalah tanggal 18, dan itu artinya Hafi jadian tadi malam yaitu tanggal 17.

Saat ini aku tidak bisa berpikir apa apa. Seketika pikiran ku kosong, bohong bukan jika aku berkata aku baik baik saja? Ya, aku tidak baik baik saja saat ini. Tak lama terasa pipi ku sudah basah akan air mata yang turun.

Dia udah jadian.

Hanya itu yang ada dipikiran ku saat ini. Aku bertanya pada diriku apa pantas jika aku sedih? Aku bukan siapa siapa Hafi, lantas apa hak ku menangisi Hafi yang jadian dengan orang lain. Aku merasa bodoh sekali saat ini.

Aku teringat percakapan ku dengan Putri kemarin. Entah kenapa yang aku rasakan saat ini berbeda dengan yang aku ucapkan kemarin dengan Putri. Aku tidak menyangka rasanya akan sesakit ini. Bohong sekali jika aku bilang aku rela begitu saja Hafi jadian dengan cewek lain. Nyatanya yang kemarin aku ucapkan semuanya bullshit. Aku hanya ingin terlihat tegar di depan Putri tapi nyatanya aku tidak bisa setegar itu.

Aku memang tidak berharap akan jadian dengan Hafi. Walaupun pernah beberapa kali aku membayangkan hal itu terjadi tapi semua bayangan itu langsung aku tepis karena aku tidak boleh terlalu jatuh dalam jurang harapan. Aku takut tidak bisa kembali saat tidak berhasil mencapai harapan itu. Tapi jujur aku memang berharap jika Hafi sedikit saja bisa membalas perasaan ku.

Tapi memang ini lah kenyataannya, dia tidak pernah memiliki perasaan apa apa untukku. Harusnya aku tidak terbawa perasaan oleh sikapnya selama ini kepadaku. Harusnya aku tidak berharap padanya. Harusnya aku sadar diri jika Hafi tidak akan pernah menyukaiku. Harusnya aku tau kalau aku hanya teman sekelasnya. Harusnya aku tau jika Hafi memang baik kepada semua orang bukan hanya denganku.

Harusnya,harusnya,harusnya. Ya, memang harusnya. Tapi tidak ada guna lagi kata harusnya karena semua ini sudah terjadi. Rasa sakit ini sudah terlanjur aku alami. Air mata ini sudah terlanjur turun untuknya. Dua kali aku menangisi perasaan ku untuk Hafi. Dan ini benar benar yang pertama untukku. Aku tidak pernah menangis untuk hal seperti ini sebelumnya. Karena memang aku belum pernah memiliki perasaan sedalam ini sebelum aku mengenal Hafi.

Dan pertanyaan nya saat ini....

Aku harus apa?

Bodoh!!!

Bukan pertanyaan itu yang kamu butuhkan Nabila. Yang kamu butuhkan saat ini adalah pernyataan. Pernyataan jika dia sudah menjadi milik orang lain dan kamu harus mundur. Kamu harus menjauh darinya, hilangkan semua perasaan mu padanya. Itu yang kamu harus lakukan.

MOVE ON......

Aku terus berusaha menyemangati diriku sendiri tapi nyatanya tidak semudah itu. Air mata ini malah semakin mengalir deras. Aku tidak sanggup lagi untuk menggenggam ponsel ku, lalu aku biarkan ponsel ku tergeletak begitu saja. Aku meraih bantal ku dan menelungkupkan kepalaku di sana. Aku menangis sepuasnya, aku tidak tau harus apa selain menangis saat ini. Aku terisak terus hingga tanpa sadar aku tertidur kembali dalam keadaan wajahku masih dipenuhi sisa sisa air mata.

Ternyata seperti ini rasanya sakit hati. Ternyata seperti ini rasanya sedih karena orang yang kita sayangi. Satu pesanku "janganlah terlalu berharap karena merasa diberikan harapan, karena belum tentu dia berniat memberi harapan padamu. Bisa saja itu hanya kamu yang terlalu terbawa perasaan dan terlalu percaya diri."

Dan ada satu hal yang membuat ku tersadar atas alasan mengapa aku begini...

Aku sudah jatuh terlalu dalam atas perasaan ini.

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang