57. Komitmen

514 35 4
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

-----

Dua tahun kemudian.

Di sebuah tempat yang tak begitu ramai, namun dapat dikatakan sangat luas untuk ukuran sebuah kantin.

Nabila duduk seorang diri di salah satu kursi, tak ada orang selain dirinya di meja yang dijadikan tempat perempuan itu meletakkan laptop miliknya.

Mata Nabila terarah lurus ke laptop yang ada di hadapannya, huruf demi huruf muncul dari ketikan di keyboard laptop berwarna hitam itu.

"Hai Bil, serius amat kayaknya,"

Ucapan seorang cowok itu langsung membuat perhatian Nabila teralihkan ke sosok yang sudah duduk di sampingnya itu.

"Eh Kak Danu, iya nih Kak, biasa tugas," jawab Nabila sambil tersenyum manis ke arah cowok bernama Danu, lengkapnya Danu Aksara.

Danu Aksara, cowok yang merupakan senior Nabila di kampus. Mereka tidak satu fakultas, namun Danu sering sekali datang ke gedung fakultas Nabila. Tapi mungkin karena gedung fakultas teknik dan fakultas ekonomi berdampingan. Contohnya seperti sekarang, Danu muncul di kantin yang berada di fakultas Nabila.

"Lo emang rajin banget ya,Bil," ujar Danu.

"Kalau gak rajin, bisa bisa beasiswa aku nanti dicabut Kak," balas Nabila lalu perempuan itu kembali fokus ke laptop.

Danu mengangguk paham lalu memilih pindah duduk di hadapan Nabila.

"Si Cindy kemana? Tumben lo gak sama dia?" tanya Danu.

Sebelum Nabila menjawab, perempuan itu menutup layar laptop nya karena tugas nya sudah selesai.

Lalu baru, ia mengadahkan pandangannya ke senior nya itu.

"Dia ke perpustakaan dulu, katanya sih mau minjem buku. Terus aku disuruh duluan, soalnya tadi aku udah laper banget," jawabnya.

Danu mengangguk dan ber oh ria.

Lalu cowok itu memandang Nabila, mengamati perempuan yang sedang meminum jus alpukat yang menjadi kesukaannya.

Merasa bahwa dirinya sedang diperhatikan, Nabila memandang Danu dengan bingung lalu menyudahi kegiatan meminumnya itu. "Kakak kenapa liatin aku nya gitu banget?" tanyanya.

"Gue mau ngajak lo pulang bareng nanti, dan gue gak mau kata kata gabisa, keluar lagi dari mulut lo untuk ke sekian kalinya," ujar Danu.

Raut wajah Nabila berubah dengan seketika, "Kak..."

"Gue cuma ngajak pulang bareng, Bil, what's wrong?" tanya Danu, pertanda ia tak ingin permintaannya ditolak lagi.

"Maaf Kak, tapi aku tetap gak bisa. Lagian kan kakak tau, aku selalu pulang bareng Cindy, dan aku gak enak kalau misalkan dia harus pulang sendirian karena aku bareng sama Kak Danu," ucap Nabila.

"Apa iya karena Cindy?" tanya Kak Danu dengan nada yang tak percaya dengan ucapan Nabila itu. "Bukan karena lo lagi jaga hati lo buat seseorang?" lanjutnya.

Nabila mengeryit bingung, "Maksud Kak Danu?"

Danu tak menjawab, cowok itu membuka tas nya dan mengambil sebuah buku yang semua orang pasti tau bahwa buku itu merupakan buku harian alias diary.

"Ini punya lo kan?" tanya Kak Danu sembari menunjukkan buku bersampul warna gradasi biru dan merah muda itu.

Nabila terkejut dengan buku yang dari kemarin ia cari setengah mati itu dan ternyata buku itu kini berada di tangan seniornya.

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang