Seperti yang telah disepakati hari Senin lalu, hari ini aku dan kelompok ku akan kerja kelompok untuk mengerjakan tugas PKn. Saat ini aku dan Putri sedang menunggu teman teman yang lainnya. Ya, kini kami sudah sampai di sekolah seperti yang telah dibicarakan waktu itu jika kami akan berkumpul terlebih dahulu di sekolah. Tapi tidak dengan Aurel,sang tuan rumah dan Dinda,tetangga Aurel.
"Lama banget sih si Mela sama Nita." keluh ku yang sudah menunggu kurang lebih 20 menit.
"Iya, si Hafi sama Fadli juga lama banget." ucap Putri.
Tak lama setelah itu terdengar suara mesin motor dan terlihat tiga motor yang sedang menghampiri ke arah ku dan Putri. Tiga motor itu tak lain adalah Nita yang membonceng Mela, Fadli, dan.. Hafi.
"Yaudah yuk jalan." ucapku
"Naik apaan kita Bil?" tanya Putri
"Naik angkot aja. Naik angkot bisa kan Nit?" tanya ku pada Nita yang memang sudah mengetahui letak rumah Aurel.
"Bisa sih, tapi kenapa lo sama Putri gak sama Hafi dan Fadli aja. Ribet tau kalo Lo berdua naik angkot,ntar sampe sono jalan lagi masuknya. Mending tuh dibonceng sama Hafi sama Fadli." saran Nita.
"Terus gue sama siapa?" tanya Putri
"Sama gue aja Put." Sahut Fadli
"Terus Bila sama siapa?" tanya Putri lagi
"Sama gue lah." Tak lain tak bukan yang berkata seperti itu adalah Hafi.
"Ihh Put gue gak mau ah dibonceng Hafi. Naik angkot aja yuk Put gapapa dah ribet dikit." bisik ku ke Putri
Bukan tanpa alasan aku tidak ingin dibonceng oleh Hafi. Yang pertama, sebelumnya aku belum pernah diboncengi oleh cowok seumuran ku. Yang kedua, aku takut awkward dengan Hafi nantinya di motor. Yang ketiga, aku pasti deg deg an selama perjalanan karena dibonceng olehnya. Dan yang keempat, pasti nantinya aku akan menjadi bahan ledekan karena dibonceng oleh orang yang aku suka.
"Gue sama Bila naik angkot aja." ucap Putri.
Saat itu juga aku bersyukur memiliki sahabat seperti Putri yang sangat pengertian dengan keadaan sahabatnya ini.
Setelah memutuskan untuk naik angkot, aku dan Putri jalan menuju depan jalan raya. Dan dibelakang kami ada motor Nita&Mela, Fadli, dan Hafi. Tapi ketika aku dan Putri sudah sampai di depan jalan raya untuk menunggu angkot, lagi lagi Nita kekeh untuk meminta kami dibonceng oleh Fadli dan Hafi.
"Udah sih Bil,Put dibonceng Fadli sama Hafi aja biar cepet terus gak ribet." ujar Nita.
Ini si Nita gak ngerti kondisi gue banget sih. Klo gue dibonceng Fadli mah gak masalah,lah ini Hafi. Batinku.
"Gimana Bil?" tanya Putri padaku yang ku jawab gelengan kepalaku pertanda aku tetap pada keinginan ku untuk tidak dibonceng Hafi.
"Udah Bil naik aja cepetan." ucap Hafi yang tiba tiba sudah berada di sebelah ku bersama motornya.
"Ih gak mau ah." tolak ku
"Ayo Put naik biar gak lama." Ucap Fadli.
"Yaudah lah Bil kita dibonceng mereka aja ya biar gak ribet juga." ucap Putri
"Tapi Put gue gak mau dibonceng Hafi." Ujarku
"Terus lu mau nya gimana? Lu sama Fadli terus gue sama Hafi gitu? Ntar lu cemburu gue yang ribet." ucap Putri
"Ish Putri mah." Kesal ku
"Udah buruan naik malah bisik bisik." ucap Hafi.
"Ih bawel banget sih lu." ucapku
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...