37. MINE

599 43 1
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk menekan tombol bintang terlebih dahulu.

Don't be a silent reader.

Selamat membaca.

-----

Hembusan dinginnya angin malam seolah menusuk kulit seorang perempuan yang tengah berdiri di balkon kamarnya.

Ia menatap langit malam yang dipenuhi sinarnya bintang dan bulan yang bertugas menerangi bumi ini.

Memakai piyama lengan panjang tak membuat perempuan itu aman dari dinginnya malam. Ia memeluk dirinya sendiri seakan berlindung dari kejamnya angin malam.

Ting.

Suara notifikasi ponselnya itu membuat Nabila langsung mengalihkan pandangannya dari langit malam menuju ponselnya yang ia letakkan di atas meja dekat penyangga balkon kamar.

Hafi : Kamu kenapa belum tidur?

Sambil menjawab pesan dari seseorang yang sudah tepat seminggu ini menjadi pacarnya, Nabila memilih untuk duduk di kursi sebelah meja.

Nabila : Aku belum ngantuk
Nabila : Tapi darimana kamu tau aku belum bobo?

Hafi : Coba lihat ke bawah

Setelah membaca pesan itu, Nabila bergegas berdiri dan melihat ke bawah karena memang balkon kamarnya ini langsung menyajikan jalanan depan rumahnya.

Setelah beradu pandangan dengan gelapnya malam, akhirnya terlihat sesosok cowok yang tengah duduk di atas motornya dan ponsel di tangannya.

“HAFI KAMU NGAPAIN MALEM MALEM KE SINI?” teriak Nabila dari atas.

“MAU LIAT KAMU, SAYA KE ATAS YA?” sahut teriakan Hafi lalu tanpa menunggu jawaban dari Nabila, ia pun memanjat penyangga demi penyangga hingga sampai di balkon kamar Nabila. Untung saja hanya lantai dua.

Ahh hitung hitung olahraga malem.” Ujar Hafi setelah sampai di balkon kamar Nabila.

“Kamu ngapain ke sini malem malem Fi, pake manjat manjat segala lagi. Kan Nabila bisa bukain pintu bawah.” Ucap Nabila sembari mengusap pelipis Hafi yang sedikit berkeringat.

“Hehehe, saya kangen sama kamu. Kan udah dua hari ini kita gak ketemu.” Jawab Hafi.

Nabila menurunkan tangannya dari pelipis Hafi “Dasar.”

“Emangnya kamu gak kangen sama saya?”

“Ya.. gitu deh.”

“Kok gitu deh, gak kangen nih?? Yaudah deh saya pulang aja kalau gitu.”

Eh eh jangan. Iya iya Nabila kangen sama Hafi.” Nabila menahan lengan Hafi yang baru saja ingin beranjak.

“Masih aja gengsi buat ngungkapin perasaan. Kamu itu pacar saya Bil.” Ujar Hafi dengan menatap serius wajah perempuan di hadapannya ini.

“Iya nanti Nabila belajar deh buat gak gengsi lagi.” Balas Nabila.

“Yaudah sini duduk.”

Hafi mengajak Nabila duduk beralaskan lantai balkon dengan posisi duduk menyilang, lalu Nabila menyandarkan kepalanya di bahu Hafi dan tangan Hafi yang merangkul pacarnya itu.

“Nyaman deh.” Ucap Nabila tiba-tiba.

Hafi terkekeh mendengar ucapan Nabila “Udah gak gengsi lagi nih ceritanya bilang bilang begitu ke saya.”

“Kan tadi katanya gak boleh gengsi lagi, ya Nabila belajar aja gitu.”

Lagi lagi Hafi tertawa “Iya, pinter banget sih pacar saya ini, langsung bisa begitu,”

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang